I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung dalam tubuh
makhluk hidup, baik organisme ber sel tunggal maupun ber sel banyak, termasuk
interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi intercellular, baik
energetik maupun metabolik. Pada ikan, kondisi fisiologi dari ikan sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya (Windarti, dkk, 2010).
Darah
mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel
darah terbagi lagi menjadi sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau
bitir-butir darah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai
cairan darah (Windarti, dkk, 2010). Darah adalah suatu fluida yang disebut juga
sebagai plasma tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte
dan beberapa bahan lain tersuspensi.
Pada
umumnya ikan mempunyai darah yang lebih sedikit dibandingkan dengan hewan
vertebrate lainnya.
1.2. Tujuan
dan Manfaat
Adapun tujuan dari
pelaksanaan pratikum ini adalah untuk mengetahui bentuk rupa darah secara
makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah haemolisis (yaitu peristiwa
pecahnya sel darah merah sehingga isinya menyebar keseluruh larutan).
Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat membedakan kombinasi darah setelah diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah dibasahi larutan EDTA/heparin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Mas merupakan jenis
ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak, yang
termasuk dalam golongan
Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan
menggunakan sirip dan bernafas dengan menggunakan insang. Ikan Mas sudah
dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan Mas mulai
dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan Mas yang terdapat di Indonesia merupakan
merupakan ikan Mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan Mas Punten
dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah
terdapat 10 ikan Mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya (http://linc3zbio.blogspot.com).
Klasifikasi ikan Mas
adalah Filum Chordata, Sub Filum Vertebrata, Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei,
Ordo Ostariophysi, Sub Ordo Cyprinoidea, Famili Cyprinidae, Genus Cyprinus dan
Spesies Cyprinus carpio L (http://linc3zbio.blogspot.com).
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri
badan memanjang, agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang
kumis (babels), ukuran dan warna badan sangat beragam. Selain itu juga dikenal
sebagai ikan pemakan segala (omnivora) yang antaralain memakan serangga kecil,
siput cacing, sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain (http://linc3zbio.blogspot.com).
Wedemeyer et
al. (1990) dalam Dopongtonung (2008) menyatakan bahwa pemeriksaan
darah penting untuk membantu peneguhan diagnosa suatu penyakit. Penyimpangan
fisiologis ikan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada gambaran darah, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Darah akan mengalami perubahan yang
serius khususnya apabila terkena penyakit infeksi (Amlacher, 1970 dalam
Dopongtonung, 2008). Parameter darah yang dapat memperlihatkan adanya gangguan
adalah nilai hematokrit, konsentrasi haemoglobin, jumlah eritrosit (sel darah
merah), dan jumlah leukosit (sel darah putih) (Lagler et al., 1977 dalam
Dopongtonung, 2008).
Darah
berfungsi mengedarkan O2 keseluruh tubuh dan membawa sampah
metabolism keorgan eksresi. Selain itu juga berfungsi untuk membawa zat makanan
dari saluran pencernaan kejaringan, membawa O2 dari insang
kejaringan, membawa sampah metabolisme, mengangkut sekresi kelenjar endokrin,
mempertahankan suhu tubuh, mempertahankan pH tubuh dan membantu tubuh
mempertahankan diri dari serangan mikroorganisme (Windarti, dkk, 2010).
Eritrosit (sel darah
merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit dewasa berbentuk
lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya.
Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara
20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah
hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat didalam eritrosit Mudjiman (2001).
Darah biasa tidak tembus
cahaya, hal ini disebabkan karena sifat-sifat optic eritrosit yang terdapat
dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu cairan yang berbeda konsentrasi
garamnya, atau jika sel-sel ini membengkak karena proses difusi/osmosa, maka
hemoglobin akan lepas dan darah menjadi tembus cahaya. Darah yang tidak tembus
cahaya mempunyai sifat seperti cat penutup, sedangkan darah yang tembus cahaya
mempunyai sifat seperti cat lak (permis). Suatu larutan garam yang pekat akan
menyebabkan butir-butir darah mengkerut, sehingga konsentrasi hemoglobin
meningkat, dan sifat darah yang seperti cat penutup itu bertambah kuat
(Penuntun Praktikum).
Sel darah merah pada ikan
merupakan suatu sel yang berbentuk seperti cakram yang oval (panjang sekitar
12-14 µ dan lebar sekitar 8,5-9,5 µ) serta mempunyai inti. Air dapat masuk
melalui membrane sel, oleh karena itu bila sel darah merah dimasukkan kedalam
larutan yang bersifat hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian
pecah (Haemolisis). Bila sel darah merah dimasukkan ke larutan hipertonis, maka
air dalam sel akan mengalir keluar sehingga sel darah merah menjadi mengkerut.
Namun bila darah dimasukkan ke dalam larutan yang isotonis dengan darah
tersebut, maka tidak aka nada perubahan apapun. Cairan yang isotonis dengan
darah ini disebut dengan cairan fisiologis (Windarti, dkk, 2010).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum dengan judul menentukan ini
dilaksanakan pada tanggal 23
Maret 2010 pada hari Senin pada pukul 10.30 – 12.00 WIB. Yang bertempat di
Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah
darah ikan mas (Cyprinus carpio) yang dijaga agar tidak menggumpal
(dibebaskan dari pengaruh kinerja fibrine), aquades, EDTA/heparin dan NaCl 3%.
Sedangkan alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Serbet, buku gambar,
buku praktikum, mikroskop,
tes tube, objek gelas, cover glass, jarum suntik, tabung reaksi, pipet tetes,
dan alat tulis. Sebagaimana terlampir pada (lampiran 1).
3.3.
Metode Praktikum
Metode yang digunakan
dalam pratikum ini adalah Metode pengamatan secara langsung dilakukan kepada objek yang akan
dipraktikumkan.
3.4. Prosedur
Pratikum
a. Cara Mengambil Darah
Ikan
1. Ikan diracuni dengan minyak cengkeh secukupnya (sekitar 5 tetes/ liter)
sampai pingsan.
2. Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA atau heparin guna mencegah pembekuan darah.
3. Darah ikan diambil melalui vena caudalis. Darah
dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang sudah dibasahi EDTA/ heparin. Bila
disimpan dalam thermos (+ pecahan es batu), darah tahan selama + 3jam.
b. Cara Menyiapkan Sampel Darah Ikan Untuk Proses
Haemolisis
1. Ambil 3 buah tabung reaksi (beri label A,B,C) dan
masukkan 1 cc darah ikan. Pada tabung A tambahkan 1 cc aquades. Pada tabung B
masukkan 1 cc NaCl 3% dan darah pada tabung C dibiarkan seperti semula. Tabung
dikocok dan biarkan selama 5 menit.
2. Buat preparat ulas dari darah tersebut. Dari
setiap tabung ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung dari objek glass.
Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkanlah salah satu ujungnya pada tetesan
darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (dalam posisi sudut 450).
3.Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah
tersebut dan terawang pada cahaya datang dan cahaya tembus. Amati dengan
mikroskop.
4. selanjutnya, darah pada
tabung A ditambah lagi dengan 1 cc larutan NaCl 3% dan tabung B ditambah lagi
dengan 1 cc aquades. Kemudian buat preparat ulas dan amati dengan mikroskop.
c. Cara Pembuatan Sampel
Untuk Pengamatan Jenis-jenis Darah
1. Buat preparat ulas darah dari ikan yang murni
2. Preparat dikeringkan selama 5 menit
3. Preparat dicelupkan pada Ethanol dan keringkan
selama 5 menit
4. Preparat dicelupkan pada Giemsa dan keringkan
selama 5 menit
5.
preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup-celupkan kedalam air
sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih.
6. preparat dikeringkan lagi dan siap diamati dimikroskop.
7.
Gambarkan bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta
kondisi sitoplasmanya.
0 komentar "Fisiologi Ikan (I)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat