BAB VII
PENANGGULANGAN PULUSI MINYAK DENGAN BAKTERI
HIDROKARNONULASTIK
1.Pengantar.
Dalam modul ini akan dibahas tentang
peranan bakteri dalam proses penguraian polusi minyak bumi oleh bakteri di
lingkungan laut, secara terinci pembahasan tersebut akan mencakup:
-
Keberadaan minyak di laut
-
Komposisi kimia minyak bumi
- Metoda yang digunakan pengukuran proses pengurain minyak oleh
bakteri.
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi proses penguraian.
Pemahaman materi dalam modul ini
bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan anda tentang mikroba di lingkungan
laut, bagaimana peranan mikroba pada proses penguraian minyak oleh bakteri,
metoda yang digunakan, dan bagaimana bakteri menguraikan produk minyak bumi
yang ada di lingkungan laut, metoda dan parameter lingkungan yang mendukung
proses tersebut.
2.Tujuan
Instruksional Umum
Setelah
mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan bisa memahami mikroba di lingkungan
laut.
3.Tujuan
Instruksional khusus.
Setelah
menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan tentang :
-
Keberadaan minyak di laut
-
Komposisi kimia minyak bumi
-
Metoda yang digunakan pengukuran proses pengurain minyak oleh bakteri.
-
Faktor lingkungan yang mempengaruhi proses penguraian.
4.
Kegiatan Belajar 10
4.1.
Uraian dan Contoh.
Penanggulangan Polusi
Minyak Dengan Bakteri Hidrokarbonuklastik
4.1.1.Keberadaan Minyak Bumi di Laut
Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian
bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun
selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah
lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh
karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.
Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara
Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua,
serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan
timur Kalimantan. fluktuasi harga minyak di dunia masih terus terjadi, minyak
merupakan sumber energi utama bai kehidupan manusia, konsekwensinya plusi
minyak ini terus meningkat.
Industri inyak telah brkembang di indones hampi 00 tahun
dan telah membikadeisa yang sanat besar bag Negara. Seain memberikn keuntungan
juga memberikan kerugian yang sangat bsar bagi lingkungan yaitu terjadiny
penemaran minyak.adapun penyebab kejadian nya adalah
·
kecelakaan kapal
·
meningkatnya trayek kapal laut
·
ekploitsi minyal lepas pantai
·
buangan domestic dan industri
·
osi minyak
6500 juta ton perthn terbuag ke laut.
·
Beberapa metode cepat yang diunakan penanggulagan polusi minyak umi di laut
dapat dikukan melalu cara fisika, kimia dan biologi
Secara iska yaitu dengan menggunakn pelamng2utuk
menghindari minyak tersebar di perairan laut, setelah minyakterkumpul kemudian
diakukan penyedotan.tetapi metode ini tdak efektif apabila minyak telah terebar
di perairan.
Metode kimia yaitu dengan engan menggunakan espesan yang
bis aberaksi engan minyak. Tetapi metoa ini berbahaya bagi lngkungan karena
bahan-bahan kimia tersebut besifat berbahaya pada lingkungan dan organisme yang
ada pada lingkungan tersebut.
Metodde bioog dengan menggunakan mikroorgansme yan
mengunakan minyak seagai sumber karbon yang akhir dari oksidasi akan menghasilkan CO2 yang bisa
dimamfaatkan oleh mikroorganisme outotrof
Minyak bumi kasar (baru keluar dari
sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam
bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak
bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa
nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%. Terdapat sedikitnya
empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri
n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal
yang memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin
(isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena
(sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan
seri aromatik (benzenoid).
Komposisi senyawa hidrokarbon pada
minyak bumi tidak sama, bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut.
Misalnya, minyak bumi Amerika komponen utamanya ialah hidrokarbon jenuh, yang
digali di Rusia banyak mengandung hidrokarbon siklik, sedangkan yang terdapat
di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya sangat
rendah.Minyak bumi berdasarkan titik didihnya dapat dibagi menjadi sembilan
fraksi. Pemisahan ini dilakukan melalui proses destilasi.
Permasalahan
terjadi ketika produk minyak bumi yang dimanfaatkann manusia memunculkan efek
yang tidak diinginkan bagi manusia itu sendiri ataupun bagi lingkungan sekitar.
Sebagai contoh adalah produk minyak bumi plastik, yang menimbulkan masalah
pencemaran lingkungan karena sulit didegradasi (memerlukan waktu yang lama
untuk menghancurkannya). Belum lagi bahaya tumpahan minyak bumi dalam jumlah
besar di laut seperti yang terjadi pada bulan Maret 1989 di dekat Prince
William Sound, Alaska (11 juta galon minyak bumi dari super tanker Exxon Valdex
tumpah ke laut) yang menimbulkan kerusakan berat ekosistem laut. Bahkan menurut
catatan, biaya yang diperlukan untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut
diduga mencapai 1,5 milyar dolar Amerika Serikat.
Oleh
karena itu perlu dilakukan tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam
mengatasi limbah yang ditimbulkan oleh produk minyak bumi. Salah satu metode
paling cepat adalah dengan degradasi minyak bumi yang memanfaatkan
mikroorganisme atau yang sering disebut biodegradasi.
4.1.2
Dekomposisi Minyak Bumi
Degradasi
minyak bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri,
beberapa khamir, jamur, sianobakteria, dan alga biru. Mikroorganisme ini mampu
menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon
dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini
berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak
bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2). Sebagai contoh, bakteri
pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas,
surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas
batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan
minyak bumi.
Di
dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan
mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan
oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Komponen
minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar
dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah
larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang
mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di
dalam minyak bumi. Isolat
bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi
alkana normal.
Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan
komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi.
Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit
dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang
memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen
minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi
komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
4.1.3 Jenis Hidrokarbon yang
Didegradasi Mikroba
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme
pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif
kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas,
Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan
hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik
jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2,
hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah
bakteri pereduksi sulfat).
Langkah
pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi
molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom
oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap dalam proses ini
terlihat pada gambar 1.
Gambar
1. Reaksi degradasi hidrokarbon alifatik
2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak
senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme
seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri
diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang
secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya
didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam
sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi
perubahan senyawa benzena menjadi catechol.
Gambar
2. Reaksi degradasi hidrokarbon aromatik
4.1.4 Faktor Pembatas Biodegradasi
Kemampuan
sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya sampai minyak bumi
didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen yang mencukupi dan
nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone
menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling penting untuk
degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme pendegradasi
hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH.
Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini tidak aktif
bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan nutrien anorganik
seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak meningkatkan kecepatan
bioremediasi secara signifikan.
komposisi kimia petroleum
peroleum merpkan campuran berbagai
hidrokarbon yang terdapat dalam prase cair pada tekanan atmosfer. Petroleum
dibentuk oleh beberapa komponen. Dua prinsip utama penyusunan petroleum adalh
hirokarbon jenuh (n-alkana, iso-alkana dansiklo-alkana) dan hidrokarbon
aromatik dimana intinya berkisar antara 1 – 6. disamping kedua prinsip
itu(lebih dari 75% dari komponene petroleum) juga ditemui komponen lain yang
merupkan bukanlah idrokarbon yaitu (N,S,O), fraksi asphaltik( Asphaltene dan
resin) dan prophyrin.
Hidrokarbon jenuh
Alakana linear(n-alkana) merupakan
komponen formula CnH2N+1. jumlah karbon dapat bervariasi
antara 5 (n-pentana) – 60 (hexadexana). Mupakn sejumlah rantai karbon yang
genap dan ganjil. N-alkana ini umunya bervariasi antara 10 – 40% dari
hidrokarbon petroleum.
Iso-alkana merupakan gup metil pada
posisi paling banyak , antiiso alkana (gup methyl pada posisi 3) lebih keci
jumlahnya dan isoprnoid, famesen, pristan dan phytan merupakn molekul yang dijupai pada petroleum yang jumlahnya
proporsi dengan n-alkana.
Siklo-alakana (nepthene) merupkan satu
famili yang komplek dengan kompenen siklus jenuhdisamping itu juga seumlah
denvat cyclopentandan cyclohexana, sejumlah derivat polycyclikyang juga terdapat
di anatarnya dalah steran dan triterpan merupakan ciri-ciri khusus suatu
problem. Famili Hidrokabon bervariasi antara 30 – 50%.
Hidrokarbon aromatik
Terdiri dari beberapa campuran beberapa
komponen yaitu benzen mono dan poly-alkil, naphalen dan poly-aromatik(2 -6
cincin). Secara umum hidrokarbon aromatik lebih sedikit dari n-alkanayaitu 10 –
30 % dari hidrokarbon total.komponen alkil merupakan komponen yang paling
banyak dari pada komponene lainya. Beberapa siklo-aromatik dapat terasosiasi
dengan beberapa cicncin(inti) (siklus 5 – 6 atom karbon0jenuh
nephalene-aromatik.
Komponen non hidrokarbon
Merupakan komonen minor dar petroleum terkecuali dari petroleum yang berat 30% untuk petroleum type Wilmingon
dari kalifornia. Derivat sulfur merupkan komponen yag lebih banyak dari derivat
oksigen.
Fraksi Asphaltik
Yang merupaka kompon Asphalthen dan resin. Asphalten
merupakan komponeen yangtidak larut dala
pentane atau hexane. Fraksi-fraksi ini kurang terkenal , karena komposisi kimia
yang sangat komplek (yang didasarkn atas siklo-aromatik naphene-aromatik,
hetero-atom) dan metoda analisisnya sangat sulit digunakan. Logam-logam juga
ada fraksi ini, yang banyak ditemui antara lain vanadium, nikel dan besi,
natrium, kalsium, kuivre dan uranium. Fraksi ini terdiri dari 5 – 29% dari
komponen petroleum.
Porphyrin
Pada petroleum, porphyrin
secara ekslusif adalah dalam bentuk
komplek vanadium atau nikel, misalnya ariasi antara 1 – 3500mg/l, diduga
phophyrin akan menjadi molekul yang
merupakan asal dari biogenic
petroleum.
Minyak bumi mengandung 90%
hidrokarbon yang lainnya teersusun dari komponen oksigen, nitrogen dan sulfur.
Karbon =80 – 85%
Hydrogen =10 – 15%
Sulfur = 0 -10%
Nitrogen = 0
-1%
1. Metode yang digunakan utuk mengukur aktivitas bakteri pengurain minyak
a.
metode tidak langsung
-
Dengan cara mengukur oksigen yang terkonsumsi, metoda ni sedarhana, cepat dn
dapat digunakan untuk mengukur aktifutas jumlah bakteri yang tinggi.
- Pengukuran produksi CO2
dengan cara pengukuran tetrasi dengan BACO3, injeksi inframerah dan
CO2 . Dengan metoda inni
tidak membedakan apakah minyak bumi tersebut dioksidasi sebagian atau total.
- Pengukuran dengan rdiaktif 14CO2,
yang muncul metoda ini sangat sensible tetapi mieralisasi suatu kmponen saja membuat kita harus
berasumsi bahwa nilai biodegradasi perkiraan yang dilabel tadi harus mewakili
seluruh komponen yang hadir pada minyak bumi tersebut.
2. metoda langsung
Dengan cara pengukuran kualitatif dan
kuantitatif minyak awal dan akhir diperoleh dengan mengukur umah kandungan
minyak yang hilang atau teroksidasi.
4.1.5 faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
penguraian minyak oleh bakteri
a. keadaan fisika minyak
Dalam menggunakan hidrokarbon dan
minyak, bakteri sangat d pengruhi oleh keadaan fisika dari minyak di linkungan
seperti kodisi (film, Nappe, larutan
tersuspensi, emulsi maupun dalam bentuk gumpalan). Kondisi fisil nappe maupun
berbentuk dispersi yang tipis diperairan laut merupakan kondisi yang favorit
bagi organisme.siss muebaliknya dalam kondisi emulsi yang terbalik air di dalam
minyak 9berbentuk buih bwarna coklat)sangat sulit di proses, semua fenomena
fisika cenderung naik dri permukaan kontak anatara air dan minyak. Konskwnsinya
tranfor oksigen dan ketersediaan elemen nutrisi sepeti nitrgen dan fosfor
merupakan suatu faktor yang menguntungkan dan perkembangan bakteri
hidrokarbonulaktes.
Perkembangan bakteri ini juga di
pengaruhi oleh komposisi kimia dari minyak bumi, sebagai contoh minyak bumi
yang mengandung banyak asphalthene sangat resisten dari serangan bakteri.minyk
yang sedikit mengandung sulfur sangat kaya dengan komponen jenuh. Analisa
Walker dkk 1976 menytakan bahwa minyak yang berasal dari lusiana selatan lebih
mudah terdegradasi karena kaya akan kandungan jenuh nya Berbeda dengan minyak
type bunker C yang tinggi kandungan
sulfur dan komponen aromatiknya. Hasil penelitian dari Mulkins dan Steward 1974 menemukan bahwa minyak yang berasal dari
Saudi Arabia, minyak mempunyi mata rantai yang panjang dan lebih sulit teroksidasi,
demikian juga aromatik lebih sulit dari alifatik.
b. Temperatur
Temperature mempunyai pengaruh langsung
terhadap minyak misalnya keadaan fisika minyak pada kondisi lemah dapat menyebabkan memperlambat proses volasasi
komponen yang mengandug berat molekul,
yang menjadi racun bagi organisme (Atlas,1975). Meningkatnya valositas yang
mengakibatkan penurunan pembdaentukan nippe, mereduksi dipersi, emulfikasi dan
menurunkan tingkat kelarutan. Temperatur juga berpengaruh terhadap
fisiologi mikroorganisme, jika oksidasi hidrokarbon di observasi pda temperatur yang sangat rendah 00 C,
tingkat oksidasinya juga rendah. Temperatur optimum untuk erkembangannya adalah
pada suhu 25 – 37o C. Dilaut temperatur sangat bervariasi, pada
daerah tropis berkisar antara 29oC dan pada daerah subtropis akan
sanagat bergantung pada musim, sehingga sering tidak ada hubungan temperatur
optimum untuk perkembangannya.
Menurut Atlas dan Bartha (1972) proses
mineralisasi crude oil yang berasal swedia akan meningkat dua kali lipat dengn
kenaikan temperature 5oC pada ariasi temperature 5oC – 20oC.
Lain halnya dengan diperoleh Gilbert dan higins(1978) yang melakukan ekperimen
in situ menemukan bahwa biodegradasi tiga kali lebih pentin pada suhu 12oC dan pada suhu 5oC
pada daerah subtropis faktor lain yang sangat berpengaruh adalah .kondisi musim
dan konsentrasi mikroarganisme pada
hidrokabonulaktes. Jika tingkat biodegredasi
diamati sepanjang tahun maka
selalu pada musim panas dari pada musim dingin (Raubal dan Atlas, 1978)
Pengaruh temperatur lebih komplek
sehingga tidak hanya bias penentuan Q10 tetapi juga secara parallel lainnya
terutama konsentrasi sel nutrisi seperti nitrogen dan phoshor.
Tumpahan minyak bumi ke laut baik yang disebabkan oleh ekploitasi maupun karena
kecelakaan selam tranport di laut akan memberika karbon dan energi yang akan di
gunakan mikroorganisme untu pertumbuhannya, tetapi minyak bumi tersebt akan
dimetabolisme oleh mikroba jika tersedia konsentrasi elemen mineral. Konsntrasi
nitrogen dan phosphor yang diperlukan untuk mencapai tingkat biodegradasi
optimal. Tergantung pada parameter fisika, kimia dan konsentrasiminyak bumi,
temperatur selama inkubasi (Flodgate,1969)
Perbandingan C/P dan C/N merupakan
proporsi relatif dari karbon, nitrogen
dan phsphor. Minyak bumi itu sendiri telah mengandung elemen nutrisi yang
rendah Minyak bumi itu sendiri telah mengandung elemen nutrisi dengan
konsentrasi yang rendah, tetapi selalu dalam bentuk komposeheterosiklik
(terunan dari pyridin dan pyrol untuk nitrogen) atau organometrik kompleks.
Tetapi komponen ini tidak dapat digunakan oleh organisme. Sumbernitrogen dan
fosfor selalu lemah terutama dalam proses periode yang tinggi aktifitas
organisme photosintesa.
Setelah
masuknya minyak bumi ke laut, kebutuhan akan elemen nitrogen dan fosfor sangat
penting dan merupakan suatu hal yang tidak mungkin untuk mencapai perbaningan
C/N dan C/P yang ideal untuk
perkembangan bakteri hidrokabonulaktes. Pada kondisis alami nitrogen dan fosfor
sering merupakan factor pembatas untuk perkembangan bakteri hidrokabonulaktes.
Untuk minyak jenis Kuwait dengan konsentrasi 70 mg/l, maka kebutuhan nitrogen
2,3 ´
10 4M dan 2 ´
10 5M phosphat. Secara umum, elemen mineral yaitu konsentrasi
nitrogen dan phosphor untuk mencapai biodegradasi optimal kebutuhan nitrat 3.2 mg/l dan fosfat 0,6 mg/l.
d. oksigen
Oksigen
primer hidrokarbon jenuh dan aromatik terlaksana karena hidroksilase dan
oksegenase, ini menunjukan pentingnya oksigen untuk menguraikan minyak. Pada
kolam air, khususnya permukaan , konsentrasi konsentrasi iksigen cukup tinggi
untuk mengdegradasi 1gram minyak bumi di butuhkan 3,5 garam oksigen.
Konsentrasi oksigen di laut bervariasi antara
6 – 11 mg/l tergantung pada salinitas dan temperatur. Jadi
dibutuhkan 320,000 liter air untuk
mendegradasi minyak bumi. Pada kondisi yang sangat terpolusi, sering ditemukan
lambatnya prose biodegradasi karena kekurangan oksigen. Rendahnya proses
degradasi juga di temukan pasda sedimen,
dimana telah terjadi pada kondisi anaerobic. Pada kasu ini sering dipertanyakan
apakah hidokarbon bisa teroksidasi tanpa adanya oksigen. Jawabannya
selalu meragukan dan masih saja kontroversi.
Beberapa
hasil penelitian menyebutkan bahwa biodegradasi dapat terjadi pada kondisi
anaerobic. Dan hasil penelitian Zobell dan Prokopp (1966) yang pertama kali
mengambil terjadi penguraian hidrokarbon oleh bakteri sulfatoreduktif.
Mahadevan (1974) mengestimasi juga bisa terjadi pada kondisi thermodinamik.
Pada kondisi ini sulfat berfungsi sebagai penerima electron dan banyak di
jumpai pada biota laut. Hambrick dkk (1980) mendeteksi mineralisasi
n-oktadexana 14oC sebanyak 18,8% setelah 35 hari diinkubasi pada
sedimen dimana potensi oksidasi – reduksi sangat elektromagnetik (200 mV).
Napphele 14C hampir tidak terdegradasi hanya 0,4%. Ward dkk (1980)
mengkonfirmasi kemungkinan penguraian secara anaerobic dengan mempelajari
masuknya hidrokarbon pada sedimen anoksid yang terpolusi oleh minyak bumi yang
berasal dari Amoco candits ( Ward dkk (1982)). Menerut Khun (1985) terjadi penurunan
hidrokarbon sangat lambat 4 – 6 bulan sebanyak 70% hydrocarbon aromatik (Xylen)
pada denitrifikasi.
Observasi
yang dilakukan pada kondisi alami dengan argumen fisiologi dan biokimia
menunjukkan bahwa deshydrogenase satu alkana sangat mungkin akan membentuk
alkana, komponen ini sangat ditranformasikan keseluruhnya menjadi alcohol
(Schink,1985). Tranformasi alkana mwenjadi alkohol terlaksana tanpa oksigen.
Menurut Grifin dan Traxler (1981) menyatakan pertumbuhan bakteri Pseudomonas
Aurigonosa tanpa oksigen dengan menggunakan oktana adalah tidak mungkin,
demikian juga halnya perkembangan dalam kondisi anaerobic dengan menggunakan
arginin. Karena bakteri tersebut mempunyai komponen enzimatik yang menjamin
hidruksilase hexadekana. Dari hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan
bahwa pada kultur murni maupun campuran dapat teroksidasi secara anaerobic
beberapa hydrocarbon. Schink (1985) yang menoksidasi bakteri dari sedimen
bakteri anaerobic strick (Pelobacter acetlenicus sp) yang dapat mengoksidasi acetylen
dan mengidentifikasi produksi dari metabolisme. Menurut Vogel dan Girbic Clic (1986) menunjukkan
tranformasi toluene menjadi p-cresol dan benzen menjadi phenol dengan kultur
campuran methanogen oksigen diperoleh dari molekul H218O.
Penelitian
lain yanag menunjukkan biodegradasi anaerobic dari bakteri Pseudommonas
Stutzeri tidak dapat menggunakan nitrat sebagai penerima electron untuk
mengoksidasi dodekana (Hansen dan Kolio,1957) . Peudomonas aeroginosa mampu
berkembang pada heksana dan oktana (Griffin dan taxler, 1981). Bertrand dkk
(1986) yang mempelajari dalam fluk kontinue, evolusi hydrocarbon yang berbeda,
bahwa tidak ada biodegradasi jika konsentrasi dibawah 0,3 ppm yang berbeda,
tetapi sebaliknya bakteri sulfakto reduktris sangat tinggi di sedimen (1,1 mol
SO4-2 per hari per liter)
Jika
evolusi hydrocarbon dilakukan hanya dalam kondisi aerobic maka factor yang
mempengaruhinya : 1) factor hydrodinamik, akan berbeda pada daerah litoral yang
dipengaruhi oleh aksi gelombang dan ombak yang akan mempengaruhi secara
periodic kondisi anaerobic dan aerob dan di daerah yang tenang dan di laut
dalam, 2) aktifitas mikroorganisme aerobic dan mikroaerobic, 3) intensitas
phenomena biturbasi yang ada hydrocarbon pada sedimen...
0 komentar "PENANGGULANGAN PULUSI MINYAK DENGAN BAKTERI HIDROKARNONULASTIK (I)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat