Didalam laut, senyawa phosphor dapat
berupa senyawa organik dan anorganik. Proporsi kedua bahan ini dibentuk oleh
musim, lokasi perairan muara, pantai atau laut lepas dan kedalaman. Umumnya
bahan yang mengandung phosphor sukar larut didalam air, dan hal ini menyebabkan
rendahnya kadhosphor didalam perairan. Bahan bahan tersebut cenderung bertahan
dan tenggelam dalam air menjadi sedimen. Up welling dapat membawa phosphor dari
dasar perairan, sehingga akan meningkatkan konsentrasinya pada la[isan atas
perairan.
Senyawa phosphor masuk keperairan dapat
berupa bangkai atau tumbuhan yang telah mati (misalnya dihanyutkan sungai),
melalui air hujan yang membawa debu phosphor dari udara dan dibiang oleh
manusii melalui libah keperairan. Air hujan yang melalui tanah daratan sebagian
akan melarutkan phorphor didalam tanah daratan dan membawanya masuk kedalam
perairan.
Bahan phosphor anorganik, mula mulanya
akan dimetabolisir oleh makhluk air yang autotrof, misalnya plankton alga.
Berikutnya organisme ini akan dimakan oleh mekhluk heterotrof yang lebih besar.
Bakteri air yang tumbuh secara epiphytic pada alga dapat menyerap lansung
senyawa phosphor yang diekskresikan oleh alga tersebut. Beberapa senya phosphat
anorganik yang tidak larut akan mengendap kedasar perairan. Misalnya besi
phosphat (FePO4) dan alumunium phosphat (Al2PO4). Hidrogensulfida yang
diproduksi melalui dekomposisiprotein organik dalam keadaan anaero dapat
kembali melepaskan gugus phosphat, yakni dengan mengikat logam membentuk logam
sulphida, misalnya besi sulphida.
Dekomposisi phosphor organik dilakukan
oleh berbagai mkroba saprofot, namun hasil akhir umumnya berupa senyawa
phosphat. Pemecaha asam nukleat dan phospholiphida akan lebih mudah dan
berlansung cepat. Akan tetapi senyawa organik yang lebih komplek, misalnya asam
phitat dan poliphosphat yang terdapat dalam sel bakteri dan fungi akan
membutuhkan waktu yang lebih lama. Kadar unsur ini didalam sel mikroba sangat
rendah dan bervariasi. Didalam sel bakteri hanya terdapat sekitar 1,5 – 2 % da
0,5 – 1 % dalam sel fungi. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya konsentrasi
phosphat yang dihasilkan dari proses penguraian senyawa organik.
Pospor merupakan zat yang penting bagi semua
sel yang hidup terutama jenis tumbuhan-tumbuhan memerlukan pospor untuk
kelangsungan hidupnya. Posfor di dalam air laut terdapat dalam bentuk partikel
dan terlarut.
Komponen organic posfor terlarut ini sangat
berpengaruh, tetapi memiliki porsi yang terlarut di dalam air. Walaupun posfor
ini tidak dapat di identifikasi, tetapi posfor ini juga sangat berhubungan
dengan proses penguraian dan proses ekskresi dari organisme yang terdapat dalam
air laut. Campuran organic posfat terdiri dari gula posfat, phospolipid,
posfonukleotida dan produk hidrolized.
Pospor dalam lingkungan secara umum berada
dalam bentuk orthopospat (PO4-2‑) yang terikat pada
senyawa organic dan sebgai komponen pada molekul-molekul organik. Orthoposfat
merupakan senyawa fosfat anorganik yang amat melimpah dalam daur posfor.
Senyawa ini dihasilkan dari proses pemecahan posfat oleh bakteri dari jaringan
yang sedang membusuk. Proses pemecahan posfat organic oleh bakteri ini
merupakan proses yang stabil dan sederhana dan sangat sering terjadi di kolom
perairan.
Kadar rata-rata posfor dalam laut adalah 70g/liter atau 0,07 ppm. Dari keragaman yang besar ini terutama
di daerah permukaan laut dimana nilai-nilai posfor rendah. Pola sebaran kadar
posfor dalam kolom air serupa untuk semua samudra.
Sumber utama pospor dalam lingkungan laut
adalah batu-batuan pospor dan endapan lain yang telah dibentuk dalam waktu
geologi. Pospor merupakan faktor pembatas dalam ligkungan ini berarti bahwa
keberadaan pospor di lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting.
uuuu
Proses dari siklus pospor dapat dikelompokkan ke dalam tiga
bagian yaitu:
a.
Penambahan
pospor ke dalam siklus (input, regenerasi, dekomposisi, dissolusi,
turbelensi/up welling).
b.
Pemindahan atau
penghilangan pospor dan system, dimana dapat terjadi secara fisik.
c.
Up take atau
pengambilan pospor oleh organisme hidup (konsimer)
Perubahan aktifitas pospor dalam kegiatan biologi
dipengaruhi oleh:
-
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya sangat dapat mempengaruhi
aktifitas plankton sehingga konsentrasi pospor akan menurun. Intensitas cahaya
pada suatu tempat akan berbeda dengan tempat yang lain.
-
Lapisan yang stabil
-
Adanya aktifitas bakteri
Bakteri dapat memproduksi pospor telarut dalam
perairan.
Distribusi pospor di laut ada dua jenis yaitu:
1. Secara vertical
Sebaran vertikal posfor dapat dikategorikan menjadi 3
kategori yaitu:
-
Pada daerah
permukaan, dimana pada daerah ini dijumpai kadar posfor yang jumlahnya sedikit.
-
Pada daerah
kedalaman beberapa ratus meter, akan ditemukan kadar posfor yang meningkat
dengan cepat. Hal ini diakibatkan oleh adanya proses pembusukan dan penyerapan
unsur kimia yang berkurang.
-
Pada daerah
kedalaman (500m-1000m), dimana kadar posfor akan mencapai maksimum. Tetapi akan
terjadi penurunan konsentrasi posfor pada daerah dasar laut yang pekat.
-
Secara vertical distribusi pospor rendah di
zona eutopik karena banyak diserap tumbuh-tumbuhan. Pada zona lebih dalam
konsentrasi pospor akan meningkat karena sedikitnya aktifitas penyerapan pospor
itu sendiri. Konsentrasi pospor di suatu perairan dipengaruhi oleh:
·
Musim
Pada musim dingin dan musim gugur konsentrasi
pospor akan meningkat karena aktifitas plankton menurun. Aktifitas ini menurun
akibat menurunnya suhu. Dan sebaliknya pada musim semi dan musim panas
konsentrasi pospor akan menurun karena adanya aktifitas plankton yang menyerap
pospor.
·
Lintang
Pengaruh lintang ini berhubungan dekat dengan
musim. Dimana faktor lintang ini akan sangat berpengaruh terhadap suhu. Yang
nantinya suhu akan mempengaruhi proses plankton dalam menggunakan posfor dalam
perairan. Semakin tinggi suhu maka diasumsikan bahwa konsentrasi posfor akan
semakin menurun.
·
Aktifitas
manusia
Konsentrasi pospor akan meningkat akibat dari
adanya penimbunan limbah oleh aktifitas manusia.
2. Secara Horizontal
·
Di perairan
pantai
Pada perairan pantai konsentrasi pospor akan
menurun karena banyaknya aktifitas plankton.
·
Di perairan
laut lepas
Pada perairan laut lepas konsentrasi pospor
meningkat karena menurunnya aktifitas plankton.
Secara umum penyebaran organik posfor
yang masuk dan yang keluar sesuai produk ionisasi dari H3PO4
yaitu:
H3PO4 à H+
+ H2PO4-
H2PO4- à H+ + HPO42-
HPO42- à H+ + PO43-
Siklus posfor dapat dibagi menjadi dua pool, yaitu:
1.
Pool cadangan
Merupakan proses non- biologis, pada umumnya
terdapat dalam jumlah besar dan bergerak lambat.
2. Pool pertukaran/peredaran
Terdapat dalam jumlah rendah tetapi lebih aktif yang selalu
bertukar, dan bergerak cepat antena orgqanisme dengan lingkungannya.
Tipe dari siklus biogeokimia pospor tergolong
sebagai tipe sedimen. Batu-batuan dan endapan lain (waktu tahunan geologi)
melalui proses erosi, secara perlahan-lahan batu-batuan terkikis, melepaskan
pospat ke dalam ekosistem-ekosistem yang selanjutnya masuk ke dalam ekosistem
laut. Dalam ekosistem laut kemudian diendapkan
dalam sedimen dangkal dan di dalam sedimen-sedimen yang dalam. Posfor merupakan
senyawa penting bagi organisme hidup yang terlarut dalam lingkungan laut yang
masuk kedalam jaringan (tissue) organisme dalam bentuk senyawa organik.
Kesimpulan:
- Fosfor di alam dalam bentuk terikat sebagai
Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein
- Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas,
Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia
bagi tanaman
5.1.3 Sirkulasi Besi
Ada dua kelompok bakteri yang terlibat
dalam sirkulasi besi diperairan. Pertama, biasanya bakteri heterotrof, yakni
bakteri yang membebaskan besi dari dekomposisi senyawa organik. Kedua,
biasanya, autotrof, adalah bakteri yang memperoleh energi dari ahsil ferrous
menjadi ferric yang nantinya digunakan untuk mereduksi karbondioksida.
Fe+2 Fe+3
+ 11,5kkal/ mol.
Dalam bahan organik, kadar besi sangat
rendah dan yang terpenting terdapat didalam sitokrom. Selaim melalui
dekomposisi, unsur besi mungkin pula dibebaskan karena terlarut dan mengendap
sehingga terpisah dari bahan organik. Hal ini tergantung pada keasaman
lingkungan. Kondisi asam tercipta karena metabolit yang diekskresi oleh
mikroba, akan membebaskar besi anorganik yang tidak larut. Ada beberapa bakteri
yang mengakumulasi besi dan mangan dari bahan organik. Senyawa ini disimpan
dalam bentuk senyawa besi dan mangan hidroksida didalam lendir dan kapsul sel.
Hyphomicobium adalah contoh mikroba yang terlibat dalam dekomposisi besi dan
mangan dialam. Spaerotilus dan gallonela juga mikroba heterotrof yang
mengakumulasi besi dan mangan hiodroksida dalam selnya. Mikroba ini tumbuh
ooptimun pada pH netral atau sedikit alkali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sphaerotillus dapat tumbuh secara kemosintetik dengan mengoksidasi besi,
mungkin juga mangan, sehingga seringali dijumpai pada perairan yang kaya bahan
organik.
Bakteri theobacillus ferroxida, bakteri
obligat aerob, tumbuh optimum pada pH rendah (1,7 – 3,5), namun masih dapat
bertahan hidup pada pH 5. oksidasi ferrous menjadi ferric menghasilkan kalori
yang rendah, yakni hanya 11,5 kkal/mol. Reaksi ini biasanya merupakan fikasasi
karbondioksida. Bakteri ini biasanya sangat penting dalam geokimia besi dan
mangan. Diperkirakan berperan aktif dalam pembentukan biji biji besi dan mangan
didasar laut. Thiobacillus ferroxidans dan thiobacillus thioxidans mengoksidasi
sulfida menjadi sulphat, sehingga membebaskan logam sebagai sulphat yang
terlarut. Pada kondisi yang hampi anaero, ion ferric dapat berfungsi sebagai
penerima electro dan tereduksi menjadi senyawa ferrous. Hal ini akan terjadi
secara abiotic didalam lingkungan yang dengan potensial redoks rendah.
5.1.4 Sirkulasi Mangan
Kelompok bakteri yang sering terlibat
dalam sirkulasi mangan dapat berupa bakteri heterotrof, yakni dengan
menguraikan bahan organik. Tetapi kelompok autotrof juga membutuhkan mangan
anorganik dalam metabolisirnya. Dikenal beberapa bakteri yang mengakumulasi
besi dan mangan dari bahan orgnik. Senyawa ini disimpan dalam bentuk mangan
hidroksida didalam lendir dan kapsul sel. Hyphomicobium adalah contoh mikroba
yang terlibat dalam dekomposisi besi dan manganSpaerotilus dan gallonela juga
mikroba heterotrof yang mengakumulasi besi dan mangan hiodroksida dalam selnya.
Mikroba ini tumbuh ooptimun pada pH netral atau sedikit alkali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sphaerotillus dapat tumbuh secara kemosintetik
dengan mengoksidasi besi, mungkin juga mangan, sehingga seringali dijumpai pada
perairan yang kaya bahan organik.
5.1.5 Konversi Silikon
Bentuk-bentuk
silikon yang terdapat di laut adalah sebagai larutan seperti ion silikat dan
juga sebagai suspensi seperti silikon dioksida (SiO2), silikon
bebas juga terdapat pada diatom-diatom
dan organisme laut. Distribusi silikon tergantung dari lokasi maupun
kedalaman dari suatu perairan:
-
Pada perairan
pantai umumnya kadar Si meningkat, hal ini disebabkan oleh pengaruh pengaliran tanah sehingga kadar silikon dapat
dipakai sebagai tanda adanya aliran sungai.
-
Pada lautan
bebas kadar silikon semakin besar dengan bertamabahnya kedalaman.
Silikon dalam particulate terdapat kwarsal
detria & liat (Aluminium Silikat).
Larutan silikat di perairan dipengaruhi beberapa factor:
1. Bentuk poliomorf
2.
Ukuran partikel
3.
pH
Kelarutan silikat di perairan dapat dipengaruhi
oleh pH, dimana kelarutan silikat akan meningkat pada pH diatas 9.
4.
Suhu
Suhu juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kelauratan silikat di peraran laut. Dengan asumsi bahwa kelarutan
silikat akan meningkat dengan meningkatnya suhu.
5.
Trace Metal
Keberadaan logam berat yang ada pada kolom
perairan seperti besi dan aluminium akan memberikan factor terhadap kelarutan
silikat. Dengan kehadiran logam berat ini akan mengganggu dapat mengurangi
proses diatom di laut pada pH 8.
0 komentar "Mikroorganisme laut :: MIKROBA DAN RANTAI MAKANAN (IV)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat