Sebelum terbentuk lemak asam
amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak
jenis asam amino yang langsung ke asam piravat———>AsetilKo-A.Asam amino Serin, Alanin,
Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam
piruvat ——>
gliserol ——>
fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi
membentuklemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
5.SintesisProtein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
5.SintesisProtein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari
senyawa-senyawa kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan
energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi
cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang,
tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk.
Selain dua
macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi
protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk
aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat
disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan
terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses
sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme
meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida,
lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa
kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah senyawa organik atau senyawa
hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk molekul organik
kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti
karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan,
tidak dapat menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis
senyawa organik menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu
organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi kimia disebut
kemoautotrof.
Reaksi
anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh banyak
organisme, baik organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan,
manusia). Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein
berguna sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein,
protein-karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen struktural yang
esensial dari organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.
Anabolisme
adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang sederhana
secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi
tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana
tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi
yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk
ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua
macam energi di atas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa Adenosin triposfat (ATP). Agar asam amino dapat disusun
menjadi protein, asam amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi
untuk aktivasi asam amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat
disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan
terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses
sintesis lemak juga memerlukan ATP.Senyawa kompleks yang disintesis organisme
tersebut adalah senyawa organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti
tumbuhan, dapat membentuk molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida
dan protein dari molekul sederhana seperti karbondioksida dan air. Di lain
pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat menyusun senyawa
organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan
energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu organisme yang menyintesis
senyawa organik menggunakan energi kimia disebut kemoautotrof.
Reaksi
anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh banyak
organisme, baik organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan,
manusia). Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein
berguna sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein,
protein-karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen struktural yang
esensial dari organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.
Namun proses
anabolisme yang mengonversi energi dari lingkungan pada makhluk hidup
terdiri atas fotosintesis dan kemosintesis. Fotosintesis merupakan reaksi
penyusunan karbohidrat dari dari lingkungan dengan menggunakan energi cahaya.
fotosintesis hanya dapat terjadi pada orgnisme yang memiliki pigmen klorofil.
Sedangkan kemosintesis merupakan reaksi penyusunan karbohidrat dari lingkungan
dengan menggunakan energi kimia. Kemosintesis biasanya terjadi pada
mikroorganisme, seperti bakteri belerang.
2.3 Makro Molekul
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida
(dari bahasa Yunani σάκχαρον,
sákcharon, berarti "gula")
adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup,
terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).[1] Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia,
karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau
senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.[2]
Karbohidrat mengandung gugus
fungsi karbonil
(sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n
atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.[3] Namun
demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada
pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur.[2]
Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana yang disebut monosakarida,
misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Banyak
karbohidrat merupakan polimer
yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang
serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan
selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula disakarida
(rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa
monosakarida).
Fotosintesis
menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung
atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil
fotosintesis secara langsung. Sementara
itu, hampir semua organisme heterotrof,
termasuk manusia, benar-benar
bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.[4]
Pada proses fotosintesis,
karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
fotosintesis ialah gula berkarbon tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.
Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung
oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan pati.
Karbohidrat menyediakan
kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam
aliran darah sehingga tersedia bagi
seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi
selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida
juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil
lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak.[1]
Sebagai nutrisi
untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori.[5] Dalam
menu makanan orang Asia
Tenggara termasuk Indonesia,
umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan
sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.[6]
Namun demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap
karbohidrat bermacam-macam bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara
90%–98%. Serat menurunkan
daya cerna karbohidrat menjadi 85%.[7]
Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang dikonsumsi
manusia hanya lewat melalui saluran pencernaan dan keluar bersama feses. Serat-serat selulosa mengikis dinding
saluran pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan
melewati saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai
bagian penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya
akan serat selulosa ialah buah-buahan
segar, sayur-sayuran,
dan biji-bijian.[8]
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh[rujukan?], berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan
lemak.
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi
simpanan atau cadangan, yang nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel
ketika diperlukan. Pati merupakan
suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai
granul atau butiran di dalam organel
plastid, termasuk kloroplas.
Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa
merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.[9]
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen.
Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan
glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat
diandalkan sebagai sumber energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen
simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan
kembali dengan mengonsumsi makanan.[9]
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida
struktural. Misalnya, selulosa
ialah komponen utama dinding
sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut
di dalam air, dan ditemukan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua
bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama terbuat dari
selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural
penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka
luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin
murni mirip seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium
karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel berbagai jenis fungi.[8]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida
dengan peptida, disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk
suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik
bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.[11]
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul
gabungan karbohidrat dengan molekul lain ialah proteoglikan, glikoprotein,
dan glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein
terdiri atas karbohidrat dan protein,
namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein
terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat
antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan
glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid) banyak ditemukan pada
permukaan sel hewan.[12] Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah
manusia pada sistem ABO (A, B, AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida
pada permukaan sel darah merah.[13]
Lipid dikenal oleh masyarakat awam
sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun
struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar,
lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
Terdapat
beberapa golongan lipid:
- Gliserida
dan asam lemak,
termasuk di dalamnya minyak dan lemak;
- Fosfolipid;
- Sfingolipid;
- Glikolipid;
- Terpenoid,
termasuk di dalamnya getah
dan steroid.
Protein (akar kata protos dari
bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural
atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk
asam amino tersebut (heterotrof).
Protein merupakan salah satu
dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun
utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Biosintesis protein alami sama
dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi
yang dilakukan ribosom. Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang
memiliki fungsi penuh secara biologidibuat dengan menggunakan koordinat dari
Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu
berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat
tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder
protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino
pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
- alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino
berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"),
berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam
amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").
Gabungan dari aneka ragam dari
struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan
struktur tersier. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul
protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer,
atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. Contoh struktur kuartener
yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur primer protein bisa
ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat
(misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan
instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan
menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan
tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri
massa.
Struktur sekunder bisa
ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier
Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa
menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi
struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I
dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa
diestimasi dari spektrum inframerah.
Struktur protein lainnya yang
juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino.
Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang
lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan
rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi
baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada
struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen
domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain
dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur
kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
Protein sendiri mempunyai
banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan
setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya
mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein
bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Dari makanan kita memperoleh
Protein. Di sistem pencernaan protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih
sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh
tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri
atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino.
Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam
amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat
disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNA transkripsi. Kemudian mRNA hasil transkripsi di
proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di
Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu
grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup
yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci
yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang
memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci
yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama.
Adapun keuntungan protein dalam tubuh adalah sebagai berikut :
- Sumber energi
- Pembetukan
dan perbaikan sel dan jaringan
- Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
- Pengatur
keseimbangan kadar asam basa dalam sel
III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan, bahwa :
-
makromolekul yang
terdapat dalam mikroorganisme mempunyai ikatan kimia yang berbeda dan menjadi
cirri khas bagi molekul tersebut
-
reaksireaksi kimia
yang terjadi di dalam mikroorganisme hamper sama dengan yang terjadi pada
organisme tingkat tinggi
-
Anabolisme adalah
proses pembentukan molekul kompleks dari moleku sederhana
-
Katabolisme adalah
kebalikan dari anabolisme yaitu perombakan molekul kompleks menjadi molekul
yang lebih sederhana sampai menghasilkan ATP
-
Makromolekul adalah
senyawa-senyawa yang berukuran besar dengan berat molekul yang tinggi dan
mempunyai rantai yang relative panjang
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, I,. 1999. Pengantar mikrobiologi laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNRI
press. Pekanbaru.
Feliatra. 2001. Buku ajar mikrobiologi laut.
UNRI press. pekanbaru
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta . 161 hal
Lay, B.W. dan S.S., Hastowo. 1992. Mikrobiologi Laut. Rajawali press : Jakarta . 376 hal
Listiawati, J.T.D. 1990. Apa Bakteri Itu ?. Lonawarta IV (I). 19 - 22 hal.
Ruyitno. 1991. Marine
Microbiology. Canbridge
University press.
Sabdono, A
.2001. Identifikasi dan Analisis
bakteri Karang di laut Jawa. UGM. Yogyakarta .
Soal dari materi
kimia sel
1.Dalam melakukan proses fotosintesis mikroorganisme
mengambil karbon dari…
A. Karbon monoksida C.
Karbondioksida E. Kalium
karbonat
B. Karbonat D.
Metana
2. Pada proses fotosintesis dihasilkan Oksigen sebesar….
A. 1 mol C.
4 mol E.
5 mol
B. 3 mol D.
6 mol
3. Jumlah ATP total yang dihasilkan dalam respirasi aerob
adalah….
A. 30 C.
16 E.
18
B. 32 D.
36
4. Senyawa yang direaksikan dengan Oksigen dalam respirasi
adalah
A. Maltosa C.
Laktosa E. Sukrosa
B. Fruktosa D.
Glukosa
5. Pada proses glikolisis,Glukosa akan didegradasi menjadi
A. Asam glutamate C.
Asam piruvat E. Asam formiat
B. Asam asetat D.
Asam butirat
6. Respirasi anaerob pada mikroba akan menghasilkan ATP
sebanyak
A. 1 C.
4 E.
2
B. 3 D.
6
7. Di bawah ini merupakan mikroba yang dapat melakukan
proses fotosintesis, kecuali…
A. Euglena viridis C.
Noctiluca cintilans E. Monila sitophila
B. Chlamidomonas D.
Fucus veciculatus
8. Organisme yang dapat melangsungkan proses fotosintesis
adalah
A. Phaeophyta C.
Deutromycotina E. Zygomycotina
B. Rodentia D.
Ascomycotina
9. Nilai kalori yang terkandung dalam 1 gram karbohidrat
adalah
A. 4,0 kalori C.
4,2 kalori E.
4,7 kalori
B. 4,1 kalori D.
9,3 kalori
10. kode genetic dibawa oleh….dari nucleus ke ribosom
A. RNA messenger C.
RNA transfer E. RNA
mitokondria
B. RNA ribosom D.
RNA reticulum
11. Mucor javanicus mempunyai dinding sel yang tersusun
atas
A. Peptidoglikan C.
Kitin E.
Amilum
B. Lipoprotein D.
Selulosa
12. Tahapan setelah glikolisis pada proses respirasi aerob
adalah
A. Daur krebs C.
Transfer electron E. Reaksi terang
B. Reaksi gelap D.
Dekarboksilasi oksidatif
13. Ikatan antar asam amino dalam molekul protein disebut
A. Ikatan amina C.
Ikatan protease E. Ikatan lipida
B. Ikatan amino D.
Ikatan peptida
14. Pada molekul karbondioksida terbentuk ikatan
A. ikatan logam C
Ikatan kovalen polar E. Ikatan
hidrogen
B. Ikatan ion D.
Ikatan kovalen nonpolar
15. Pada transfer electron 1 NADH menghasilkan…… ATP
A. 2 C.
6 E.
3
B. 4 D.
8
Kunci jawaban soal kimia sel
- C 6. E 11.
C
- D 7. E 12.
D
- B 8. A 13.
D
- D 9. B 14.
D
- C 10. C 15.
E
0 komentar "Mikrobiologi :: Kimia Sel (II)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat