Akumulasi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) (part III)

Konsentrasi Pb air laut pada media kontrol terlihat mengalami penurunan yaitu sebesar 0,0372 ppm pada media ulangan kedua, 0,0129 ppm pada media ulangan pertama, dan 0,0102 pada media ketiga. Penurunan konsentrasi Pb ini disebabkan oleh adanya proses penyerapan atau aktivitas akumulasi oleh Sipetang. Di dalam air laut umumnya logam berikatan dalam senyawa kimia atau dalam bentuk logam ion, bergantung kepada kompartemen tempat logam tersebut berada. Waldichuk (dalam Hutagalung, 1991) menyatakan bahwa akumulasi dapat terjadi karena logam berat dalam tubuh organsime cenderung membentuk senyawa komplek dengan zat-zat organik yang terdapat dalam tubuh organsime dan tidak diekskresikan oleh organisme tersebut.

Kapasitas akumulasi Pb pada Sipetang mengalami pengingkatan pada rentang waktu 48 jam awal penelitian dan menurun seiring penambahan waktu. Hal ini sesuai dengan Jorgensen (1990), filter feeding pada bivalva merupakan proses otomatis, penahanan bahan partikulat bergantung dari kapasitas pompa dan konsentrasi makanan tersuspensi (food suspended) di kolom air. Bahan organik pada kolom air yang terdapat pada rentang waktu 48 jam pertama telah dimanfaatkan.
Nilai kapasitas akumulasi yang diperoleh pada media penambahan konsentrasi Pb 0,5 ppm (B1) adalah sebagai berikut : pada jam ke-48 kapasitas akumulasi Sipetang antara 0,1451 – 0,7304 ppm/jam/gr tubuh, pada jam ke-96 kapasitas akumulasi Sipetang antara 0,1497 – 0,4265 ppm/jam/gr tubuh dan pada jam ke-144 berkisar antara 0,2052 – 0,3327. Pada media penambahan konsentrasi Pb 1 ppm (C1) kapasitas akumulasinya adalah : pada jam ke-48 berkisar antara 0,5112 – 1,2730 ppm/jam/gr tubuh, pada jam ke-96 antara 0,1611 – 0,7208 ppm/jam/gr tubuh, dan pada jam ke-144 berkisar antara 0,0972 – 0,3068 ppm/jam/gr tubuh. Sedangkan pada penambahan 5 ppm (D1) kapasitas akumulasinya adalah : pada jam ke-48 berkisar 1,2420 – 2,0185 ppm/jam/gr tubuh, pada jam ke-96 antara 0,3874 – 0,6156 ppm/jam/gr tubuh, dan pada jam ke-144 antara 0,1671 – 0,5251 ppm/jam/gr tubuh.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa kapasitas akumulasi Pb pada Sipetang menurun dengan adanya penambahan waktu. Sutamihardja (dalam Rustandi, 1993) menyatakan bahwa logam berat yang telah masuk dalam tubuh organsime akan mengalami akumulasi. Semakin lama hidup organisme, maka logam berat yang diserap akan semakin besar. Kemudian Renaud, Wong dan Smith (dalam Anonimus, 1997) menambahkan bahwa umumnya konsentrasi yang lebih tinggi pada moluska mengikuti ketidakmampuannya mengatur logam dengan umurnya.
Hasil uji statistik dengan analisa variansi untuk hubungan kapasitas akumulasi Sipetang terhadap konsentrasi Pb media, menunjukkan bahwa perlakuan penambahan konsentrasi Pb media memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kapasitas akumulasi Sipetang. Dimana, pada perlakuan penambahan 0,5 ppm diperoleh nilai  Fhitung (2,477) < Ftabel (5,59) pada taraf α = 0,05, Ho yang diajukan diterima, berarti tidak ada pengaruh penambahan konsentrasi Pb terhadap kemampuan akumulasi Sipetang. Sedangkan pada perlakuan penambahan 1 ppm dan 5 ppm, uji F menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (5,59), dimana pada penambahan 1 ppm Fhitung yang diperoleh sebesar  9,974 dan pada penambahan 5 ppm Fhitung sebesar 19,196. Hasil ini berarti Ho ditolak, sehingga terdapat pengaruh penambahan konsentrasi Pb terhadap kemampuan akumulasi Sipetang.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
                                                                                     
5.1. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan konsentrasi Pb memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kapasitas akumulasi kerang Sipetang (Pharus sp) di perairan sekitar kawasan mangrove stasium kelautan Dumai. Pada penambahan konsentrasi Pb 0,5 ppm tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan akumulasi Sipetang. Sedangkan pada penambahan konsentrasi Pb 1 ppm dan 5 ppm memiliki pengaruh terhadap kemampuan akumulasi Sipetang.
            Kapasitas akumulasi maksimum dicapai pada media penambahan 5 ppm pada jam ke-48 yaitu sebesar 2,0185 ppm/jam/gr tubuh dan terendah pada media penambahan konsentrasi Pb 1 ppm pada waktu pengamatan 144 jam yakni sebesar 0,0972 ppm/jam/gr tubuh. Secara keseluruhan nilai kapasitas akumulasi mengalami penambahan pada selang waktu 48 jam awal penelitian dan semakin menurun dengan adanya penambahan waktu.

5.2. Saran
            Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan seperti salinitas, suhu, kandungan logam lain, umur dan ukuran tubuh yang seragam terhadap kemampuan akumulasi Sipetang (Pharus sp). Selain itu, karena daya tahan hidupnya yang tinggi, jumlahnya yang berlimpah dan kemampuan akumulasinya, maka kerang dapat dipertimbangkan sebagai alternatif untuk mengatasi pencemaran perairan akibat polutan termasuk logam berat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1997. Abstract Book Trace Metals in The Aquatic Environment Fourth International Conference, 19-23 May 1997, University Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur. 121 + ix p.

Barnes, D. R. 1980. Invertebrate Zoology. Saaunders College. Philadelphia. 416 – 421 pp.

Bourne, N. 1986. Intertidal Clams. P 22 In G. S. Jamieson and Francis (Eds) Invertebrate and Marine Plant Resources of British Columbia. Can. Spec. Pupl. Fish. Aquat. Sci 91.

Buchanan, J. B. 1984. Sediment Analysis, pp 41 – 65. In N. A. HOLMER and A. D. MC INTRYRE (Eds). Metods for the Study of Marine Benthos Blakweel Sci. Publ, Oxford and Edinburg.

Broom, N. 1985. The Biology and Culture of Marine Bivalves Mollusca of The Genus Anadara. International Centre for Living Aquatic Resources Management, Manila. 37 pp.

Connel, D. W. and Miller, G. J. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Terjemahan Yanti Koestoer. UI Press, Jakarta.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press, Jakarta.

Dewi, U. 1996. Hubungan Tekstur Sedimen dengan Kelimpahan Bivalva di Perairan Pantai Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 60 hal (tidak diterbitkan).

EPA (Environmental Protection Agency). 1973. Water Quality Criteria. Ecology Research Series. Washington 595 p.

Hasim. Kerang sebagai Biofilter Logam Berat. 2003. http://www.kompas.com/kops_cetak/0300902/inspirasi/527438.htm
.
Hutabarat, S. W. dan S. M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 159 hal.

Hutagalung, H. P. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Buku 2. PPPO-LIPI. Jakarta. 80 hal.

Hutagalung, H. P. 1991. Pencemaran Laut oleh Logam Berat. Hal 45 – 59 dalam D. H. Kunarso dan Ruyitno (Eds). Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. PPPO – LIPI, Jakarta.


Jorgensen, B. C. 1990. Bivalva Filter Feeding: Hidrodinamics, Bioenergetics, Physiologi and Ecology. Oslen and Oslen, Helstedvej 10, DK-3480 Frendsborg, Denmark.

Knox, G. A. 1986. Estuarine Ecosystem. A System Approach (Volume 1). CRC Press, Inc. New Zealand. 194 pp.

Loade, M. A. 1991. Budidaya Rumput Laut, Kanisius, Yogyakarta. 32 hal.

Lu, F. 1994. Toksikologi Dasar Edisi Kedua. UI Press, Jakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta. 351 hal.

Nusrawati. 2000. Tingkah Laku dan Lubang Galian Sipetang (Pharus sp) di Hutan Mangrove Marine Station Dumai. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 50 hal (tidak diterbitkan).

Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta. Diterjemahkan oleh H. M. Eidman, Koesbiono, D. G. Bengan, M. Hutomo dan S. Sukahardjo. 456 hal.

Palar, 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. 152 hal.

Rustandi, Y. 1993. Status Pencemaran Logam Berat di Perairan Tanjung Periuk. Jakarta. Skripsi Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 89 hal.

Saeni, S. M. 1997. Penentuan Tingkat Pencemaran dengan Analisis Rambut. Orasi Ilmiah Institut Pertanian Bogor, Bogor. 45 hal.

Stebbins, R. C; J. W. Nybakken, T. I. Storer and R. I. Usinger. 1979. General Zoology. Edition 1975. Tata  Mac. Graw-Hill and Mohan Maakhijani, New Dalhi. 899 pp.

Storer, Usinger, Nybakken, Stebbins. 1977. Elements of Zoology. McGraw-Hill International Book Company.

Supriharyono. 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya  Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syahfitri, H. 2005. Pertumbuhan Bakteri Heterotrofik pada Air Laut Tercemar Deterjen. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 37 hal (tidak diterbitkan).

Tanjung, A. 2000. Biologi dan Ekologi Sipetang (Pharus sp) Hutan Mangrove Stasiun Kelautan. Lembaga Penelitian Universitas Riau. 35 hal (tidak diterbitkan).

Tudorancea, C., R. H. Green and J. Huebner. 1978. Struktur Dinamics and Production of the Benthic Fauna in Lake Manitoba. Hydrobiologia 64 (1); 59-95.

Zulfitri, 1990. Analisis Kandungan Logam Berat (Cu, Pb, Hg dan As), Kesadahan Total dan Kandungan Garam (NaCl) dari Air Laut Sekitar Desa Mantang Besar Kabupaten Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Riau. 63 hal (tidak diterbitkan).

















Lampiran


Lampiran 1.   Data Panjang Total (TL) dan Berat Total (W) Sipetang  (Pharus sp) Pada Masing-masing Wadah Penelitian
Text Box: PA1
No TL (cm) W (gr)
1. 4,1 2,267
2. 4,3 3,184
3. 3,3 1,814
4. 3,2 1,808
5. 4,3 3,691
6. 3,8 2,095
7. 3,4 2,051
8. 4,2 3,127
9. 4,3 3,373
10 4,0 2,180

Text Box: PA3
No TL (cm) W (gr)
1. 5,8 6,412
2. 5,5 5,980
3. 5,6 5,225
4. 6,1 7,091
5. 6,3 7,496
6. 5,5 6,018
7. 5,1 3,957
8. 4,7 3,554
9. 4,8 3,677
10. 4,9 3,859

Text Box: PA2
No TL (cm) W (gr)
1. 5,3 4,452
2. 4,8 3,810
3. 5,2 4,115
4. 4,4 2,784
5. 4,9 4,056
6. 4,9 3,893
7. 4,0 2,508
8. 5,1 4,452
9. 3,8 2,478
10. 4,3 3,089

Text Box: PB1
No TL (cm) W (gr)
1. 5,2 4,245
2. 4,9 3,965
3. 4,3 3,478
4. 4,8 3,681
5. 5,4 5,529
6. 4,9 4,179
7. 4,2 3,250
8. 3,9 2,568
9. 4,9 4,207
10. 4,8 4,019

Text Box: PB2
No TL (cm) W (gr)
1. 4,4 3,815
2. 4,2 2,672
3. 3,8 2,041
4. 3,3 1,908
5. 4,3 3,592
6. 4,0 2,056
7. 4,5 3,759
8. 4,8 3,989
9. 3,9 2,773
10. 4,2 3,307

Text Box: PB3
No TL (cm) W (gr)
1. 4,9 3,861
2. 5,6 6,190
3. 4,7 3,370
4. 5,3 4,994
5. 4,8 3,726
6. 6,0 6,964
7. 5,5 5,906
8. 6,3 7,578
9. 6,2 7,309
10. 5,4 6,029
Text Box: PC2
No TL (cm) W (gr)
1. 5,6 6,106
2. 6,1 7,478
3. 5,3 5,019
4. 5,4 5,858
5. 6,2 7,670
6. 5,7 6,426
7. 6,0 7,088
8. 6,2 7,415
9. 5,3 4,458
10. 5,8 6,507

Text Box: PC3
No TL (cm) W (gr)
1. 4,2 2,763
2. 4,4 3,845
3. 4,3 3,716
4. 3,4 2,043
5. 3,2 1,917
6. 5,8 6,587
7. 5,6 5,309
8. 4,9 4,164
9. 4,8 3,815
10. 5,0 3,992
Text Box: PD2
No TL (cm) W (gr)
1. 5,5 6,120
2. 5,3 4,925
3. 4,9 4,048
4. 5,0 3,889
5. 4,7 3,278
6. 5,0 4,425
7. 4,9 4,198
8. 4,6 3,853
9. 5,1 4,685
10. 4,8 3,897

Text Box: PD1
No TL (cm) W (gr)
1. 5,9 6,640
2. 6,4 7,749
3. 6,2 7,708
4. 5,5 5,924
5. 5,4 5,919
6. 5,8 6,587
7. 5,6 5,309
8. 4,9 4,167
9. 4,8 3,815
10. 5,0 3,992

Text Box: PD3
No TL (cm) W (gr)
1. 5,1 4,062
2. 5,3 5,276
3. 5,0 4,047
4. 4,9 3,885
5. 4,6 3,765
6. 3,3 1,940
7. 4,2 2,681
8. 4,4 3,853
9. 4,5 3,908
10. 3,8 2,375

Text Box: PC1
No TL (cm) W (gr)
1. 5,6 6,412
2. 5,4 5,909
3. 5,0 3,905
4. 4,9 3,885
5. 4,8 3,702
6. 5,1 4,722
7. 5,4 5,501
8. 5,8 6,508
9. 4,2 3,421
10. 4,9 3,793
Keterangan :
PA,B,C,D......... : Perlakuan Penambahan Pb 0 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 5 ppm
PA1,2,3........... : Perlakuan Penambahan Pb 0 ppm ulangan ke-1,2,3
PB1,2,3........... : Perlakuan Penambahan Pb 0,5 ppm ulangan ke-1,2,3
PC1,2,3........... : Perlakuan Penambahan Pb 1 ppm ulangan ke-1,2,3
PD1,2,3........... : Perlakuan Penambahan Pb 5 ppm ulangan ke-1,2,3
Lampiran 2.  Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Pb Sipetang Pada Masing-masing Media Selama Penelitian

Waktu
(Jam)
Nilai Konsentrasi Pb (ppm)
B1
C1
D1
0
15,8487
10,4318
8,3540
9,113
14,2608
14,2834
14,2880
11,8726
10,2976
Rata-rata
13,0833
12,1884
10,9783
48
17,2142
21,4917
24,1472
16,2658
19,0461
23,6433
20,0846
20,3417
23,2606
Rata-rata
17,8548
20,2931
23,6837
96
22,9612
26,1409
24,2527
20,6192
19,0580
23,8548
18,9600
24,8015
21,1202
Rata-rata
20,8468
23,3334
23,0759
144
26,8695
22,7598
27,6392
19,5835
18,8536
19,2994
22,4145
21,8724
22,7077
Rata-rata
22,9558
21,1619
23,2154



Lampiran 3.  Nilai Kapasitas Akumulasi Sipetang Terhadap Konsentrasi Pb Media Selama Penelitian


Waktu
(Jam)
Konsentrasi Pb Media
0,5 ppm
1 ppm
5 ppm
Kapasitas Akumulasi (ppm/jam/gr tubuh)
0 – 48
0,1451
1,2730
2,0185
0,7304
0,5112
1,2420
0,6389
0,8866
1,5507
Rata-rata
0,5048
0,8902
1,6037
0 – 96
0,2871
0,7208
0,6156
0,4265
0,1611
0,4020
0,1497
0,5344
0,3874
Rata-rata
0,2877
0,4721
0,4683
0 – 144
0,3327
0,3068
0,5251
0,2293
0,0972
0,1671
0,2052
0,2330
0,2798
Rata-rata
0,2557
0,2123
0,3240

Cara Perhitungan Memperoleh Nilai Kapasitas Akumulasi Sipetang

- Penambahan Konsentrasi Pb Pada Sipetang :
         Nilai Konsentrasi Pb Sipetang pada T0 (Awal penelitian) = 15,8487 ppm
         Nilai Konsentrasi Pb Sipetang pada T1 (jam ke-48) = 17,2142 ppm
Maka penambahan konsentrasi = 17,2142 – 15,8487 ppm
          ..............                            = 1,3655 ppm
- Selang waktu  = 48 jam
- Berat kering tubuh Sipetang = 0,196 gr

Jadi, Nilai Kapasitas Akumulasi Sipetang ditentukan dengan mengukur penambahan konsentrasi Pb per satuan waktu dan berat tubuh.
Kapasitas Akumulasi         = 1,3655 ppm / 48 jam / 0,196 gr
                                          = 0,1451 ppm/jam/gr


0 komentar "Akumulasi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) (part III)", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat