Mobilitas Sosial
A. Pengertian
Mobilitas berasal dari kata movere
(latin) yaitu memindahkan/berpindah. Mobilitas sosial berarti perpindahan orang
atau kelompok dari suatu strata sosial ke strata sosisl yang lain. Kimbal Yoeng
mengatakan mobilitas sosial adalah suatu gerakan dalam struktur sosial, yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
B. Jenis
mobilitas sosial
1. Mobilitas
sosial vertikal
Mobilitas
sosial vertikal bisa berarti arah gerakannya ke atas atau social climbing, dan arah gerakan kebawah atau sosial sinking. Gerak
sosial vertikal yang naik mempunyai dua bentuk utama, yaitu :
a. Masuknya
individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah kedalam kedudukan yang lebih
tinggi, dimana kedudukan tersebut telah ada.
b. Pembentukan
suatu kelompok baru, yang kemidian di tempatkan pada derajat yang lebih tinggi
dari kedudukan individu-individupembentukan kelompok tersebut.
Gerak
sosial yang menurun mempunyai dua bentuk utama, yaitu :
a. Turunnya
kedudukan individu ke kedudukan lebih rendah derajatnya, dan
b. Turunnya
derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai
kesatuan.
Kedua bentuk tersebut dapat didibaratkan
sebagai seorang penumpang kapal laut, atau sebagai kapal yang tenggelam bersama
seluruh penumpangnya atau apabila kapal itu pecah. Pitirim A. Sosikin
mengatakan ada beberapa prinsip gerak vertikal yaitu:
1)
Hampir tidak ada masyarakat yang system
pelapisan sosialnya mutlak tertutup seperti kasta di India.
2)
Betapun terbukanya suatu system
pelapisan sosial masyrakat pasti ada hambatan-hambatannya.
3)
Gerakan sosial vertikal berlaku umum
bagi semua masyarakat .
4)
Laju gerakan sosial vertikal masyarakat
disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi,politik serta pekerjaan yang berbeda.
Ia juga mengatakan gerakan sosial vertikal
mendapatkan saluran-salurannyadalam lembaga-lembaga angkatan bersenjata,
lembaga keagamaan, sekolah-sekolah, organisasi politik, organisasi ekonomi,
organisasi keahlian dan perkawinan.
2.
Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas sosial horizontal merupakan
perubahan seseorang pada lapisan sosial yang sama. Kedudukan seseorang dapat
maju atau mundur tetapi masih ada lapisan sosial yang sama. Contohnya adalah
seseorang yang beralih kewarganegaraan beralih pekerjaan yang sederajat atau
mungkin juga peralihan, atau objek-ojek sosial seperti misalnya radio, mode
pakaian,dan idiologi.dengan adanya gerak sosial horizontal, tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang ataupun sustu objek sosial.
C.
Tujuan penelitian gerak sosial
Para sosiolog meneliti gerak sosoial
untuk mendapatkan keterangan-keterangan perihal keteraturan dan keluesan
struktur sosial. Para sosiologi mempunyai perhatian yang khusus terhadap
kesulitan-kesulitan yang secara relative di alami oleh idividu-individu dan
kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat dan
yang merupakan suatu objek dari suatu persaingan. Pada masyarakat berkasta yang
sifatnya tertutup, hampir tak ada gerak sosial yang vertikal karena kedudukan
seseorang telah di tentukan sejak di lahirkan. dalam system lapisan terbuka,
kedudukan yang hendak tercapai, tergantung pada usaha dan kemampuan si
individu. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam system lapisan dapat mendorong
dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih trepandang dalam
masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan-hambatan dan
kesulitan-kesulitan, misalnya birokrasi (dalam arti yang kurang baik) biaya,
kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat, dan sebagainya.
D.
Beberapa prinsip umum gerak sosial yang
vertikal
Gerak sosial horizontal seperti
pindah pekerjaan yang sederajat,perpindahan penduduk (urbanisasi, transmigrasi
dan sebagainya), tidak akan di bicarakan secara panjang lebar .prinsip-perinsip
umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalahnsebagai berikut:
a.
Hampir tak ada masyarakat yang sifatnya
system lapisannya mutlak tertutup, di mana sama sekali tak ada gerak sosial
yang vertikal.sutu contoh adalah masyarakat
berkasta india. Walaupun gerak sosial yang vertikal hampir-hampir tidak
tampak, proses tadi ada. Seorang warga kasta brahmana yang berbuat kesalahan
besar dapat turun kastanya atau seeorang dari kasta rendahan dapat naik ke
kasta yang lebih tinggi, misalnya melalui perkawinan.
b.
Betapun terbentuknya system lapisan
dalam suatu masyrakat, tak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan
sebebas-bebasnya. Paling tidak banyak akan ada hambatan-hambatan. Apabila
proses gerak sosial termaksud dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya, tidak
mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi cirri tetap dan umumdari setiap
masyarakat. Keadaan tersebut dapat di ibaratkan sebagai gedung bertingkat yang
sama sekali tidak mempunyai batas-batas yang memisahkan lantai yang rendah
dengan lantai berikutnya yang lebih tinggi.
c.
Gerak sosial yang umum berlaku bagi
semua masyarakat tak ada. Setiap masyarakat mempunyai cirri-cirisendiri bagi
gerak sosial yang vertikal.
d.
Laju gerak sosial vertikal yang di
sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi politik serta pekerjaan berbeda.
e.
Berdasarkan bahan-bahan sejarah
,khususnya dalam gerak sosial vertikel yang di sebabkan faktor-faktor ekonomis,
politik dan pekerjaan, tak ada kecenderungan yang kontinu perihal bertambah
atau berkurangnya laju gerak sosial. Hal ini berlaku bagi suatu negara, lembaga
sosial yang besar, dan juga bagi sejarah manusia.
f.
Saluran gerak sosial vertikal
Menurut
Piritim A Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation. Saluran yang
terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan , sekolah, organisasi
politik, ekonomi, dan keahlian.
Angkatan bersenjata memainkan peranan
penting dalam masyrakat dengan system militerisme, atau yang berada dalam
keadaan perang, baik perang melawan musuh dari luar maupun perang saudara.
Dalam keadaan perang misalnya, suatu negara akan menghendaki dan berusaha agar
keluar sebagai pemenang. Jasa seorang prajurut, tanpa memperhatikan
kedudukannya (status), akan dihargai
tinggi oleh masyarakat. Seorang prajurit yang berasal dari kedudukan yang
rendah, karena jasa-jasanya dan juga banyaknya korban dikalangan
rekan-rekannya, baik yang sederajat maupun yang lebih tinggi dapat menanjak ke
kedudukan yang lebih tinggi, dan kadang-kadang bahkan melalui karier trsebut,
mereka dapat memperoleh kekuasaan dan wewenang yang besar.
Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran
penting dalam gerak sosial vertikal. Setiap ajaran agama menganggap bahwa
manusia mempunyai kedudukan sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari
lapisan rendah dalam masyrakat. Di dalam sejarah di kenal Paus Gregorius VII
yang jasanya sangat besar dalam pengembangan agama katolik; beliau adalah putra
seorang tukang kayu. Juga ajaran agama membawa pengaruh yang besar terhadap
Nabi Muhammad Saw. Siddharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.
Lembaga pendidikan sepeti sekolah, pada
umumnya merupakan saluran konkret gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah
dapat dianggap sebagai social elevator
yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang
paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai dimana sekolah-sekolah tertentu hanya
dapat di masuki oleh golongan-golongan masyarakat yang tertentu, misalnya dari
lapisan atas, atau dari sustu ras tertentu. Sekolah-sekolah yang demikian bila
ddapat di masuki oleh lapisan yang rendah akan menjadi saluran gerak sosial
yang vertikal. Di Indonesia, secara relative dapat di telaah kedudukan apa yang
di tempati oleh mereka yang hanya tamat sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, perguruan tinggi dan seterusnya,
walaupun kenyataan belum menunjukkan adanya kedudukan yang sesuai bagi mereka
dalam hal-hal tertentu.
Organisasi seperti partai politik dapat
memberi peluang besar bagi para anggotanya untuk naik dalam pertanggaaan
kedudukan. Apabila ia mempunyai kemampuan beragitasi, berorganisasi, dan
sebagainya. Pada masyarakat yang demokratis dimana lembaga pemilihan umum
memegang peranan penting dalam pembentukan kepemimpinan, organisasi-organisasi
politik mempunyai peranan yang sama, walaupun dalam bentuk yang lain. Supaya
seseorang terpilih, terlebih dahulu dia harus membuktikan dirinya sebagai orang
yang mempunyai kepribadianyang baik, aspirasi-aspirasi yang baik dan
sebagainya. Hal itu paling mudah dapat di lakukan dengan cara menjadi anggota
salah satu organisasi politik.
Bagaimanapun juga wujudnya suatu
organisasi ekonomi umpama perusahaan assembling
mobil, perusahan impor ekspor, travel
bereau dan lain-lainnya. Organisasi-organisasi tersebut memegang peranan
penting sebagai sebagai saluran gerak sosial yang vertikal. Betapapun
ukuran-ukuran yang menjadi dasr system lapisan dalam masyarakat biasanya orang-orang
kayalah yang menduduki lapisan tinggi. Gejala ini juga dijumpai pada masyarakat
tradisional, yang sering dihubungkan dengan upacara-upacara adat yang harus di
lakukan. Tidak jarang upacara adat memerlukan biaya besar dan yang mampu
mengadakan hanyalah orang-orang yang mampu secara materi. Dan bahkan hal itu
sering kali merupakan status symbol
dari yang bersangkutan.
Organisasi-organisasi keahlian seperti
himpunan sarjana ilmu pengetahuan, tertentu, persatuan sastrawan, organisasi
para pelukis, dan seterusnya, merupakan wadah yang dapat menampung
individu-individu yang masing-masing keahliannya untu diperkenalkan kepada
masyarakat.
Sudah tentu ada saluran-saluran dalam
masyarakat misalnya perkawinan. Seseorang yang menikah dengan sesorang yang berasal
dari lapisan atas dapat ikut naik kedudukannya. Akan tetapi, hal yang
sebaliknya juga mungkin terjadi apabila dia menikah dengan seseorang yang lebih
rendah kedudukannya di dalam masyrakat.
E.
Kerugian dan manfaat mobilitas
Pandangan yang menyatakan bahwa
mobilitas merupakan sesuatu hal yang baik adalah bagian dari etos demokrasi
kita. Manfaat mobilitas sosial tidaj dapat dipisahkan dari kerugiannya, karena orang
yang mematahkan tiang penghambat kemajuannya, berarti pula memutuskan jarring
penyelamat yang dapat menahan kejatuhan mereka ke jenjang status yang lebih
rendah. Di tinjau dari sudut individu dan masyarakat, mungkin saja masyarakat
yang bersistem sosial tebuka bersifat menguntungkan. Akan tetapi masyarakat
seperti itu tetap memiliki konsekuensi yang negatif. Konsekuensi negatif
tersebut mencakup kecemasan atau penurunan status bila terjadi
mobilitas-menurun. Mobilitas sosial seringkali mengakibatkan adanya mobilitas
geografis yang disertai dengan kerugian yang menyakitkan, karena ikatan sosial
yang sudah sekian lama terjalin, lenyap [lane, 1997; Harris, 1981].
Beberapa penelitian bahkan telah
menemukan bahwa tingkat penyakit mental yang tinggi dapat di akibatkan baik
oleh mobilitas-menurun [Ellis, 1952; Hollingshead, dkk, 1953]. Dalam setiap
mobilitas tersebut “orang yang beralih ke status kelas sosial menengah” akan
mengalami perubahan perilaku dan jalinan hubungan yang mungkin lebih drastis
dari pada proses pergantian agama atau kewarganegaraan. Bebrapa studi lainnya
telah pula mengemukakan bahwa mobilitas-menurun berkaitan dengan banyak hal yang
mencemaskan, seperti misalnya gangguan kesehatan, keretakan keluarga, perasaaan
terasing (alienasi) dan keterpencilan sosial (social distance). Namun demikian
, sekali lagi, penyebab dan akibatnya tidak dapat di identifikasi. Hal-hal yang
mencemaskan seperti itu dapat saja merupakan penyebab ataupun akibat dari
mobilitas-menurun. Baik bagi individu maupun bagi masyarakat, manfaat dan
kerugian mobilitas sosial, serta masyarakat bersistem sosial terbuka, masih
dapat diperdebatkan.
F.
Determinan mobilitas
Tingkat
mobilitas pada masyarakat modern ditentukan oleh :
1)
Faktor struktur, yakni factor yang
menentukan jumlah relative dari kedudukan tinggi yang harus di isi dan
kemudahan untuk memperolehnya.
2)
Faktor individu, yang antar lain temasuk
faktor kemujuran yang menentukan siapa yang akan berhasil mencapai kedudukan
tersebut.
·
Faktor
stuktur meliputi :
a.
Struktur pekerjaan
b.
Perbedaan fertilitas
c.
Ekonomi ganda
·
Factor individu meliputi :
a.
Perbedaan kemampuan
b.
Orientasi sikap terhadap mobilitas
c.
Faktor kemujuran
Daftar
Pustaka
Aini, Nurul, dkk.2006. SOSIOLOGI dan POLITIK. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Soekanto, Soerjono.2012. SOSIOLOGI SUATU PENGANTAR. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Horton, Paul,B. 1984. Sosilogi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
0 komentar "Mobilitas Sosial", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat