4.1.6. Senyawa dan Kandungan Nitrogen Di
Laut
Pengetahuan senyawa dan kandungan N di laut sangat
penting untuk diketahui, hal ini mempunyai hubungan erat dengan kehidupan biota
laut, dan berkaitan dengan nutrient untuk biota laut. Secara alamiah
perkembangan konsentrasi dari nutrient sangat tergantungan dari hubungan antara
kedalaman laut dan stok fitoplankton beserta aktivitasnya (Lonshurst, 1988).
Studi yang dilakukan di Guinea, Atlantic bagian timur menemukan adanya korelasi
antara naiknya turunnya konsentrasi NO3- dengan kedalaman
laut dan produksi fitoplankton (Herbland dan Voituriesa, 1979). Pada laut yang
dalam Zn akan menjadi faktor pembuat masalah dalam hubungan antara kandungan
oksigen dan klorofil, oleh karena itu sangat menentukan “batas kandungan
nitrat” (nitracline) (Longhurst, 1988), mengingat kandungan N dalam air
senantiasa berbentuk ion nitrat dan ion ammonium (Rompas, 1998). Dalam hubungan
inlah penting untuk menentukan konsentrasi nutrient terutama senyawa N-nitrat
dan N-amonium pada permukaan laut di wilayah tropika dan subtropika
(Longhurast, 1988). Hal ini disebabkan pada kedalaman air 0 – 200 m, sinar
matahari masih menembus badan air dan akan terjadi aktivitas biologi yang
sangat banyak (Rompos, 1998). Di laut ekuatorial kandungan N03-
pada kedalaman 100 m mengandung konsentrasi 10 – 25 µgram atom 1-1 dan pada
subtropikal berkisar antara 10 – 25 µgram atom 1-1 (Andersen, et al.,
1969; Walsh, 1976). Namun dalam keadaan stok klorofil yang tinggi konsentrasi
N03- akan menurun (Longshurt, 1988). Beberapa fitoplankton akan mengangkut
nitrogen secara vertical ke garis batas nutrient (Eppley, et al., 1968). Beberapa
daripadanya dapat membentuk nitrat tetap (Mangue, et al., 1974; Stewart, 1971).
Hujan mungkin sangat sedikit sebagai sumber N03- dan NH4+.
Dari hasil penelitian dan fenomena alam tersebut di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa jenis-jenis N-anorganik yang utama dalam air adalah ion nitrat
(N03-) dan ion amonimum (NH4+).
Namun dalam kondisi tertentu masih terdapat ion nitrit dan sebagian besar dari
nitrogen terikat dalam nitrogen organic (47,9%), yaitu bahan-bahan yang
berprotein, juga terdapat dalam bahan pencemar seperti asam sianida (HCN), asam
etilen diamin tetra asetat (EDTA) atau dalam bentuk asam nitrilotriasetat (NTA)
(Rompas, 1998).
Selanjutnya, Soderlund dan Rosswall (1986), melakukan
inventarisasi kandungan total nitrogen yang ada di laut. Konsep ini dikutip
oleh Rompas (1998), dengan kesimpulan bahwa siklus nitrogen secara global
terlihat pada biomasa di laut sekitar 5,3 x 101/2 kg tetapi tidak
menguraikan secara kuantum distribusinya dilaut.
Kandungan NH4+ dapat
ditemui diterumbu karang sebab gas ini merupakan buangan dari organisme
akuatik, domestic dan industri. Ion-ion ammonium dan amino-nitrogen (R-NH2
dalam bahan yang berprotein) dioksidasi oleh oksigen dengan adanya ketalis
biologi yang cocok :
Reaksi di atas dapat terjadi jika ada kandungan oksigen
yang cukup memadai. Misalnya untuk pengolahan air pembuangan rumah tangga atau
industri, bahan organic jika diberi aerasi intensif maka limbah yang mengandung
ion ammonium akan terurai menjadi ion nitrat yang dapat diasimilasi. Dalam
keadaan tanpa oksigen, NO3- dapat sebagai penerima electron dalam reaksi-reaksi
dengan mikroorganisme sebagai perantara:
NO3 - + 6H + 5e - 1/2 N2 +
3H2O
Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron digunakan
dalam proses pengolahan air buangan untuk menghilangkan nitrogen dengan
membiarkan ion nitrat mengoksidasi methanol melalui reaksi bakteri
dengankondisi anaerob, sebagai berikut :
5CH3 OH + 6 NO 3- +
6 H 5 CO2 +
3N2 + 12H2O
Reaksi tersebut di atas disebut
denitrifikasi yang dalam beberapa keadaan reduksi ini merubah semua senyawa itu
membentuk ion NH4+.
4.1.7. Siklus Biogeokimia Nitrogen di
Perairan Laut
Dari kajian-kajian
tersebut di atas dapat dikaji bahwa nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai
bentuk senyawa. Nitrogen yang terbanyak dalam bentuk N-molekuler (N2)
yang berlipat ganda jumlahnya daripada nitrit (NO2) atau nitrat (NO3),
tetapi tidak dalam bentuk yang berguna bagi jasad hidup (Davis, 1986).
Nitrogen memegang
peranan kritis dalam siklus organic dalam menghasilkan asam-asam amino yang
membuat protein. Dalam siklus nitrogen, tumbuh-tumbuhan menyerap N-anorganik
dalam salah satu gabungan atau sebagai nitrogen molekuler. Tumbuh-tumbuhan ini
membuat protein yang kemudian dimakan hewan dan diubah menjadi protein hewan.
Jaringan organic yang mati diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk
didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang mengikat nitrogen molekuler menjadi
bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) dan
bakteri denitrifikasi yang melakukan hal sebaliknya. Nitrogen lepas ke udara
dan diserap dari udara selama siklus berlangsung. Jumlah nitrogen yang
tergabung dalam mineral dan mengendap di dasar laut tidak seberapa besar
(Romimohtarto dan Juwana, 2001). Pola sebaran nitrogen di Samudera Atlantik, Pasifik dan Samudera India
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Sebaran menegak dari
bentuk-bentuk gabungan nitrogen berbeda di laut. Nitrat terbanyak terdapat di
lapisan permukaan, ammonium tersebar secara seragam, dan nitrit terpusat dekat
termoklin. Interaksi-interkasi antara berbagai tingkat nitrogen organic dan
bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat nitrogen diubah menjadi berbagai
senyawa anorganik, zat-zat ini sudah tenggelam di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan
masalah bagi penyediaan nitrogen karena termoklin merupakan penghalang bagi
migrasi menegak unsur-unsur ini dan kenyataannya persediaan nitrogen akan
menjadi faktor pembatas bagi produktivitas di laut.
Zat hara merupakan
zat-zat yang sangat penting bagi produktivitas primer Phytoplankton daam air.
Zat hara anorganik utama yang di perlukan phytoplankton untuk tumbuh dan
berkembang baik adalah nitrogen dalam bentuk nitrat.
Dalam perairan,
nitrogen dapat di temukan dalam bermacam-macam bentuk yaitu Nitrogen (N2),
amoniak (NH3), Amonium (NH4), nitrit (NO2-)
dan nitrat (NO3-). Gas nitrogen yang lenyap dari lautan
sebagai gelembung gas dan dapat juga terevaporasi ke udara yang digunakan oleh
ganggang dan beberapa bakteri untuk pertumbuhan (Alaert dan Santika, 1984)
Nitrogen dalam
perairan terdapat dalam bentuk gas nitrogen, nitrit, nitrat, aminiak dan
amonium. Dalam keadaan aerob, kandungan oksigen terlarut berada dalam kondisi
yang cukup. Nitrogen di ikat oleh organisme renik menjadi nitrathanya dalam
bentuk nitrat, maka organisme renik yang terdiri dari zooplankton dan
phytoplankton akan diserap oleh organisme nabati yaitu produsen primer yang
kemudiannya di olahnya menjadi protein, selanjutnya menjadi sumber energi bagi
mahluk hidup di perairan (Wardoyo, 1981)
Secara alami
konsentrasi nitrat diperairan laut hanya beberapa mg/l. senyawa nitrat
merupakan salah satu sel nutrisi yang merangsang pertumbuhan organisme laut,
sehingga secara langsung dapat mengontrol perkembangan produksivitas primer
Koesoebiono (1980)
menyatakan bahwa pada umumnya diantara senyawa nitrogen anorganik di laut,
nitrat merupakan yang tertinggi, adapun kandungan masing-masing senyawa
nitrogen anorganik adalah sebagai berikut : NH3-N berkisar 5-50 mg/m3,
NO2-N berkisar 0,1 – 50 mg/m3, dan NO3-N
berkisar 1-600mg/m3.
Kelimpahan nitrat
yang tidak terkendali di perairan yang di sebabkan oleh aktivitas manusia
seperti penggunaan pupuk dan pembuangan limbah ke perairan yang dapat
menyebabkan terjadinya kondisi yang aerob. Fenomena eutrofikasi di perairan
sering terjadi di daerah pantai yang secara langsung di pengaruhi oleh
adanya penyebaran nitrat dari darat (Nontji, 1987)
Persyaratan nitrogen
anorganik seperti amoniak, nitrit, nitrat sangat penting dalam menentukan
produktivitas suatu komunitas, khususnya nitrat dan amoniak, dapat juga
digunakan oleh tumbuhan hijau terutama oleh macam-macam algae dalam dalam
produktivitas primer
Nitrogen masuk
melalui atmosfer dengan cara fiksasi atau proses perubahan gas nitrogen menjadi
suatu elemen yang dapat di gunakan dalam kehidupan karena adanya peristiwa
oksidasi, fiksasi yang terjadi di atmosfer terbagi menjadi dua bagian yaitu
fiksasi atau fiksasi yang di sebabkan oleh kilat, petir yang membentuk nitro
oksida dan fiksasi hayati atau pengikatan nitrogen secara langsung oleh jasad
renik
Aktivitas
mikroorganisme seperti nitrosomonas juga dapat menambahkan kandungan nitrogen
di perairan dimana amonium akan berubah menjadi nitrat dengan reaksi :
NH4 + 0,5
O2 → NO2 + 2 H+ + CO2
Sebelum menjadi
amonium, senyawa nitrogen organik akan diubah menjadi molekul yang lebih
sederhana melalaui peristiwa ammonifikasi dengan proses :
(NH2)2
CO + H2O → 2 NH3 + CO2
Dimana amoniak yang terbentuk akan kembali dimanfaatkan
oleh tumbuhan dan sebagian lagi dioksidasi menjadi nitrat dan nitrit melalui
proses nitrifikasi atau konversi ion amoniak menjadi nitrat yang esensial,
hasil konversi ini digunakan sebagian besar tumbuh-tumbuhan melalui proses :
4 NH4 + 6 O2
→ 4 NO2 + 8 H+ + H2O
4 NO2
+ 2 O2 → 4 NO3
Sebagian NO3 akan
tercuci kekolom air dan sedimen, sebagian lagi ke atmosfer dalam bentuk N2
dan H2O melalui proses denitrifikasi dengan proses :
5 CH2O
+ 4 NO3 + 4 H+ → 2 N2 + 5 CO2 + 7 H2O
Mineral solution juga memberi peranan
penting dalam proses biogeokimia nitrogen di perairan yaitu dengan terkikisnya
batuan dari daratan yang mengandung nitrogen kemudian juga upwelling yang mampu
mengaduk kembali nitrogen yang berada di dalam lautan untuk ke bagaian atas.
Limbah
perkotaan dan penggunaan pupuk pertanian akan memberikan efek yang cukup
signifikan terhadap kandungan nitrogen di kolom air, karena limbah perkotaan
dan pupuk pertanian dapat menstimulasi kandungan nitrogen.
Menurut
Riley dan Chester (1971) menyatakan bahwa sumber nitrogen di laut berasal dari
limpasan air laut, difusi dari atmosfer, letusan gunung berapi, aktivitas
mikroorganisme pengikat nitrogen dan limbah pemukiman serta industri.
Senyawa-senyawa
nitrogen di perairan berasal dari atmosfer, sumber perairan, sisa makanan,
organisme yang telah mati dan dari hasil metabolisme serta eksresi hewan-hewan
air.
Nitrat
merupakan makronutrien yang penting dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan
zat organik. Input padatan organik ke laut melalui beberapa cara : input dari
daratan melalui sungai (buangan rumah tangga dan industri), atmosfer, eskresi
organisme laut, suspensi padatan organik dari sedimen dan komposisi atau
penguraian organisme yang telah mati (Connell dan Hawker, 1992)
Penambahan nitrogen
dalam tanah dan air laut berasal dari atmosfer melalui peristiwa hujan dan
petir, selain itu juga melalui aktivitas bakteri, limbah yang mengandung
senyawa nitrogen yang berupa bahan organik protein dan senyawa anorganik
seperti pupuk nitrogen (Odum, 1971)
Sumadwijaya
(1989) menyatakan persyaratan nitrogen anorganik juga dibentuk dalam perairan
itu sendiri, air hujan, perombakandidaratan, letusan gunung berapi, run off dan
air yang mengandung persenyawaan nitrogen...
0 komentar "PROSES NITRFIKASI DI LINGKUNGAN LAUT (II)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat