BAB
VI
PROSES
NITRFIKASI DI LINGKUNGAN LAUT
1.Pengantar.
Dalam modul ini akan dibahas tentang
peranan bakteri dalam lingkungan laut. Pada proses pengoksidasian ammonia
menjadi nitrit dan nitrat, yang merupakan proses yang mengambil peran penting
pada siklus nitrogen di lingkungan laut, secara terinci pembahasan tersebut
akan mencakup :
-
Proses Nitrifikasi di lingkungan laut.
-
Fungsi Nitrifikasi
-
Metoda yang digunakan pengukuran proses Nitrifikasi
Pemahaman materi dalam modul ini
bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan anda tentang mikroba di lingkungan
laut, Bagaimana peranan mikroba pada proses nitrifikasi, metoda yang digunakan.
2.Tujuan
Instruksional Umum
Setelah
mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan bisa memahami mikroba di lingkungan
laut.
3.Tujuan
Instruksional khusus.
Setelah
menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
-
Proses Nitrifikasi di lingkungan laut.
-
Fungsi Nitrifikasi
-
Metoda yang digunakan pengukuran proses Nitrifikasi
4
Kegiatan Belajar 9
4.1
Uraian dan Contoh.
PROSES NITRIFIKASI DI LINGKUNGAN
LAUT.
4.1.1 Pendahuluan
Semua makhluk hidup
memerlukan berbagai materi organik dan anorganik. Karbon dioksida dan air
diperlukan untuk proses fotosintesis. Nitrogen adalah komponen penyusun protein
dan asam inti yang ditemukan didalam jaringan hidup
Fenomena alam,
menyatakan bahwa atmosfir terdiri dari 79% Nitrogen (berdasarkan volume)
sebagai gas padat N2. Namun meskipun demikian, penyediaan makanan
untuk kehidupan manusia dan hewan-hewan lainnya lebih dibatasi oleh nitrogen
daripada unsur-unsur lainnya. Sebagai gas padat, N2 tidak bereaksi
dengan unsur-unsur lainnya untuk menghasilkan suatu bentuk nitrogen yang dapat
digunakan oleh sebagian beberapa gas antara lain nitrogen, oksigen, karbon
dioksida; ditambah dengan uap air dan zat-zat lain, seperti debu, jelaga, dan
sebagainya. Atmosfer bumi terdiri dari berbagai lapisan, yaitu berturut-turut
dari lapisan bawah ke atas adalah troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.
Konsentrasi nitrogen
di atmosfir mencapai 780,90 cm3/liter udara sedangkan konsentrasi nitrogen di
dalam air laut hanya mencapai 13 cm3/liter air laut. Namun demikian
konsentrasi nitrogen masih lebih tinggi dibandingkan dengan gas-gas lainnya seperti
oksigen, argon, neon, helium, dan gas xrypton. Tingginya konsentrasi gas
nitrogen dibandingkan dengan gas-gas lain hal ini disebabkan selain faktor
siklus alamiah yang berlangsung, nitrogen juga memegang peranan kritis dalam
daur organik untuk menghasilkan asam-asam amino yang membentuk protein. Daur
bahan organik atau disingkat daur organik di laut sama dengan daur organik di
lingkungan air tawar dan di darat. Karbon (C) bersama-sama dengan unsur hara
lainnya seperti posfor (P) dan nitrogen (N) melalui proses fotosintesis
menghasilkan jaringan tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan hewan. Keduanya akan
menghasilkan zat organik dan jika mereka mati dan membusuk maka akan dihasilkan
bahan mentah untuk memulai daur bahanorganik lagi (Romimohtarto dan Juwana,
2001).
Nitrifikasi diartikan
sebagai proses oksidasi biologi yang mengubah Nitrogen menjadi nitrat yang
terlebih dahulu oleh proses ammonium menjadi nitrit dan diikuti oleh oksidasi
nitrit menjadi nitrat dan biasanya dilakukan oleh dua group bakteri yaitu :
ammonium oksidizer dan nitrit oksidizer (Underhill, 1990)
Konsentrasi nitrogen
merupakan faktor kontrol produktifitas di laut. Nitrat yang di konsumsi oleh
produser primer (phytoplankton) pada lapisan yang mempunyai sinar matahari pada
kolom air di laut, diduga berasal dari percampuran vertikal dari air dalam atau
dari proses nitrifikasi.
Substrat dari
nitrifikasi adalah ammonium dan nitrit yang hanya beberapa mikromler, tetapi
nitrat bisa terakumulasi pada laut dalam jumlah yang lebih besar. Sehingga
proses nitrifikasi di lingkungan laut memegang peranan penting dari siklus
nitrogen.
Nitrifikasi dihambat oleh sinar matahari
pada lapisan permukaan kolom air. Dalam proses modelisasi produser primer,
aliran nitrat tidak di ukur secara kimia, karena dia cepat terasimilasi oleh
produser primer.
Unsur hara nitrogen
(N) tidak mempunyai hubungan tetap dengan unsurk hara posfor (P), tetapi
bersama-sama dengan karbon (C), N dan P, merupakan unsur-unsur utama dalam
produksi zat organik. Walaupun hara C terdapat dalam jumlah yang banyak, tetapi
kedua unsur hara N dan P menjadi faktor pembatas dalam daur bahan organik di
laut. Oleh karena itu makalah ini mencoba mendeteksi dan menelusuri, serta
ingin mempelajari seberapa jauh peran dan daur atau siklus hara N akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan biota laut dan sekaligus sebagai faktor penentu
dalam siklus kehidupan di laut, untuk bahasan ini termaktub dalam judul siklus
nitrogen di laut.
4.1.2. Bentuk Senyawa Nitrogen
Sumber utama nitrogen
adalah nitrogen bebas (N2) yang terdapat di atmosfir, yang
takarannya mencapai 78 % volume, dan sumber lainnya yang ada di kulit bumi dan
perairan. Nitrogen juga terdapat dalam bentuk yang komplek, tetapi hal
ini tidak begitu besar sebab sifatnya yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya derivat
nitrogen sangat penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya
substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan di lingkungan. Dapat
terjadi perubahan global di lingkungan oleh adanya interaksi antara nitrogen
oksida dengan ozon di zona atmosfir. Juga adanya perlakuan pemupukan (fertilization
treatment) yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah (soil water),
sehingga dapat mempengaruhi kondisi air minum bagi manusia. Khusus di laut,
kelebihan unsur N dan P akan mengakibatkan kejadian blooming dapat
menimbulkan tumbuhnya beberapa alga yang beracun bagi kehidupan fauna, hal ini
sangat merugikan produksi (Rompas, 1998).
Bentuk atau komponen
N di atmosfir dapat berbentuk ammonia (NH3), molekul nitrogen (N2),
dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2),
asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N)
dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan Rosswall, 1980). Dalam
telaah kesuburan tanah proses pengubahan nitrogen dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu mineralisasi senyawa nitrogen komplek, amonifikasi,
nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
Sejumlah organisme
mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan tumbuhan. Senyawa
N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan akan diteruskan ke hewan
dan manusia dan kembali memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa jasad
renik. Proses fiksasi memerlukan energi yang besar, dan enzim (nitrogenase)
bekerja dan didukung oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting
dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
Nitrogen organik
diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang
dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing
tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes
merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan
organic dan senyawa N-kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
4.1.3. Fiksasi Nitrogen
Semua mikroorganisme
mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas yang berasal
dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan
ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa
termasuk Trifollum spp, Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand
bean), Vigna sinensis (cowSiklus pea), Piscera sativam (chick-pea),
dan Medicago sativa (lucerna) (Rompas, 1998).
Dalam memproduksi
nutrient bagi organisme laut, maka diperlukan fiksasi N dari atmosfir.
Penelitian yang dilakukan di Eniwetok Atoll, menemukan bahwa bentuk N sangat
bervariasi pada air yang mengalir sesudah terumbu karang karena air tersebut
sangat miskin nutrient (Johannes, et al., 1972; Wiebe, et al.,
1972). Sumber N yang berasal dari fiksasi-N di laut berasal dari alga hijau
biru Calothnia crustacea (Wiebe, et al., 1975). Fiksasi N juga
ditemukan pada bakteri anaerobic Thalassia (Patriquien, 1972; Patriquien
dan Knowles, 1972). Fiksasi N ditemukan pada akar pertumbuhan Thalassia (Goering
dan Parker, 1972) dan makro alga serta coral rubble (Copone, 1977).
Selain itu pentingnya bakteri-bakteri terumbu (reef bacteria) untuk
melakukan fiksasi N (Sorokin, 1978). Spesies Oscillatoria (Tridrodesmium)
dan Richella spp, merupakan spesies yang penting dalam proses asimilasi
molekul N (Mangue, 1977). Tetapi N-fiksasi di laut Pasifik sangat kecil terjadi
(Mangue, et al., 1977), demikian pula di laut Sargossa (Carpenter dan
McCarthy, 1975), jika dibandingkan dengan NH3. Asimilasi molekul N dapat
dihitung melalui kebutuhan N dari Oscillatoria thiebantii. Bagaimanapun
alga ini sangat rendah dan dalam dalam proses regenrasi membutuhkan waktu 15
hari atau lebih (Carpenter and McCarthy, 1975).
Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara
bakteri Azospirillum lipoferum dan akar tumbuhan termasuk rumput
tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput tropikal Paspalum
notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter
paspalli di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998).
4.1.4. Proses Nitrifikasi Di Lingkungan
Laut
Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi
ensimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad renik/bakteri dan berlangsung
dalam dua tahap yang terkoordinasikan yaitu proses oksidasi ammonium menjadi
nitrit dan nitrat.
Nitrifikasi merupakan
pusat siklus nitrogen di laut. Sebagian besar senyawa nitrogen inorganic
ditemukan di laut adalah berbentuk nitrat dan berada didasr laut. Dibawah
daerah photik dimana intensitas cahaya kira-kira 5% atau tidaka ada sama
sekali, bakteri nitrifikasi akan mengkonsumsi ammonium dan nitrit dihasilkan
nitrat. Melalui proses upwelling nitrat yang berasal dari dasar laut terbawa
kedarah photik merupakan sumber nitrogen untuk produksi baru atau proses
fotosintesis bagi fitoplankton dalam memanfaatkan nitrat sebagai sumber makanan
sehingga proses nitrifikasi didaerah permukaan hamper tidak terjadi. Selanjutnya
bahwa adanya gas-gas yang dilepas ke laut dan dari atmosfir dalam bentuk oksida
nitrit dan oksida nitrat juga termasuk dalam siklus nitrogen dilaut (Ward,
1986). Proses nitrifikasi masing-masing dilakukan oleh bakteri/jasad renik yang
berbeda pada tahap-tahapan proses nitrifikasi (Mas’ud, 1993), sebagai berikut:
Tahap pertama (Ammonia oksidizer)
NH4+ + ½ O2 NH2OH + H+
NH2OH + H2O HNO2 + 2 H2O + E
(79 kalori).
oleh bakteri ammonium oksidizer hydroxyl
amin
Tidak terakumulasi didalam kondisi alami
Tahap kedua (nitrit oksidizer)
o
2 HNO2 + O2 2 HNO3 +
H2O
Oleh bakteri nitrit
oksidizer
Menurut
Rompas (1998), bakteri autotrofi (bakteri nitrifikasi) dapat menggunakan
N-anorganik untuk melakukan nitrifikasi, seperti genera bakteri Nitosomonos,
Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitrosovibrio, dan Nitrosolobus. Pada
proses tahap pertama reaksi berlangsung dari ammonium ke nitrit yang melibatkan
bakteri Nitrosomonos dan Nitrosococcus dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
NH4 + 3/2 O2 NO2 + H2O
+ 2 H E = - 65 kcal
Sedangkan reaksi kedua diperankan oleh
bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus spp yang melakukan oksidasi dari nitrat ke
nitric dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NO2 + ½ O2 NO3 + E = - 18 kcal.
Reaksi nitrifikasi seperti di atas dapat
berlangsung jika adanya oksigen. Proses oksidasi dari NO2 ke nitrit umumnya
lebih cepat dari pada proses oksidasi dari NH4 ke nitrit, dan nitri ini
terakumulasi di lingkungan.
Mekanisme enzimatik:
1. Enzim ammoniak mono-enzimatik (AMO) merupakan enzim yang
merealisasi oksidasi ammonium ke hidrosiamin, enzim terasosiasi ke membrane
cytoplasmik, yang sensible pada sinar matahari, enzim ini mengandung CU
(Cuivre).
Enzim ini bisa terdapat pada 3 kondisi:
- Kondisi oksidasi disebut MET yang
mengandung dua ion cuivre
- Kondisi reduksi yang membawa dua electron disebut desoxy
- Keadaan diman
cuivre direoksidasi untuk memberikan bentuk aktif disebut oxy, bentuk oxy
memberikan suatu atom oksigen atau substrat, ammonium oksigen yang lain
direduksi untuk memberikan satu molekul air.
2. Enzim hidroksil amin oksireduktase (HAO) yang aktif dalam
kondisi oksidasi hidroksiamin nitrit, merupakan enzim yang larut, terdapat pada
periplasma.
3. Enzim nitrit oxydoreduktase yang aktif pada oksidasi nitrit ke
nitrat yang merupakan transfer electron yang sederhana.
4.1.5. Denitrifikasi Dan Asimilasi Nitrat
Denitrifikasi
merupakan proses preduksian senyawa N-nitrat menjadi gas nitrogen dan/atau gas
nitrogen oksida, dengan nitrogen bertindak sebagai penerima hydrogen. Produksi
nitrogen bebas dari senyawa-senyawa organic tidaklah melalui aksi
mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung oleh saling tindak antara
asam nitrat bebas dengan senyawa amino, yang keduanya dihasilkan secara bersama
melalui biang bakteri (Mas’ud, 1993).
Menurut
Rompas (1998), dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat memanfaatkan nitrat
untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron, sehingga mengurangi
gas-gas produk akhir seperti NO, N2O atau N2, tahapan
dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
NH4+ +
2O2 NO3- + H2O + 2H
Gas dinitrogen dan
nitrogen oksida adalah dua komponen produk akhir yang sangat penting dan N2
biasanya diproduksi dari N2O sedang dari NO dapat terjadi tetapi
dalam kondisi tertentu. Terbentuknya N2O dan N2 tidak
saja dari nitrat selama respirasi, tetapi dapat juga konversi dengan cara
asimilasi ke NH4+ dalam komponen organic biomasa. Tentu
pula mikroorganisme dapat merubah NO3- ke NH4+
melalui mekanisme diasimilasi pada kondisi anaerob, mekanisme ini bersama
denitrifikasi adalah proses memanfaatkan energi.
0 komentar "PROSES NITRFIKASI DI LINGKUNGAN LAUT (I)", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat