Keterlibatan
Konsumen dan Pembuatan Keputusan Konsumen
Untuk
memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus dipahami
sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk. Memahami tingkat keterlibatan
konsumen terhadap produk berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang
menyebabkan seseorang merasa harus
terlibat atau tidak didalam pembelian suatu produk. Mowen (1995)
mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian
dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan yang ditimbulkan oleh
stimulus. Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak
terhadap suatu produk ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak
dalam pengambilan keputusan pembelian produk. Oleh karena itu, bisa dikatakan
bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi (higt involvement) dalam
pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang
rendah (low involvement) atas pembelian suatu produk.
Assael (1992) mengidentifikasi kapan konsumen
mempunyai keterlibatan tinggi terhadap suatu produk adalah sebagai berikut:
1. Apakah
produk itu penting bagi konsumen. Dalam hal ini apakah produk itu menjadi citra
diri bagi konsumen (misalnya pemilikan mobil merupakan simbol status dan
identitas diri).
2.
Apakah produk itu secara terus menerus
menarik bagi konsumen. Misalnya kesadaran konsumen pada mode menyebabkan
pembelian terhadap pemakaian.
3.
Apakah produk membawa atau menimbulkan
resiko. Produk-produk yang mempunya resiko tinggi baik resiko keuangan maupun
resiko sosial, misalnya pembelian rumah, pembelian mobil, pembelian komputer
dan sebagainya biasa dikategorikan produk keterlibatan tinggi (high
involvement).
4.
Mempunyai daya tarik emosional.
Misalnya konsumen yang menyenangi musik akan terdorong untuk membeli sistem
stereo baru.
5.
Apakah produk-produk itu bisa
diidentifikasikan pada norma-norma kelompok. Misalnya produk-produk yang
menjadi simbol kelompok, seperti Harley Davidson, Mobil Mercedes, Mobil BMW dan
lain sebagainya.
Keputusan
Pembelian Konsumen Model Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas
pemebuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut ned arousal. Kebanyakan penulis menyatakan
tahap ini sebagai tahap menyadari adanya masalah (problem recognition).
Selanjutnya jika sudah disadari adanya keputusan dan keinginan, maka konsumen
akan mencari informasi keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian
informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang
berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang
diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia.
Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan
menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek
produk dipilih untuk dibeli. Bagi konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi
terhadap produk yang diinginkannya, prose pengambilan keputusan akan
mempertimbangkan berbgai hal seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal bab
ini.
Evaluasi Alternatif Merek Produk
Setidaknya ada dua kriteria yang
berhubungan secara hirarkial dengan evaluasi berbagai alternatif merek. Pertama
adalah manfaat yang bisa diperoleh dengan membeli suatu produk (benefit
association), dan kedua setelah dievaluasi berdasarkan manfaat, kemudian
konsumen mengevaluasi merek berdasarkan tingkat kepuasan yang diharapkan
(expected satisfaction).
1.
Benefit Association
Dalam
kriteria benefit association, konsumen menentukan prioritas manfaat yang paling
diinginkan dan menghubungkan kriteria manfaat itu dengan karakteristik merek.
Misalnya dalam kasus Rian, kriteria manfaat yang paling diinginkan adalah mudah
dijangkau oleh alat transportasi umum, keamanan, tidak susah air dan kenyamanan
lingkungan. Dari kriteria manfaat yang dikembangkan oleh Rian, kemudian
kriteria itu dibanding-bandingkan dengan alternatif produk yang tersedia.
Misalnya Rian memilih tiga lokasi rumah sebagai alternatif untuk dibeli.
2.
Expected Satisfaction (kepuaan yang
diharapkan)
Kriteria
evaluasi merek berdasarkanexpected
satisfaction berarti konsumen mengevaluasi berbagai alternatif merek
berdasarkan kemampuan merek produk itu untuk memenuhi harapan yang dibuat konsumen.
Merek yang paling mampu memenuhi harapan tingkat kemampuan yang paling tinggi
akan dipilih oleh konsumen.
Pentingnya Memahami Model Keputusan Konsumen
Beberapa
halpenting yang bisa diperoleh dari pemahaman terhadap model keputusan konsumen
adalah sebagai berikut:
1.
Dengan adanya model, pandangan
terhadap perilaku konsumen bisa dilihat dari perspektif yang terintegrasi.
Seperti
diketahui, perilaku konsumen bergantung pada banyak faktor (multivariate
relations). Misalnya saja pemasar melakukan segmentasi berdasarkan kelompok
umur konsumen. Ternyata segmentasi dengan hanya dengan mengandalkan kelompok
umur saja tidak cukup, karena dalam individu konsumen terdapat berbagai hal-hal
yang bersifat personal yang sangat berbeda dengan yang lainnya. Dengan memahami
karakteristik personal konsumen, segmentasi bisa dilakukan dengan melihat dari
berbagai aspek yang ada pada konsumen.
2.
Model keputusan konsumen dapat
dijadikan dasar untuk pengembanagn strategi pemasaran yang efektif.
Seperti
sudah dijelaskan diatas, pemahaman yang terintegrasi atas berbagai aspek yanga
ada pada konsumen, akan memudahkan pemasar menyusun strategi pemasaran.
Misalnya saja pemasar telah mengetahui karakteristik konsumennya, yaitu dari
kelompok konsumen menengah keatas dengan gaya hidup tertentu. Dengan mengetahui
iti pemasar dapat merancang program pemasaran mulai dari produk apa yang bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, berapa harga yang harus ditentukan,
bagaimana mengkomunikasikan produk kepada konsumennya, dan bagaimana menyampaikan
produk itu kepada konsumen.
3.
Model keputusan konsumen dapat
dijadikan dasar untuk segmentasi dan positioning.
Pemahaman
perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dapat dijadikan dasar untuk
melakukan segmentasi dan positioning produk dipasar. Ketika pemasar telah
mengetahui siap membeli produknya, dari kelompok umur mana dan mempunyai gaya
hidup seperti apa, maka pada saat itu pemasar sudah bisa melakukan segmentasi
dan berupaya melakukan positioning produknya dipasar.
0 komentar "PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat