Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”PEMBAHASAN SERTA
KLASIFIKASI ALGA”.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pekanbaru, Mei 2009
Penulis
PEMBAHASAN
SERTA KLASIFIKASI ALGA
PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan
kaya akan sumber daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %,
salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam
hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga
meskipun tidak semua alga bisa digunakan. Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar,
batang dan daun sejati. Alga biasanya
berupa fitoplankton yang hidup melayang di dalam air. Akan tetapi ada pula alga
yang hidup di dasar perairan. Ilmu yang mempelajari alga disebut fikologi. Algae
(ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta,
cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta,
rhodophyta.berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi:
Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta. Salah satu manfaat dari alga adalah
Chrysophyta yang merupakan bagian yang terdiri dari fitoplankton. Navicula
merupakan fitoplankton dilaut sehingga dikenal sebagai grass of the sea.
Beberapa hewan laut kecil seperti udang-udangan dan larva ikan memperoleh
karbohidrat, lemak, dan protein dari diatomae. Sisa diaromae yang telah mati
berbentuk deposit yang disebut tanah diatoni.
Tanah diaromae sering dimanfaatkan sebagai penyerap trinitrogliserin
(TNT) pada bahan peledak, campuran semen, sebagai bahan penggosok, bahan
penyaring, solasi penyuling gasoline dan glukosa serta digunakan sebagai bahan
untuk pembuat jalan.
Secara umum alga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Secara umum alga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Habitat, habitat alga adalah tempat-tempat yang
berair baik air tawar maupun air laut. Tempat-tempat yang lembab pohon dan lain
sebagainya . alga juga dapat dapat ditemukan pada tempat-tempat yang memiliki
suhu-suhu ekstrem tinggi atau ekstrem rendah.
Struktur tubuh sel, individu-individu uniseluler yang dapat bergerak (motil) dengan bantuan bulu cambuk(flagel) dan individu-individu yang multiseluler mempunyai beberapa bentuk antara lain: koloni senobium, koloni agregat, filamen, sifoneus, parenkimateus.
Susunan sel, alga memiliki dua tipe sel yang bersifat prokariaotik maupun eukariotik.
Struktur tubuh sel, individu-individu uniseluler yang dapat bergerak (motil) dengan bantuan bulu cambuk(flagel) dan individu-individu yang multiseluler mempunyai beberapa bentuk antara lain: koloni senobium, koloni agregat, filamen, sifoneus, parenkimateus.
Susunan sel, alga memiliki dua tipe sel yang bersifat prokariaotik maupun eukariotik.
Tipe plastida yang dijumpai pada alga adalah
kloroplas dengan bermacam-macam pigmen yang diperlukan untuk fotosintesis. Pigmen pada alga memperlihatkan variasi warna yang
cukup nyata seiring dengan perubahan-perubahan pada kondisi linkungan yang
berbeda. Klorofil diketahui ada 5 macam yang ditemukan pada alga Yaitu klorofil
a dapat ditemukan pada semua jenis alga. Klorofil b hanya ditemukan pada
chlorophyta, dan euglena. Klorofil c dapat ditemukan pada chrysophyta,
pyrrophyta, cryptophyta dan phaeophyta, klorofil d hanya dijumpai pada
rhodophyta, sedangkan klorofil e hanya dimiliki oleh semua genus tribonema dan
pada zoosprora vancheria. Cadangan makanan, bentuk candangan makanan alga yang
disimpan bervariasi antar kelompok alga . pada chlorophyta berupa amilum
seperti pada tumbuhan tinggi. Pada cyanophyta berupa tepung myxophycean dan
pada rhodophyta berupa tepung floridean dan padaphaeophyta cadangan makanan
berupa laminarin dan manitol. Alat gerak, berupa flagel, Perkembangbiakan,
dengan cara vegetatif, sporik, dan gametik.
Daur hidup dan pergantian keturunan, daur hidup
adalah proses yang dimulai dari satu individu sampai terbentuk generasi baru.
Selama perkembangan alga melalui sejumlah tahap yang berbeda dan urutanya
disebut sejarah hidup. Dalam daur hidup untuk setiap alga adalah berbeda,
tumbuhan yang mempunyai generasi dengan inti haplit disebut gametofit.dan yang
mengandung inti diploid disebut sporofit. Urutan secara teratur dari gametofit
dan sporofit disebut pergantian generasi.
Dindind sel, dinding sel tersusun oleh 2 macam
bahan, bagian dalam tersusun dari bahan yang tidak larut dalam air dan bagian
luar tersusun oleh pectin.
Struktur/susunan sel, sel alga biru bersifat
prokariotik, sedangakan yang lainya bersifat eukariotik.
Tujuan
Adapun tujuan saya untuk membuat makalah ini:
a. untuk
menyelesaikan tugas Ekologi Keanekaragaman Hayati.
b. untuk mengetahui tentang alga khususnya
cholorophyta, pyrrophyta, crysophyta, dan phaeophyta.
Pratinjau Pustaka
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika
benruk thalli yang beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen
fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hidup di perairan tawar dan laut
(bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah tumbuhan tidak
berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut
tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati (sumich
1979:99; mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman 1986:39). Makroalga
terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat
memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat
berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan
nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270). Menurut atmaja
& sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga
divisi berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu:
cholorophyta, phaeophyta, dan rhodophyta.
ISI
1. Klasifikasi Alga
Alga yang hidup
melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup
di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat bentik
digolongkan menjadi :
a. epilitik
(hidup di atas batu)
b.
epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c.
epipitik (melekat pada tanaman)
d.
epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan,
alga dibedakan atas :
a.
alga subaerial, yaitu alga yang hidup di
daerah permukaan
b.
alga intertidal, yaitu alga yang secara
periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut
c.
alga sublitoral, yaitu alga yang hidup
di bawah permukaan air
d.
alga edafik, yaitu alga yang hidup di
dalam tanah.
Beberapa jenis alga
dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya. Misalnya, Chlorella sp. hidup
bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga Platymonas
sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang
bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filamen (kumpulan sel
berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filamen. Alga uniseluler ada
yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan ada yang tidak
dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga yang membentuk koloni
berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen membentuk alat khusus
untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat tersebut
dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya
berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.
2. Reproduksi Alga
Alga bereproduksi
melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi
melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Reproduksi
secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual
terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel anak yang masing-masing
akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara pembelahan sel umumnya
terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang
berbentuk filamen umumnya bereproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah
terpecah-pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Selain melalui
pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat bereproduksi melalui
pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh
selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau
lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon individu baru.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual
melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi
individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual, yaitu isogami dan oogami.
Pada tipe isogami,
gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak.
Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan mengalami dormansi, maka
disebut zigospora.
Pada tipe oogami,
ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet betina. Gamet betina atau telur
berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan
dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah tetapi mengalami
dormansi, maka disebut oospora (Raven et al. 2005; Solomon et al. 2005).
3. Kelompok-Kelompok Alga
Alga memiliki
pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi
pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga
keemasan, diatom, dan alga hijau.
a. Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat
ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan
menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga
cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c,
violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat
merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya.
Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa
dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari.
Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid
dari siklus hidupnya.
1) Ciri-ciri alga cokelat
Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai
berikut.
a) Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai
makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.
b) Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas
yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
c) Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam
kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan
makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
d)
Bagian dalam dinding sel tersusun dari
lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding
sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin).
e)
Mempunyai jaringan transportasi air dan
zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut,
terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis
alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat
hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah
tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang
jernih.
3) Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof.
Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
4) Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri
makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari
alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat
pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat
digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan
kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
5) Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora
berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami
atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan
pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus
vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus
vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami
adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel,
yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat
konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan
benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa
sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek
bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium
menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa
badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap
oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang
dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat
membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian
melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Poin kunci
Phaeophyta memiliki pigmen
dominan fukosantin, bertalus terbesar di antara alga yang ada, dan memilliki
pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang antarsel.
Berikut ini akan
kita bahas salah satu jenis alga cokelat, yaitu Sargassum. Sargassum
merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat
di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu
laut Sargasso.
Sargassum
muticum adalah salah satu contoh
gulma laut yang berasal dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di
pantai barat Amerika Utara dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai
bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi
cabang yang berbentuk bulat
e) konseptakel terdapat di ujung
cabang-cabang
f)
hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat
pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak
dapat bereproduksi secara seksual tetapi dapat melakukan fragmentasi (Solomon
et al. 2005).
b. Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna
merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan.
Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil
b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin
sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu
memiliki fikosianin yang memberi warna biru.
1) Ciri-ciri alga merah
a) Talus berupa helaian atau berbentuk seperti
pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b) Tidak memiliki flagela.
c)
Dinding sel terdiri dari komponen yang
berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan
sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan,
sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan.
Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai
komersial.
d)
Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin
dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi
untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya
adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid,
fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika
ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
2) Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof.
Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan
biasanya bersifat parasit pada alga lain.
3) Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang
dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500
spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup
di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam
pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.
4) Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara
seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua
anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan
yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium
yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel
panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya
membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur
terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena
terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada
trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium
masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di
bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen.
Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di
ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu
inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora
akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang
berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang
akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan
membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan
gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk
karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh
anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira,
Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan
Scicania furcellata.
5) Peranan alga merah dalam kehidupan
Alga merah jenis tertentu dapat
menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan
kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya
Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai
dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan
bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral
menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat
kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural
memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003;
Solomon et al. 2005).
Poin kunci
Rhodophyta berpigmen
dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk menyimpan tepung fluorid dan
fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan sel yang motil.
c. Alga Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta diambil
dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan
memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga
keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.
1) Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai
berikut :
a)
Bentuk talus ada yang berupa batang atau
telapak tangan.
b) Alga keemasan yang bersel satu ada yang
memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai berikut.
(1) Satu flagela mempunyai tonjolan seperti
rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik.
Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.
(2) Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan
seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang
hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit
berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan
memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau
dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu,
ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan
berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola
terdapat tetes-tetes minyak.
2) Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut,
serta tempat-tempat yang basah.
3) Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof.
Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk
berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c,
dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
4) Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat
terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah
diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi
seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora
adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding
sel pada umumnya.
5) Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama
plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut
(Raven et al. 2005; Solomon e( al. 2005).
d. Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan
kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau
kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler,
walaupun ada juga yang berkoloni.
1) Ciri-ciri umum diatom
a)
Talus bersel satu. Struktur talus terdiri
dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut
epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak
dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik
(silika).
b)
Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c) Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi,
yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.
2) Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan
yang lembab sebagai plankton atau bentos.
3) Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof
karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah
klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.
Siklus reproduksi aseksual dan seksual pada diatom
4) Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara
seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui
mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru
di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru
dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel
anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil
daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk
sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai
ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel
diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur
membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal
seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali
melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
5) Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan
mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai
bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan,
bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004;
Solomon et al. 2005).
e. Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau memiliki
pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip dengan tumbuhan
darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak ilmuwan yang memasukkan
kelompok ini dalam kingdom Plantae.
1) Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai
berikut :
a)
Ada yang bersel satu, ada yang membentuk
koloni.
b)
Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen,
lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
c)
Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka
ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas
terdapat ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat
penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya
adalah badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat
pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah).
e) Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak
terdapat vakuola kontraktil, Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat
osmoregulasi.
f) Inti sel alga hijau memiliki dinding,
sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut eukarion.
g)
Pada alga hijau yang motil terdapat dua
flagela yang sama panjang.
2) Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air
laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di tempat yang kering.
3) Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga
ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada
pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
4) Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat.
Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk,
vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan
konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
5) Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof
menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau
antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva,
dan Stigeoclonium. Berikut ini akan kita bahas tentang Spirogyra, Ulva,
dan Chlorella.
a)
Spirogyra
Habitat Spirogyra adalah di air
tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki kloroplas besar berbentuk pita
melingkar di dalam sel. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi
seksualnya secara konjugasi.
Proses konjugasi berlangsung sebagai
berikut. Spirogyra yang berbeda jenis berdekatan, kemudian muncul tonjolan yang
saling mendekati hingga bersatu membentuk pembuluh. Protoplasma dari sel
Spirogyra jenis + pindah ke sel Spirogyra jenis -, sehingga terjadi persatuan
plasma (plasmogami) yang kemudian diikuti persatuan inti (kariogami). Hasil
persatuan ini berupa zigospora yang diploid. Zigospora mengalami meiosis dan
terbentuklah empat sel baru yang diploid.
(a) Struktur tubuh Spirogyra, (b) konjugasi pada
Spirogyra
Dari keempat sel ini, ada satu sel
yang tumbuh menjadi benang Spirogyra.
b)
Ulva
Koloni Ulva membentuk suatu lembaran
setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan panjang 30 cm atau lebih. Ulva
ditemukan pada air asin dan air payau, menempel pada kayu-kayuan atau batu-batu
karang sepanjang pantai.
Reproduksi aseksualnya dengan zoospora
berflagela empat. Reproduksi seksualnya terjadi dengan bersatunya sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina yang masing-masing berbentuk seperti zoospora
biasa. Akan tetapi, kedua jenis kelamin itu berukuran lebih kecil daripada
zoospora biasa dan masing-masing berflagela dua.
c)
Chlorella
Chlorella hidup di air tawar, air
laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella seperti bola dengan kloroplas
berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella berpotensi menjadi sumber
makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1)
Dalam lingkungan yang baik,
perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal untuk fotosintesisnya ialah
sekitar 25 °C.
(2)
Jika dalam kulturnya dimasukkan zat
organik sederhana, yaitu karbon dioksida dan cahaya, alga ini akan
berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein, serta lemak.
Ulva dan siklus hidupnya
Jika intensitas cahaya, lama
penyinaran, dan mineral yang terdapat dalam substratnya diatur dengan tepat,
alga ini akan menghasilkan karbohidrat, protein, dan lemak dengan perbandingan
yang sesuai dengan kehendak kita (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2001).
Chlorella menjadi
harapan pangan bergizi di masa depan.
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga
Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Ciri-ciri
|
Alga cokelat (Phaeophyta)
|
Alga merah (Rhodophyta)
|
Alga keemasan (Chrysophyta)
|
Alga hijau (Chlorophyta)
|
Diatom (Bacillariophyta)
|
Contoh
|
Turbinaria Fucus Sargassum
|
Gracilaria Gelidium Eucheuma
|
Navicula Pinnularia Synura
|
Chlorella Ulva Spirogyra
|
Actinastrum Desmidium Bacteriastrum
|
Pigmen
|
klorot’il a dan c, fukosantin, karolen, . sanlofil
|
klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin, fikoeritrin
|
klorofil a dan c, B-karoten, santofil
|
klorofil a, b, B-karoten, santofil
|
klorofil a dan c, karotenoid, fukosatin, diatoksantin,
diadinoksantin
|
Habitat
|
pantai, air laut, air tawar
|
air tawar dan air laut
|
air tawar dan air laut
|
90% di air tawar dan 10% di laut
|
air tawar dan air laut
|
Bentuk talus
|
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
|
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
|
batang atau seperti telapak tangan
|
benang, lembaran, bola
|
talus terdiri dari 2 bagian, epiteka dan hipoteka
|
Reproduksi
1. aseksual
|
zoospora berflagela dua dan fragmentasi
|
spora haploid
|
zoospora berflagela banyak
|
zoospora
|
pembelahan hipoteka dan epiteka
|
2. seksual
|
Isogami/ oogami
|
persatuan sel spermatium dan karpogonium
|
persatuan sel sperma dan ovum
|
konjugasi
|
persatuan sel sperma dan ovum
|
Dinding sel
|
selulosa, asam alginat
|
manan dan xilan
|
kersik/silika
|
selulosa
|
silika (kersik)
|
Peranan
|
Fitoplankton dalam ekosistem air, asam alginat untuk
industri makanan, farmasi, dan pupuk
|
bahan agar-agar dan sup
|
plankton, produsen di perairan laut
|
fitoplankton dalam ekosistem air, bahan makanan
|
bahan isolasi, penyekat dinamit, penggosok
|
KESIMPULAN
1. Alga dalam istilah Indonesia sering
disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan taluskarena belum memiliki akar,
batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjaditujuh kelompok
yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta,
phaeophyta, rhodophyta.
2. Chlorophyceae merupakan talus yang memiliki
kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil-a, dan b serta karotenoid,
hidup diair tawar, air laut, dan tempat basah. Bereproduksi secara seksual
(anisogami) dan aseksual (zoospora).
3. Habitat pyrrophyta dominan di perairan
laut,dan beberapa terdapat di perairan tawar.
Tipe sel pyrrophyta memiliki sifat yang tidak umum,terutama pada thecal dan nukeusnya
Pertumbuhan yang sangat cepat dari fitoplankton pyrrophyta dapat menyebabkan red tides pada perairan,yang akhirnya dapat menyebabkan kematian pada organisme laut karena minimnya oksigen. Saxitoxin pada Alexandrium sp. Menyebabkan prnyakit kanker hati Paralytic Shellfish Poisoning (PSP).
Tipe sel pyrrophyta memiliki sifat yang tidak umum,terutama pada thecal dan nukeusnya
Pertumbuhan yang sangat cepat dari fitoplankton pyrrophyta dapat menyebabkan red tides pada perairan,yang akhirnya dapat menyebabkan kematian pada organisme laut karena minimnya oksigen. Saxitoxin pada Alexandrium sp. Menyebabkan prnyakit kanker hati Paralytic Shellfish Poisoning (PSP).
4. Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warnanya atau pigmen. Chrysophyta hidup ditempat yang
basah, air tawar dan air laut. Chrysophyta mempunyai klorofil A dan C. Chrysophyta
kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil. Pada Chrysophyta isi sel
(berinti tunggal) memiliki plastida yang terdiri 1 atau 2. Cadangan makanan
pada Chrysophyta berupa minyak dan tepung krisolaminarin. Perkembangbiakan
Chrysophyta dilakukan dengan cara vegetatif (dengan pembelahan sel,
fragmentasi, pemisahan koloni dan pembentukan spora) dan dengan cara generatif.
5. Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah
salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.
Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang
berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A
dan C serta karoten.
DAFTAR PUSTAKA
-Anonymous. 2008. Ganggang coklat. (Online).
http://id.wikipedia.org/wiki/Ganggang coklat”.
Diakses Tanggal 11november 2008.
-Anonymous. 2008. Divisi Phaeophyta. (Online).
haaman19.htm. Diakses Tanggal 11 Oktober 2007.
-Anonymous. 2008. Ciri –ciri alga (ganggang).
Diakses Tanggal 11 november 2008.
-Anonymous. 2008. Division Phaeopyta (Brown
Algae). (Online).
http://www.cs.cuc.edu/~tfucher/Phaeophyta.html.
Diakses Tanggal 11 november 2008.
-Anonymous. 2008. Divisi clorophyta.
http://id.wikipedia.org/ clorophyta. Diakses
Tanggal 10 november 2008.11.12
-Anonymous. 2008. Divisi crysophyta.
http://id.wikipedia.org/ crysophyta. Diakses
Tanggal 10 november 2008.11.12
-Anonymous. 2008. Division Pyrrophyta (online).
http://www.cs.cuc.edu/~tfucher/Phaeophyta.html.
Diakses Tanggal 11 november 2008.
-Gembong, T.1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara.
Jakarta.
-Latifah, roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah.
Malang. Umm.
-Suriawira U, 1995. Pangantar Mokrobiologi
Umum. Bandung : Angkasa
-Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Jakarta : Djambatan
0 komentar "Makalah Alga,jenis dan bagiannya", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat