BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan
bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya
manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun
didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi
tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan
terselesaikan dengan baik.
Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai
dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.
Peranan seorang atasan / pemimpin mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
Kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan
harus dapat dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus
utama. Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia sangat
esensial untuk mendukung keberhasilan organisasi.
Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja
organisasional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian sumber
daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen dan sasarannya cukup luas,
tidak hanya terbatas karyawan oiperasional semata, namun juga meliputi
tingkatan manajerial.
Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran
kerja dan standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang
sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu.
Untuk mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan
berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi yaitu
dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan termasuk organisasi terutama berkaitan dengan
peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
mewujudkan tujuan organisasi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka dalam makalah ini penulis mengambil judul :” Dampak Keterlibatan Dalam Pekerjaan Dan Power Yang Digunakan Atasan
Terhadap Kinerja Sumber Daya Insani”.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut :
1.
Pengaruh Keterlibatan dan Power Atasan
terhadap Kinerja Sumber Daya Insani.
2.
Peningkatan Kinerja Sumber Daya Insani Melalui
Keterliban dan Power Atasan
antara Tingkat Absensi dan Stres dalam peningkatan kinerja pegawai.
antara Tingkat Absensi dan Stres dalam peningkatan kinerja pegawai.
C. Pembahasan Masalah
Berdasarkan
identifkasi masalah diatas maka dalam makalah ini akan dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Pengertian Keterlibatan dan Power Atasan,
Pendekatan Power, Macam-macam Power.
2.
Pengertian dan Definisi Kepemimpinan.
3.
Pengertian Kinerja dan Sumber Daya Insani,
Penilaian dan Tujuan Kinerja.
4.
Pembahasan Dampak Keterlibatan Dalam Pekerjaan
Dan Power Yang Digunakan Atasan Terhadap Kinerja Sumber Daya Insani.
BAB II
LANDASAN TEORI
PENGERTIAN
KETERLIBATAN DAN POWER ATASAN dan KINERJA SUMBER DAYA INSANI
`Sumber Daya Insani merupakan faktor produksi
yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang
menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan
menempati posisi yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau
jasa, dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi
perusahaan, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas
atau fungsi manajemen.
Karena merekalah yang memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan
menggerakan manusia lainnya untuk bekerja mencapai tujuan. Peranan dan
Keterlibatan atasan / pimpinan dalam setiap organisasi atau perusahaan sekecil
apa pun tingkat kepemimpinannya, sangatlah penting dalam mengembangkan dan
meningkatkan produktivitas organisasi atau perusahaan tersebut.
A. Keterlibatan dan Power Atasan
Definisi dari Power adalah Kemampuan suatu pihak (orang/bagian)
dalam organisasi untuk mempengaruhi (memaksa) pihak lain, agar menjalankan
perintah atau menjalankan sesuatu (yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pihak
yang dipengaruhi) untuk mencapai suatu tujuan sesuai kehendak pihak yang
memiliki power.
Pendekatan
Power
•
Intangible, tapi pengaruhnya bisa dirasakan
•
Terjadi dalam hubungan antara 2 atau lebih pihak, bisa terjadi ke arah vertikal
atau horizontal
•
Tidak harus digunakan agar terasa, cukup potensialnya saja sudah bisa dirasakan
bahwa ada pihak yang memiliki power
Macam-macam
Power
•
Top (Power Pimpinan Puncak)
•
Midle (Power sepanjang hirarki)
•
Low (Power bagi tingkat paling rendah)
Power
Pimpinan Puncak
•
Hirarki formal di puncak organisasi memberikan power & otoritas kepada
pimpinan puncak, yang berasal dari beberapa sumber:
•
Posisi Formal: Beberapa jenis kewenangan secara formal diberikan kepada
Pimpinan Puncak karena posisinya secara resmi sebagai puncak organisasi
•
Penguasaan Sumber: Pimpinan Puncak memiliki kewenangan untuk menetapkan
pembagian (distribusi) berbagai jenis sumber ke bawah, sehingga bisa digunakan
untuk memberikan reward atau punishment untuk menciptakan ketergantungan
Pengertian Dan
Definisi Kepemimpinan
Menurut Kerlinger dan Padhazur (1987), kepemimpinan adalah
kemampuan tiap pimpinan di dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya
sedemikian rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan gairah, bersedia
bekerjasama dan mempunyai disiplin tinggi, dimana para bawahan diikat dalam
kelompok secara bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu.
Susilo (1998) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas
dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan yang memang diinginkan bersama.
Perkataan pemimpin atau leader memiliki berbagai pengertian.
Pemimpin merupakan dampak interaktif dari faktor individu atau pribadi dengan
faktor situasi. Karjadi (1983) mendefinisikan pemimpin adalah orang yang mampu
menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang
telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang
tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya
masing-masing dengan hasil yang diharapkan. Sedangkan menurut Wahjosumidjo
(1984), kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara
pemimpin, bawahan dan situasi.
Definisi kepemimpinan
Sehubungan dengan kepemimpinan Bennis (1959:259) menyimpulkan :
"selalu tanpaknya, konsep tentang kepemimpinan menjauh dari kita atau
muncul dalam bentuk lain yang lagi-lagi mengejek kita dengan kelicinan dan
kompleksitasnya. dengn demikian kita mendptkan sutu proliferasi dari
istlah-istilah yang tak habis-habisnya harus dihadapi... dan konsep tersebut
tetap tidak didefinisikan dengan memuaskan".
Garry Yukl (1994:2) menyimpulkan definisi yang mewakili tentang
kepemimpinan antara lain sebagai berikut :
•
Kepemimpinan adalah prilaku dari seorang individu yang memimpin
aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama
(share goal) (Hemhill& Coons, 1957:7)
•
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu
atau beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961:24)
•
kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan
dan interaksi (Stogdill, 1974:411)
•
kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada
diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Kahn,
1978:528)
•
kepeimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah kelompok yang
diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984:46)
•
kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha
yang dinginkan untuk mencapai sasaran (Jacob & Jacques, 1990:281)
•
para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang
efektif terhadap orde sosial dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya
(Hosking, 1988:153)
•
Kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh
yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur
aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan didalam sebuah kelompok atau
organisasi (Yukl, 1994:2)
B. Pengertian Kinerja Sumber Daya Insani.
• Pengertian Kinerja
Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh
seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2000:67) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut :
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikanya.
Selanjutnya peneliti juga akan mengemukakan tentang definisi kinerja karyawan menurut Bernandin & Russell (1993:135) yang dikutip oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya yang berjudul Human Resource Management, Performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu.
Selanjutnya peneliti juga akan mengemukakan tentang definisi kinerja karyawan menurut Bernandin & Russell (1993:135) yang dikutip oleh Faustino cardoso gomes dalam bukunya yang berjudul Human Resource Management, Performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu.
Sedangkan Veithzal Rivai (2006:309) mengatakan bahwa kinerja
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan
hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan
dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat
ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.
•
Penilaian Kinerja.
Penilaian kinerja ( performance appraisal ) pada dasarnya
merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan
efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat
bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja
karyawan.
•
Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) “ A way of measuring the
contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah
cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka
bekerja.
•
Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau
deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
seseorang atau suatu kelompok”.
•
Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi
yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan
seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
•
Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang
dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan”.
Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Syafarudin Alwi ( 2001 :
187 ) secara teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai suatu yang
bersifat evaluation dan development yang bersifat efaluation harus
menyelesaikan :
1.
Hasil penilaian digunakan sebagai dasar
pemberian kompensasi.
2.
Hasil penilaian digunakan sebagai staffing
decision
3.
Hasil penilaian digunakan sebagai dasar
meengevaluasi sistem seleksi.
Sedangkan
yang bersifat development penilai harus menyelesaikan :
1.
Prestasi riil yang dicapai individu.
2.
Kelemahan- kelemahan individu yang menghambat
kinerja.
3.
Prestasi- pestasi yang dikembangkan.
Manfaat Penilaian Kinerja Kontribusi hasil-hasil penilaian
merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi
adapun secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi adalah :
1.
Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
2.
Perbaikan kinerja.
3.
Kebutuhan latihan dan pengembangan.
4.
Pengambilan keputusan dalam hal penempatan
promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5.
Untuk kepentingan penelitian pegawai.
6.
Membantu diaknosis terhadap kesalahan desain
pegawai
•
Sumber Daya Insani
Dalam mengelola sumber daya manusia suatu organisasi diperlukan
manajemen. Manajemen secara umum, menurut Fayol (dalam Sahertian, 1985) adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi administrasi secara umum, yang meliputi aspek
perencanaan, organisasi, komando, koordinasi, dan kontrol.Menurut Nawawi (2001)
ada tiga pengertian sumber daya manusia / sumber daya insani yaitu :
a.
Sumber daya manusia adalah manusia yang
bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja,
pekerja atau karyawan).
b.
Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi
sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
c.
Sumber daya manusia adalah potensi yang
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di
dalam organisasi bisnis, yang dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber
daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja
secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi
maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga).
Sumber Daya Insani merupakan faktor produksi yang tidak dapat
diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan
pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan menempati posisi yang
amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam mendukung
tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.
Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Insani dalam suatu organisasi
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan agar efektif dan efesien dalam menunjang tercapainya tujuan
organisasi atau perusahaan.
Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia perlu dikelola dan
dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh Sumber Daya Manusia yang
bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang dilaksanakannya akan
menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki. Bermutu bukan hanya berarti
pandai saja tetapi memenuhi semua syarat kualitas yang dituntut pekerjaan itu
sehingga pekerjaan itu benar – benar dapat diselesaikan sesuai rencana
(Sedarmayanti, 2001 : 17).
• Pengertian Manajemen
Sumber Daya Insani
Pengertian manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan oleh
sejumlah pakar, dalam memberikan pandangan terhadap batasan, terdapat
universalitas pendapat dari kalangan pakar tersebut. Banyak terminologi yang
dikemukakan tentang manajemen sumber daya manusia. Diantara sekian banyak
definisi manajemen sumber daya manusia yang dikemukakan para ahli agaknya tidak
terdapat perbedaan-perbedaan yang terlalu prinsipal, kecuali perbedaan yang
bersifat gradual.
Handoko (1992) menyebutkan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah serangkaian tindakan dalam hal penarikan tenaga kerja, pengembangan,
pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu
maupun tujuan organisasi.
Senada dengan pendapat di atas, Sunyoto (1995) dalam Modul “ Manajemen Sumber Daya Manusia “, menegaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan SDM dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Senada dengan pendapat di atas, Sunyoto (1995) dalam Modul “ Manajemen Sumber Daya Manusia “, menegaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan SDM dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Pendapat yang sama, namun agak lebih lengkap dikemukakan oleh
Flippo (1986) sebagai berikut :“Personal management is the planning,
organizing, directing, and controlling of the procurement, development,
conversation, integration, maintenance, and separation of human resources to
the end that individual, organizational and societal objectives are complished
”.Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen sumber daya
manusia berkonotasi kepada hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
manajemen, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengarahan, dan pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pengertian manajemen sumber daya manusia diperoleh berdasarkan
pemahaman terhadap definisi manajemen sumber daya manusia yang telah
disampaikan oleh beberapa ahli manajemen sumber daya manusia seperti, Gary
Dessler, Cynthia D.Fisher dkk., Ivancevich, Byars dan Rue, Dessler, dan Noe
dkk.
Menurut Gary Dessler, Florida International University, USD :
1997, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Kebijakan dan Praktik yang
dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek ”orang” atau sumber daya manusia
dari posisi seorang manajer meliputi : perekrutan, penyaringan, pelatihan,
pengimbalan dan Penilaian.
Menurut Ivancevich, Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
fungsi yang dilaksanakan di dalam organisasi yang mempermudah pemanfaatan
karyawan yang paling efektif untuk mencapai tujuan organisasional dan individu.
Menurut Noe dan kawan-kawan, manajemen sumber daya manusia
mengacu pada kebijaksanaan, praktek, dan sistem yang mempengaruhi perilaku,
sikap, dan kinerja karyawan.
Dari beberapa definisi di atas, kita peroleh pengertian bahwa
manajemen sumber daya manusia mencakup keseluruhan kebijaksanaan, praktek, dan
sistem untuk mengelola sumber daya manusia dalam organisasi dengan cara yang
paling efektif untuk mencapai baik tujuan organisasional maupun individu.
Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat memegang peranan
penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan
sumber daya manusia harus lebih baik, terutama dalam hal perekrutan karyawan
sehingga posisi the right man on the right place dapat tercapai dengan cara
yang seefektif dan seefisien mungkin.
Nitisemito ( 1991 ) mengemukakan bahwa :“ Tugas manajemen sumber daya manusia antara lain adalah menetapkan analisis jabatan, merekrut karyawan baru, melatih dan menempatkanya, memberikan kompensasi yang adil dan merata, memotivasi karyawan dan sebagainya”.
Nitisemito ( 1991 ) mengemukakan bahwa :“ Tugas manajemen sumber daya manusia antara lain adalah menetapkan analisis jabatan, merekrut karyawan baru, melatih dan menempatkanya, memberikan kompensasi yang adil dan merata, memotivasi karyawan dan sebagainya”.
Pengetahuan mengenai penyelenggara fungsi dan aktivitas
manajemen sumber daya manusia ini penting untuk memberikan pemahaman bahwa para
penyelenggara fungsi dan aktivitas manajemen sumber daya manusia itulah
nantinya yang harus bertanggung jawab menghadapi dan menjawab tantangan yang
tertuju pada praktek manajemen sumber daya manusia di dalam organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN
DAMPAK
KETERLIBATAN DALAM PEKERJAAN DAN POWER YANG DIGUNAKAN ATASAN TERHADAP KINERJA
SUMBER DAYA INSANI
Kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, pegawai bisa belajar
seberapa besar kinerja mereka melalui sarana informasi seperti komentar baik
dari mitra kerja. Namun demikian penilaian kinerja yang mengacu kepada suatu
sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi
sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan perilaku dan hasil termasuk tingkat
ketidakhadiran. Fokus penilaian kinerja adalah untuk mengetahui seberapa
produktif seorang karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih
efektif di masa yang akan datang.
Begitu pentingnya masalah kinerja pegawai ini, sehingga tidak
salah bila inti pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola
kinerja SDM. Mengelola manusia dalam konteks organisasi berarti mengelola
manusia agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi organisasi. Oleh
karenanya kinerja pegawai ini perlu dikelola secara baik untuk mencapai tujuan
organisasi, sehingga menjadi suatu konsep manajemen kinerja (performance
management).
Menurut definisinya, manajemen kinerja adalah suatu proses
strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui
pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen kinerja kemampuan SDM sebagai
kontributor individu dan bagian dari kelompok dikembangkan melalui proses
bersama antara manajer dan individu yang lebih berdasarkan kesepakatan daripada
instruksi. Kesepakatan ini meliputi tujuan (objectives), persyaratan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan, serta pengembangan kinerja dan
perencanaan pengembangan pribadi.
Manajemen kinerja bertujuan untuk dapat memperkuat budaya yang
berorientasi pada kinerja melalui pengembangan keterampilan, kemampuan dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh SDM. Sifatnya yang interaktif ini akan
meningkatkan motivasi dan memberdayakan SDM dan membentuk suatu kerangka kerja
dalam pengembangan kinerja. Manajemen kinerja juga dapat menggalang partisipasi
aktif setiap anggota organisasi untuk mencapai sasaran organisasi melalui
penjabaran sasaran individu maupun kelompok sekaligus mengembangkan protensinya
agar dapat mencapai sasarannya itu.
Berdasarkan tugasnya ini, manajemen kinerja dapat dijadikan
landasan bagi promosi, mutasi dan evaluasi, sekaligus penentuan kompensasi dan
penyusunan program pelatihan. Manajemen kinerja juga dapat dijadikan umpan
balik untuk pengembangan karier dan pengembangan pribadi.
A. Pengaruh
Keterlibatan dan Power Atasan terhadap Kinerja Sumber Daya Insani
Salah satu tugas yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin dalam
memberikan dorongan atau motivasi pada bawahannya. Menurut Koontz &
O’Donnel (1968:614) kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin untuk mendorong bawahan atau pengikut untuk bekerja dengan penuh
semangat dan keyakinan.
Pemberian motivasi dikatakan penting karena pemimpin itu tidak
sama dengan karyawan. Seorang pemimpin perusahaan tidak dapat melakukan
pekerjaan sendirian, keberhasilannya ditentukan oleh hasil kerja karyawan
(bawahan). Untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin ia harus
membagi-bagi tugas an pekerjaan tersebut kepada seluruh bawahan yang ada dalam perusahaan.
Suatu perusahaan akan meningkat kinerjanya bila adanya kerjasama
dan hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawannya. Karena dengan
meningkatkan kinerja karyawan otomatis akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Dan karyawanpun sebaiknya diperlakukan seperti partner usaha dan bukan sebagai
buruh semata. Persoalan karyawan yang terkadang dibuat seperti buruh-buruh yang
fasilitas dan pelayanan kurang diperhatikan oleh para pimpinannya. Dan tidak
adanya hubungan dan kerjasama yang baik antar mereka.
Ketidakpuasan para karyawan ini menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan dan dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan. Misalnya; adanya
aksi mogok kerja, kemangkiran karyawan meningkat, turunnya kinerja karyawan,
dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja perusahaan itu
sendiri. Maka, para pimpinan sebaiknya mengerti apa yang dibutuhkan para
karyawan dan mengetahui keinginan-keinginan apa yang membuat karyawan puas dan
meningkatkan kinerjanya, berikut semua konsekuensinya, termasuk apa dan berapa
bonus yang akan mereka terima jika target atau tujuan kerjanya tercapai.
Sehingga para karyawan tidak melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya
dikerjakan.
Mengenai keinginan-keinginan karyawan antara lain; upah,
keterjaminan pekerjaan, teman-teman kerja yang menyenangkan, penghargaan atas
pekerjaan yang dilakukan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju,
kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik, kepemimpinan yang mampu dan adil,
perintah dan arahan yang masuk akal dan suatu organisasi yang relevan secara
sosial.
Dan sedikit untuk mengetahui kepuasan kerja yang merupakan hal
yang bersifat individu dan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda.
Kepuasan kerja adalah sikap karyawan terhadap pekerjaan, situasi kerja,
kerjasama diantara pimpinan dan sesama karyawan. Dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja antara lain; faktor kepuasan finansial, faktor
kepuasan fisik, faktor kepuasan sosial, dan faktor kepuasan psikologi.
• Peranan Pimpinan
• Peranan Pimpinan
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan adalah seseorang yang
dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja
maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan
berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap
pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis,
manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok
orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap
saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna
mencapai tujuan.
Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat
strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para
pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih
bawahan dengan secermat mungkin.
B. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Insani Melalui Keterliban dan Power Atasan
B. Peningkatan Kinerja Sumber Daya Insani Melalui Keterliban dan Power Atasan
Suatu kinerja yang memiliki kualitas unggul berupa barang atau
pun jasa, hanya dapat dihasilkan oleh para pemimpin yang memiliki kualitas
prima. Dikemukakan, kualitas kepemimpinan manajerial adalah suatu cara hidup
yang dihasilkan dari "mutu pribadi total" ditambah "kendali mutu
total" ditambah "mutu kepemimpinan".
Terdapat 5 (lima) praktek mendasar pemimpin yang memiliki
kualitas kepemimpinan unggul, yaitu :
(1) pemimpin yang menantang proses,
(2) memberikan inspirasi wawasan bersama,
(3) memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi,
(4) mampu menjadi penunjuk jalan, dan
(5) memotivasi bawahan.
Adapun ciri khas atasan yang dikagumi sehingga para bawahan
bersedia mengikuti perilakunya adalah, apabila atasa memiliki sifat jujur,
memandang masa depan, memberikan inspirasi, dan memiliki kecakapan teknikal
maupun manajerial. Beberapa kriteria kualitas kepemimpinan atasan yang baik
antara lain, memiliki komitmen organisasional yang kuat, visionary, disiplin
diri yang tinggi, tidak melakukan kesalahan yang sama, antusias, berwawasan
luas, kemampuan komunikasi yang tinggi, manajemen waktu, mampu menangani setiap
tekanan, mampu sebagai pendidik atau guru bagi bawahannya, empati, berpikir
positif, memiliki dasar spiritual yang kuat, dan selalu siap melayani.
Usaha memperhatikan karyawan merupakan salah satu cara agar
karyawan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya dengan baik. Dengan adanya
perhatian dari seorang pemimpin dan dilaksanakannya penilaian prestasi kerja
terhadap karyawan, maka karyawan tersebut akan merasa dirinya dihargai,
diperhatikan dan dibutuhkan oleh perusahaan.
Produktivitas kerja karyawan dapat optimal antara lain apabila
dalam pelaksanaan pekerjaan selalu mendapat perhatian dan bimbingan dari
atasan. Bimbingan pada pegawai hakikatnya akan membantu memecahkan
persoalan-persoalan pekerjaan mengingat kemampuan dan keterampilan setiap karyawan
berbeda-beda yang selanjutnya akan memberikan dan menumbuhkan produktivitas
kerja karyawan.
Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh atasan dalam peranannya
untuk meningkatkan keterlibatan dan powernya terhadap karyawannya adalah
sebagai berikut :
1.
Kemampuan mempengaruhi bawahan (pengaruh
pimpinan).
2.
Kemampuan pengenalan sifat-sifat bawahan.
3.
Kemampuan mendiagnosa situasi.
4.
Kemampuan membuat
keputusan.
5.
Kemampuan menguasai teknik –teknik komunikasi.
6.
Kepemimpinan direktif.
7.
Kepemimpinan partisifatif.
8.
Hubungan atasan dengan bawahan.
9.
Penilaian.
10. Pemberian
penghargaan.
Kekuasaan seorang pemimpin datang dari kemampuannya untuk
mengetahui orang lain, karena sifat dan sikapnya, luas pengetahuan dan
pengalamannya pandai berkomunikasi atau meruapakan kemampuan untuk menerapkan
interpersonal relation sehingga pandai bergaul, ia harus membina dirinya agar
mampu mengubah perilaku anak buahnya, sesuai dengan yang diharapkan agar
memudahkan dalam pencapaian tujuan organisasi dengan menciptakan kerja sama
yang baik dengan bawahannya.
Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Dimana produktivitas kerja dapat
ditinjau berdasarkan tingkatnya dengan tolak ukur masing – masing. Tolak ukur
produktivitas kerja dapat dilihat dari kinerja atau prestasi kerja karyawan.
Oleh karena itu diperlukan penilaian atas kinerja atau prestasi kerja karyawan
untuk melihat dan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menilai segenap perilaku kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian prestasi kerja merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menilai segenap perilaku kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian prestasi kerja mutlak harus dilakukan untuk mengatahui
prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Dengan penilaian prestasi kerja
berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya, sehingga mendorong
mereka bergairah bekerja, yang berarti berpengaruh pada peningkatan
produktivitas kerja pegawai, asalkan proses penilaiannya jujur dan objektif
serta ada tindak lanjutnya.
Pentingnya penilaian prestasi kerja karyawan yang rasional dan
diterapkan secara objektif terlihat pada kepentingan yaitu : kepentingan
karyawan yang bersangkutan dan kepentingan organisasi.
Bagi para karyawan penilaian prestasi kerja tersebut bermanfaat
untuk menentukan tujuan, rencana dan pengembangan karirnya, sedangkan bagi
organisasi, hasil penilaian kerja para karyawan sangat penting arti dan
perannya dalam pengambilan keputusan dari berbagai aspek secara efektif dan
efesien.
BAB IV
PENUTUP
Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi
perusahaan, tentunya dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas
atau fungsi manajemen. Karena merekalah yang memiliki daya kemampuan
mempengaruhi dan menggerakan manusia lainnya (power) untuk bekerja mencapai
tujuan.
Power adalah Kemampuan suatu pihak (orang/bagian) dalam
organisasi untuk mempengaruhi (memaksa) pihak lain, agar menjalankan perintah
atau menjalankan sesuatu (yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pihak yang
dipengaruhi) untuk mencapai suatu tujuan sesuai kehendak pihak yang memiliki
power.
Bagi perusahaan ini karyawan merupakan pelaksana manajemen
puncak yang mampu berinteraksi dengan worker dan manajemen puncak. Apapun
bentuk organisasi sudah pasti memerlukan sesorang dengan atau tanpa dibantu
orang lain untuk menempuh posisi sebagai pimpinan / pemimpin. Seorang yang
menduduki pemimpin di dalam suatu organisasi mengemban tugas melaksanakan
kepemimpinan. Dengan kata lain pemimpin adalah orang, sedangkan kepemimpinan
adalah kegiatannya.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan
kemampuan dan bakat seorang secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dalam
rangka usaha mencapai tujuan. Seorang pemimpin mengatahui sifat – sifat
individual orang – orang kepercayaannya dan ia dapat mengetahui tindakan apa
yang dapat merangsang mereka bekerja dengan sebaik – baiknya.
Sumber daya insani adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Manajemen sumber daya Manusia mencakup keseluruhan kebijaksanaan, praktek, dan sistem untuk mengelola sumber daya manusia dalam organisasi dengan cara yang paling efektif untuk mencapai baik tujuan organisasional maupun individu.
Sumber daya insani adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga). Manajemen sumber daya Manusia mencakup keseluruhan kebijaksanaan, praktek, dan sistem untuk mengelola sumber daya manusia dalam organisasi dengan cara yang paling efektif untuk mencapai baik tujuan organisasional maupun individu.
Fungsi manajemen sumber daya manusia sangat memegang peranan
penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, dalam membuat perencanaan
sumber daya manusia harus lebih baik, terutama dalam hal perekrutan karyawan
sehingga posisi the right man on the right place dapat tercapai dengan cara
yang seefektif dan seefisien mungkin.
DAFTAR
PUSTAKA
Sondang Siagian. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT. Rineka Cipta, Thoah,
Ahmad Kurnia El-Qorni,Artikel ”Kepemimpinan”
James A.F. Stoner / Charles Wankel. 1988. Manajemen, Edisi Ketiga. CV. Intermedia Jakarta.
Arbono Lasmahadi, 2002, Artikel “Peran-peran Bagi Fungsi Sumber Daya Manusia dan Para Praktisi”, www.fokusoha.com
Veithzal,
Prof.DR.MBA, 2004, Kiat Memimpin dalam Abad 21, PT. Raja Grafindo Persada.
http://www.google.co.id
http://tesis-ilmiah.com/?p=161
http://www.google.co.id
http://tesis-ilmiah.com/?p=161
0 komentar "Makalah :” Dampak Keterlibatan Dalam Pekerjaan Dan Power Yang Digunakan Atasan Terhadap Kinerja Sumber Daya Insani”. ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat