Biologi Gulma
A. Perbanyakan Gulma
Untuk dapat
mempertahankan hidupnya, gulma harus dapat menjalankan fungsi metabolisme serta
mempertahankan dan mengembangkan keturunannya. Gulma dapat memperbanyak diri
secara generatif dan vegetatif.
Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan biji atau spora, sedangkan perbanyakan secara vegetatif dengan
bagian vegetatifnya seperti rhizom, stolon, umbi dan sebagainya.
Perbanyakan Generatif
Biji khususnya
dari jenis-jenis gulma semusim mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan
keberhasilan usaha-usaha pencegahan dan pengendalian gulma. Banyaknya biji yang
mampu berkecambah dan tahan terhadap pengendalian akan menentukan besarnya penurunan
produksi tanaman pada tanaman yang dibudidayakan (khususnya tanaman semusim)
pada tahun berikutnya. Demikian juga banyaknya biji dalam tanah yang dikenal
dengan ”simpanan biji” (seed bank) dan banyaknya biji yang masuk ke dalam tanah
akanmenentukan besarnya potensi gangguan di lahan tersebut.
Umumnya biji
terdiri dari embryo, cadangan makanan,dan kulit biji. Biji mengandung semua
bahan-bahan yang diperlukan dari induknya. Selain itu karena mempunyai cadangan
makanan, biji mampu mempertahankan kecambahnya meskipun hanya sementara. Ukuran
biji gulma sangat bervariasi dari yang sangat kecil seperti biji Striga asiatica hingga yang sangat besar seperti biji Momordica charantia. Simpanan makanan ini
menentukan daya hidupnya dankemampuan untuk muncul ke permukaan tanah (Seedling
emergence). Demikian juga bentuk, warna, dan detail bentuk permukaan kulit biji
gulmaberagam antar jenis. Ukuran dan bentuk biji berkaitan dengan cara dan
kemampuanpemencarannya.
Dengan
memperhatikan hal tersebut, selain sebagai alat perbanyakan, biji gulma
mempunyai peranan lain, yaitu:
1. Sebagai alat
pemencaran (dispersal)
2. Sebagai alat
perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk berkecambah (dormancy)
3. Sebagai sumber
makanan sementara bagi lembaga
4. Sebagai sumber
untuk pemindahan sifat-sifat keturunan kepada generasinya (sifat hereditasi).
Jumlah Biji Gulma
Telah cukup
banyak penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui jumlah biji yang dihasilkan berbagai jenis gulma. Setiap
jenis gulma mempunyai potensi untuk menghasilkan biji dalam jumlah yang berbeda-beda.
Jumlah biji yang dihasilkan dari beberapa jenis gulma dapat dilihat pada Tabel 3.1. Produksi biji yang
“sebenarnya” sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan di mana gulma tumbuh.
Meskipun pada tanah yang tidak subur, pada
umumnya gulma dapat tumbuh dan memproduksi biji. Sebagai contoh biji
yang dihasilkan oleh bayam liat (Amaranthus viridis) pada tanah yang tandus
adalah puluhan biji, dan pada lahan yang lebih subur mampu menghasilkan ribuan
biji.
Tabel 3.1. Produksi dan Bobot Biji Beberapa Jenis Gulma
(Sastroutomo, 1990)
No.
|
Species
|
Jumlah
biji/tumbuhan
|
Bobot
1000 butir (g)
|
1.
|
Amaranthus gracilis
|
9 450
|
2.604
|
2.
|
Drymaria cordata
|
575
|
0.658
|
3.
|
Commelina nudiflora
|
311
|
1.610
|
4.
|
Cyperus diformis
|
21 096
|
0.010
|
5.
|
Euphorbia hirta
|
2 935
|
0.057
|
Potensi gulma menghasilkan biji
yang tinggi dan kemampuan untuk menghasilkan biji dalam keadaan lingkungan yang
marjinal, merupakan masalah yang harus kita hadapi dalam memecahkan masalah
pengendalian gulma secara preventif.
Simpanan Biji dalam
Tanah (Seed Bank)
Faktor yang
paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau
habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang
dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya. Pada kebanyakan lahan pertanian
terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh bila
keadaan lingkungan menguntungkan.
Banyaknya
biji-biji gulma dalam tanah (seed bank) merupakan gabungan dari biji-biji yang
dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurangi
dengan biji yang mati dan berkecambah serta biji yang terbawa ke luar (gambar
3.1). Biji-biji yang berasal dari luardaerah sumbangannya tidak berarti dalam
menentukan ukuran seed bank, dibandingkan
dengan biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya.
Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa banyaknya biji gulma dalam tanah bervariasi antar
habitat. Lahan-lahan pertanian yang digunakan secara intensif umumnya mempunyai
simpanan biji dalam tanah yang lebih besar dibandingkan dengan lahan-lahan yang
baru dibuka (Tabel 3.2).
Tabel 3.2. Perkiraan Jumlah Biji Gulma dalam Tanah pada
Berbagai Habitat (Solbrig, 1980)
No.
|
Habitat
|
Jumlah
biji per m²
|
1.
|
Lahan pertanian
|
34 000
- 75 000
|
2.
|
Padang rumput semusim
|
9 000
- 54 000
|
3.
|
Lahan suksesi awal
|
1 200
- 13 200
|
4.
|
Hutan hujan tropika
|
1 900
- 3 900
|
5.
|
Hutan sekunder tropika
|
7 600
|
Ukuran dan Kematangan
Biji
Umur biji-biji gulma dalam tanah
sangat bervariasi antar jenis, banyak diantaranya
yang mampu mempertahankan viabilitasnyadalam waktu yang panjang hingga ratusan
bahkan ribuan tahun.
Beberapa faktor penyebab kematian biji gulma dalam tanah
antara lain :
1. Hilangnya cadangan
makanan dalam biji oleh respirasi
2. Rusaknya cadangan
makanan karena pengaruh oleh enzim dan oksidasi
3. Koagulasi protein
4. Akumulasi
senyawa-senyawa beracun
5. Degenerasi inti
sel
Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan
vegetatif dari jenis-jenis gulma menahun dapat dilakukan dengan cara
menghasilkan beberapa tipe dan bentuk organ perbanyakan selain biji. Beberapa
bentuk organ vegetatif yang banyak ditemukan dalam perbanyakan
jenis-jenis gulma menahun adalah sebagai berikut :
1. Rizoma
Rizoma
merupakan batang berbentuk tabung yang tumbuh menjalar di bawah permukaan
tanah. Pada rizoma ini terdapat buku dan
ruas yang menghasilkan tunas dan akar adventif. Pada umumnya organ ini
cukup banyak menyimpan cadangan makanan. Contoh : Alang-alang (Imperata
cylindrica), Rumput kakawatan (Cynodon dactylon)
2. Stolon
Stolon adalah
batang silindris yang tumbuh menjalardi permukaan tanah. Seperti pada rizoma,
pada stolon terdapat buku dan ruas yang
dapat membentuk akar dan tunas. Pada beberapa jenis gulma, stolon menjalar di permukaan
air. Contoh : Cynodon dactylon, Digitaria sanguinalis, Axonopus compressus, dan
Eichornia crassipes
3. Runner
Runner adalah
batang yang tumbuh dari ketiak daun pada dasar tajuk dan menjalar di permukaan
tanah. Runner membentuk tunasdari rumpun baru yang dapat membentuk runner baru.
4. Umbi batang
Umbi batang
merupakan pangkal batang yang membengkak. Umbi ini mempunyai mata tunas yang
dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : Berbagai jenis talas (Caladium
sp).
5. Umbi akar
Umbi akar
merupakan bagian ujung dari rizoma yang membengkok dan merupakan cadangan
makanan serta mempunyai tunas ujung. Contoh : Cyperus rotundus dan Cyperus
esculentus
6. Umbi lapis
Umbi lapis
merupakan batang yang memendek yang mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Tunas
baru akan tumbuh dan berkembang di antara/di sela lapisan-lapisan tersebut. Contoh
: Beberapa jenis bawang-bawangan, Allium spp.
Beberapa jenis
gulma menahun mempunyai lebih dari satu organ perbanyakan vegetatif
seperti Cynodon dactylon (stolon dan rizoma), dan Cyperus rotundus (rizoma dan umbi akar).
B. Penyebaran Gulma
Tidak seperti
hewan, tumbuhan termasuk bijinya tidak dapat bergerak dengan kekuatannya
sendiri. Organ-organ reproduksi
(generatif dan vegetatif) dapat disebarkan oleh (1) manusia, (2) hewan,
(3) angin dan (4) air.
1. Penyebaran oleh Manusia
Manusia
merupakan actor utama dalam penyebaran gulma dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam hal penyebaran ini manusia dapat melakukan secara langsung dan secara
sengaja atau tidak sengaja. Manusia sering kali memasukkan jenis tumbuhan dari
suatu tempat ke tempat lain untuk keperluan penelitian, perdagangan, hobi dan
tujuanlainnya. Penyebaran secara tidak sengaja biasanya terjadi melalui
hasiltanaman, benih, makanan ternak dan jerami. Penyebaran gulma melalui benih
tanaman yang terkontaminasi lebih sering terjadi. Pemanenan secara mekanis
lebih memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi benih dengan biji gulma. Di
Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kontaminasi benih dengan biji-biji
gulma merupakan sumber utama yang
menambah besarnya simpanan biji dalam tanah. Penggunaan benih yang
berkualitas dan penerapan sertifikasi benih akan dapat mengurangi masalah ini. Makanan
ternak juga banyak mengandung organ-organ reproduksigulma. Meskipun pencernaan
hewan dapat mematikan biji gulma, tetapi sebagian masih viabel (tabel 3.3).
Jerami yang digunakan untuk makanan ternak atau mulsa juga seringkali
mengandung biji gulma.
Perlu diingat
bahwa bila suatu lahan terinfestasi oleh gulma tertentu,penambahan biji jenis
gulma tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar; tetapi bila lahan tersebut
masih belum terinvestasimaka masuknya beberapa butir biji saja sudah cukup
untuk menginvestasi lahan tersebut.
Tabel 3.3. Persentasi Kecambah Biji Gulma dari Kotoran
Ternak (Klingman, 1961)
Spesies
|
Persentase Kecambah
|
||||
Sapi
|
Kuda
|
Biri-biri
|
Babi
|
Ayam
|
|
Convolvus sp.
|
22.5
|
6.2
|
9.0
|
21.0
|
0.0
|
Sweet clover
|
13.7
|
14.9
|
5.4
|
16.1
|
0.0
|
Lipidium sp.
|
5.4
|
19.8
|
8.4
|
3.1
|
0.0
|
Abutilon thcroprasti
|
11.3
|
4.6
|
5.7
|
10.3
|
1.2
|
Polygonum sp.
|
0.3
|
0.4
|
2.3
|
0.0
|
0.0
|
2. Penyebaran oleh Hewan
Biji beberapa
jenis gulma mudah melekat pada bagianluar tubuh hewan maupun manusia; dan
terbawa dari suatu tempat ke tempat lain. Penyebaran melalui bagian luar hewan
ini disebut ”epizoochory”. Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi
setelah melalui bagian dalam atau pencernaannya (endozoochory) seperti telah
dikemukakan tidak semua biji gulma dapat matisetelah melalui pencernaan hewan.
Tabel 3.3. menyajikan data hasil penelitian yang menunjukkan biji-biji gulma
dapat hidup setelah melalui pencernaan hewan.
3. Penyebaran oleh Angin
Biji beberapa
jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut dan sebagainya yang
memudahkannya untuk terbang terbawa angin dari satu tempat ke tempat laun.
Beberapa biji jenis gulma yang menyebar dengan cara ini antara lain tempuyung
(Souchus arvensis) dan alang-alang (Imperata cylindrica). Biji-biji gulma yang
berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae, Orobancheae, Striga spp. dapat mudah terbawa angin dari
satu tempat ke tempat lain.
4. Penyebaran oleh Air
Organ
reproduksi gulma berupa biji atau bagian vegetatifnya atau berupa tumbuhan utuh
dapat terbawa hanyut bersama-sama dengan aliran air hujan, air irigasi, sungai
dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus yang
menyebabkannya mudah terapung sehingga mudah terbawa aliran. Biji gulma
mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap perendaman. Sebagian diantaranya
mempunyai ketahanan dalam air cukup lama.
C. Pertumbuhan Perkecambahan
dan Dormansi
Pada saat biji
atau organ vegetatif terpencar dan mencapai suatu lokasi atau habitat, maka perkecambahannya
akan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perkecambahan merupakan awal
pertumbuhan dari pertumbuhan biji atau organ vegetatif. Pada biji
perkecambahan umumnya ditandai oleh beberapa
tahapan proses fisiologis yaitu, (1) imbibisi air, (2) peningkatan respirasi,
(3) mobilisasi cadangan makanan dan (4)
penggunaan simpanan makanan. Akhirnya akan terbentuk sel-sel baru,
jaringan-jaringan baru dan organ-organ baru yang maristematis. Untuk kebanyakan
tanaman pangan tahap-tahapan proses ini akan segera terjadi setelah tanam. Hal
ini berbeda dengan umumnya biji gulma yang perkecambahannya tidak terjadi pada
saatbiji-biji terpencar dan mencapai permukaan tanah. Biji-biji gulma dan bagian
vegetatif tanaman biasanya mempunyai periode istirahat yang disebut ”dormansi”.
Dormansi adalah suatu istilah fisiologis tumbuhan yang dipergunakanuntuk biji
atau organ vegetatif yang tidak mau berkecambah meskipun keadaan lingkungannya menguntungkan.
Dormansi
merupakan strategi reproduksi gulma untuk
tetap bertahan hidup dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Dengan
carademikian, perkecambahan dapat terjadi beberapa waktu kemudiandan atau
terjadi di tempat lain yang berjauhan dengan induknya. Selain itu dormansi
dapat menjadikan biji-biji gulma tahan bertahun-tahun dalam tanah dan hanya
akan berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungannya menguntungkan. Biji-biji
gulma yang berada dalam tanah tersebut mempunyai tingkat dormansi yang berbeda-beda,
sehingga perkecambahan dari suatu populasi biji gulma tidak terjadi secara serentak. Keadaan ini
mengakibatkan biji-biji gulma dalam tanah akan tetap menjadi masalah selama
biji-biji tersebut masih ada.
Dalam keadaan dorman, biji-biji
gulma sulit dikendalikan. Metode-metode yang ada sekarang pada umumnya masih
belum efektif,dengan sterilisasi tanah secara total. Pemahaman biologi biji
gulma akan memberikan sumbangan yang sangat besar sebagai dasar untuk
mengembangkan dan memperbaiki metode-metode
pengendalian yang telah ada. Berdasarkan karakter dan faktor-faktor yang
menjadipenyebabnya, beberapa pakar biologi membedakan dormansi menjadi 3 (tiga) macam (1) bawaan (innate), (2)
rangsangan dan (3) paksaan (enforced). Dormansi Bawaan.
Dormansi bawaan merupakan dormansi disebabkan oleh beberapa faktor
dan mekanisme yang bersifat genetis. Faktor dan mekanisme penyebabnya antara
lain ialah :
1. Embryo yang belum matang. Pada bebepara jenis
gulma, biji yang terlihat telah sempurna dan terpisah dari induknya, embryonya
masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Biji-biji tersebut akan berkecambah
setelah pertumbuhan dan perkembangan embryonya sempurna. Contoh : Welingi
(Scorpussp.) dan Cacaban (Polygonumsp.).
2. kulit biji yang keras. Kulit biji yang keras
merupakan penghalang perkecambahan, karena impermeable (tidak dapat ditembus)
oleh gas, air atau tahan terhadap tekanan. Meskipun air dan gas telah dapat
menembus, tetapi bila kulit biji keras (tahan tekanan) maka biji belum dapat berkecambah.
Biji yang mempunyai sifat seperti ini
akan berkecambah bila kulit bijinya menipis karena kerusakan
mekanisseperti kebakaran, hewan dan mikroorganisme atau penyebab fisik
lain. Contohnya : jenis-jenis bayam
(Amranthusspp.) dan jenis-jenis sawi (Brasicaspp.).
3. Hambatan kimiawi.
Hambatan kimiawi dalam kulit bijiatau buah, dalam embryo atau endosperm dapat
menyebabkan biji tidak dapat berkecambah. Biji-biji yang mempunyai sifat dorman
seperti ini biasanya dapat berkecambah setelah hambatan tersebut hilang
karenaperlakuan pencucian, suhu atau cahaya.
Dormansi Rangsangan (Induced Dormancy). Istilah ini yang sering juga disebut dormansi
sekunder, digunakaan untuk biji-biji yang biasanya berkecambah bila keadaan
menguntungkan, kemudian menjadi dorman karena lingkungan yang tidak
menguntungkan seperti kurang air, kurang
oksigen, kurang cahaya dan sebagainya. Biji-biji yang terbenam dalam tanah
tidak dapat segera berkecambah setelah terbawa ke permukaan tanah karena telah
mengalami induced dormancy.
Pada beberapa
jenis gulma seringkali ditemukan adanya interaksi antara dormansi bawaan dan
dormansi rangsangan. Sebagian besar biji gulma mempunyai dormansi bawaan dan
dengan pembenaman ke dalam tanah dormansi sekunder menjadi terangsang. Hal ini
akan mengakibatkan umur biji-biji gulma dalam tanah menjadi lebih panjang. Oleh
karena lahan-lahan pertanian seringkali mengalami pengolahan tanah yang
memungkinkan terbenamnya biji-biji gulma, maka peranan dormansi dan
pemecahannya menjadi sangat penting dalam pengelolaan gulma.
Dormansi Paksaan (Enforced dormancy). Dormansi paksaan merupakan istilah yang
digunakan untuk biji-biji yang tidak berkecambah selama faktor lingkungan
(kelembaban, cahaya, oksigen) kurang menguntungkan dan segera akan berkecambah
bila lingkungannya menguntungkan.
Beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhi dormansi dan perkecambahan biji gulma adalah (1) suhu, (2)
kelembaban, (3) oksigen dan (4) cahaya.
1. Suhu
Suhu yang diperlukan biji gulma
untuk dapat berkecambah beragam antar jenis gulma. Batas suhu terendah disebut
suhu minimum dan batas suhu tertinggi disebut suhu maksimum. Gulma di daerah
beriklim sedang digolongkan ke dalam gulma musim dingin dan gulma musim panas.
Gulma musim dingin memerlukan suhu 5 – 15 °C
untuk perkecambahannya, sedangkan untuk gulma musim panas berkisar antara 18 –
35 °C. Untuk
jenis-jenis gulma tropis mungkin juga memerlukan batas suhu tertentu.
2. Kelembaban
Perkecambahan
merupakan suatu periode dimana metabolisme dan pembesaran sel-sel terjadi
dengan suatu kecepatan yang tinggi. Hal ini akan dapat berlangsung bila biji
gulma dapat menyerap (imbibisi) air yang cukup.
Ada tiga
faktor yang mempengaruhi kecepatan dan tingkat imbibisi air yang diperlukan
untuk perkecambahan biji dalam tanah yaitu :
a. Sifat-sifat dan struktur biji
b. Sifat-sifat dan struktur tanah, dan
c. Tingkat hubungan antara tanah dan biji.
3. Oksigen
Selain suhu
dan kelembaban yang optimum, proses perkecambahan tergantung dari kandungan
oksigen dalam tanah. Persentasi oksigen di dalam tanah bervariasi tergantung pada
porositas tanah, kedalaman, dan banyaknya organisme yang mempengaruhinya. Pada
umumnya biji-biji gulma yang berukuran kecil berkecambah pada lapisan tanah
setebal kurang dari satu sentimeter. Pada tanah pasir biji-biji gulma
dapat berkecambah pada lapisan yang
lebih dalam dari pada tanah liat.
4. Cahaya
Telah umum
diketahui bahwa kebanyakan biji-biji gulma memerlukan cahaya untuk perkecambahannya.
Selain itu pada umumnya mempunyai biji yang berukuran relatif sangat kecil,
sehingga mempunyai persediaan makanan yang sangat sedikit. Kedua hal itu
mengakibatkan biji-biji gulma harus dapat berkecambah pada permukaan tanah
antara pada kedalaman beberapa milimeter saja sehingga kecambahnya dapat hidup
dantumbuh. Oleh karena itu, pada tanah-tanah pertanian banyak jenis-jenis gulma yang bijinya terbenam cukup dalam
akibat pengolahan tanah dan hanya akan berkecambah jika biji-biji tersebut
dikecambahkan ke permukaan tanah akibat
pengolahan tanah musim berikutnya.
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Seperti telah dikemukakan
perkecambahan merupakan awal dari pertumbuhan. Setelah organ reproduktif (biiji
atau organ vegetatif) berkecambah,
setiap individu tumbuhan yang masih muda ini harus dapat berdiri sendiri. Pada
tahap awal kecambah ini masihmenggunakan makanan yang tersedia (simpanan
makanan dalam biji atau organ vegetatif), selanjutnya tumbuhan kecil ini harus
mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekelilingnya untuk tumbuh dan berkembang.
1. Pertumbuhan Akar
Pertumbuhan
atau perpanjangan akar terjadi dalam embryo sebelum tunas pucuk (apical bud)
mulai tumbuh. Akar primer tersebut tumbuh lurus ke bawah menembus tanah dengan
cepat, dan merupakan organ pertama yang menancap ke tanah dan mengabsorbsi air
dan hara. Akar primer yang tumbuh terus dan daripadanya tumbuh akar-akar lateral
maka akar primer tersebut disebut akar tunggang (tap root). Bila akar primer tumbuh
bersamaan dengan akar-akar lateralnyamaka system perakaran tersebut disebut
dengan perakaran serabut (fibrous).
Akar terdiri
dari beberapa bagian yaitu, tudung akar, titik tumbuh atau meristem akar,
bagian tumbuh memanjang, daerah diferensiasi akar dan daerah pendewasaan akar.
Pada bagian meristem akar terbentuk
rambut akar, dan jumlah rambut maksimum rambut akar terdapat pada daerah akar
dewasa.
2. Pertumbuhan Batang dan Jaringan-jaringan
Batang dan
percabangannya serta daun dan bunganya membentuk suatu tajuk. Pada sebagian
besar angiosperm, batangnya tumbuh lurus ke atas, dengan percabangan sedikit
sampai banyak, dan membentuk tajuk yang beragam. Pada sebagian lainnya temasuk
beberapa jenis gulma tidak tumbuh lurus ke atas, tetapi tumbuh ke samping
merayap, menjalar atau memanjat.
Pada batang
juga terdapat bagian meristematis, perpanjangan dan pendewasaan. Berbeda dengan
yang ada pada akar, meristem pada batang tidak mempunyai perlindungan seperti
tudung akar, tetapi hanya terlindung oleh tunas dan daun yang tumbuh padanya.
Titik umbuh batang terdiri atas sel-sel parenkhym yang aktif membelah diri dan
berdinding tipis.
Bagian meristem batang membentuk
jaringan primer dan jaringan sekunder. Termasuk sebagai jaringan primer adalah
epidermis, korteks, perisikel, endochermis, xylem primer dan phloem primer.
Jaringan-jaringan sekunder berasal dari cambium (tumbuhan dikotil). Pertumbuhan
jaringan-jaringan sekunder ini menghasilkan pertumbuhan lateral dan pembesaran diameter
batang.
3. Pertumbuhan Daun
Pola pertumbuhan daun berbeda
antara jenis tumbuhan. Daun umumnya terdiri atas helai dan tangkai daun, tetapi
pada sebagian tumbuhan tidak terdapat tangkai daun. Daun rumputan mempunyai
pelepah daun yang melingkar pada batang, dan pada batas antara helai daun
dengan pelepah daun terdapat ligula.
Bentuk dan
susunan tulang juga berbeda antar jenis.Jenis-jenis gulma yang termasuk dalam
monokotil mempunyai bentuk susunan tulang daun yang sejajar. Jenis-jenis gulma
daun dikotil mempunyai tulang daun menyerupai jaringan dan ujungnya
berhubungan. Daun terdiri dari jaringn-jaringan yang terdiri atas kutikula,
epidermis, mesophyl, jaringan pembuluh dan stomata.
Perbedaan pola pertumbuhan dan
karakter daun berbagai jenis gulma mengakibatkan terjadinya perbedaan respon
terhadap pengaruh faktor lingkungan
termasuk penggunaan herbisida.
D. Daur Hidup Gulma
Di daerah
tropis, berdasarkan lamanya pertumbuhan, perkembangan dan produksi (daur hidup)
gulma digolongkan menjadi duayaitu gulma setahun (annual weed) dan gulma
tahunan (perennial weed). Gulma setahun yaitu gulma yang daur hidupnya yang
dimulai dari perkecambahan biji hingga tumbuh, membentuk biji baru dan mati
berlangsung selama satu tahun atau kurang. Gulma tahunan ialah gulma yang
hidupnya lebih dari satu tahun dan secara teoritis tidak terbatas. Di daerah
beriklim sedang dimana terdapat empat musim, selain kedua golongan tersebut
juga terdapatgulma dua tahunan (biennial weed).
Gulma setahun
memperbanyak diri dengan biji/spora.
Demikian juga untuk gulma tahunan yang sederhana (simple perennial) yang
tidak merayap, secara alami memperbanyak diri dengan biji. Meskipun demikian
jenis-jenis gulma ini juga berkembang biak dengan steknya (potongan batang dan
atau akar). Untuk gulma tahunan merayap (creeping perennial), selain melalui
biji biji alat perkembangan biak utamanya adalah rhizome, stolon, umbi dan sebagainya.
0 komentar "III. Biologi Gulma ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar
Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat