III. Biologi Gulma

Ditulis oleh: -

Biologi Gulma

A. Perbanyakan Gulma
Untuk dapat mempertahankan hidupnya, gulma harus dapat menjalankan fungsi metabolisme serta mempertahankan dan mengembangkan keturunannya. Gulma dapat memperbanyak diri secara generatif dan  vegetatif. Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan biji atau spora,  sedangkan perbanyakan secara vegetatif dengan bagian vegetatifnya seperti rhizom, stolon, umbi dan sebagainya.
Perbanyakan Generatif
Biji khususnya dari jenis-jenis gulma semusim mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan keberhasilan usaha-usaha pencegahan dan pengendalian gulma. Banyaknya biji yang mampu berkecambah dan tahan terhadap pengendalian akan menentukan besarnya penurunan produksi tanaman pada tanaman yang dibudidayakan (khususnya tanaman semusim) pada tahun berikutnya. Demikian juga banyaknya biji dalam tanah yang dikenal dengan ”simpanan biji” (seed bank) dan banyaknya biji yang masuk ke dalam tanah akanmenentukan besarnya potensi gangguan di lahan tersebut.
Umumnya biji terdiri dari embryo, cadangan makanan,dan kulit biji. Biji mengandung semua bahan-bahan yang diperlukan dari induknya. Selain itu karena mempunyai cadangan makanan, biji mampu mempertahankan kecambahnya meskipun hanya sementara. Ukuran biji gulma sangat bervariasi dari yang sangat kecil seperti biji  Striga asiatica  hingga yang sangat besar seperti biji  Momordica charantia. Simpanan makanan ini menentukan daya hidupnya dankemampuan untuk muncul ke permukaan tanah (Seedling emergence). Demikian juga bentuk, warna, dan detail bentuk permukaan kulit biji gulmaberagam antar jenis. Ukuran dan bentuk biji berkaitan dengan cara dan kemampuanpemencarannya.
Dengan memperhatikan hal tersebut, selain sebagai alat perbanyakan, biji gulma mempunyai peranan lain, yaitu:
1.  Sebagai alat pemencaran (dispersal)
2.  Sebagai alat perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk berkecambah (dormancy)
3.  Sebagai sumber makanan sementara bagi lembaga
4.  Sebagai sumber untuk pemindahan sifat-sifat keturunan kepada generasinya (sifat hereditasi).
Jumlah Biji Gulma
Telah cukup banyak penelitian yang dilakukan untuk  mengetahui jumlah biji yang dihasilkan berbagai jenis gulma. Setiap jenis gulma mempunyai potensi untuk menghasilkan biji dalam jumlah yang berbeda-beda. Jumlah biji yang dihasilkan dari beberapa jenis gulma dapat dilihat  pada Tabel 3.1. Produksi biji yang “sebenarnya” sangat bervariasi, tergantung dari lingkungan di mana gulma tumbuh. Meskipun pada tanah yang tidak subur, pada  umumnya gulma dapat tumbuh dan memproduksi biji. Sebagai contoh biji yang dihasilkan oleh bayam liat (Amaranthus viridis) pada tanah yang tandus adalah puluhan biji, dan pada lahan yang lebih subur mampu menghasilkan ribuan biji.
Tabel 3.1. Produksi dan Bobot Biji Beberapa Jenis Gulma (Sastroutomo, 1990)
No.
Species
Jumlah biji/tumbuhan
Bobot 1000 butir (g)
1.
Amaranthus gracilis
9 450
2.604
2.
Drymaria cordata
575
0.658
3.
Commelina nudiflora
311
1.610
4.
Cyperus diformis
21 096
0.010
5.
Euphorbia hirta
2 935
0.057

Potensi gulma menghasilkan biji yang tinggi dan kemampuan untuk menghasilkan biji dalam keadaan lingkungan yang marjinal, merupakan masalah yang harus kita hadapi dalam memecahkan masalah pengendalian gulma secara preventif.
Simpanan Biji dalam Tanah (Seed Bank)
Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada dalam tanah yang dihasilkan oleh gulma yang tumbuh sebelumnya. Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan.
Banyaknya biji-biji gulma dalam tanah (seed bank) merupakan gabungan dari biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurangi dengan biji yang mati dan berkecambah serta biji yang terbawa ke luar (gambar 3.1). Biji-biji yang berasal dari luardaerah sumbangannya tidak berarti dalam menentukan ukuran  seed bank, dibandingkan dengan biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya biji gulma dalam tanah bervariasi antar habitat. Lahan-lahan pertanian yang digunakan secara intensif umumnya mempunyai simpanan biji dalam tanah yang lebih besar dibandingkan dengan lahan-lahan yang baru dibuka (Tabel 3.2).
Tabel 3.2. Perkiraan Jumlah Biji Gulma dalam Tanah pada Berbagai Habitat (Solbrig, 1980)
No.
Habitat
Jumlah biji per m²
1.
Lahan pertanian
34 000  -  75 000
2.
Padang rumput semusim
9 000  - 54 000
3.
Lahan suksesi awal
1 200  - 13 200
4.
Hutan hujan tropika
1 900  - 3 900
5.
Hutan sekunder tropika
7 600



Ukuran dan Kematangan Biji
Umur biji-biji gulma dalam tanah sangat bervariasi  antar jenis, banyak diantaranya yang mampu mempertahankan viabilitasnyadalam waktu yang panjang hingga ratusan bahkan ribuan tahun.
Beberapa faktor penyebab kematian biji gulma dalam tanah antara lain :
1.  Hilangnya cadangan makanan dalam biji oleh respirasi
2.  Rusaknya cadangan makanan karena pengaruh oleh enzim dan oksidasi
3.  Koagulasi protein
4.  Akumulasi senyawa-senyawa beracun
5.  Degenerasi inti sel

Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan vegetatif dari jenis-jenis gulma menahun dapat dilakukan dengan cara menghasilkan beberapa tipe dan bentuk organ perbanyakan selain biji. Beberapa bentuk organ vegetatif yang banyak ditemukan dalam perbanyakan
jenis-jenis gulma menahun adalah sebagai berikut :
1.  Rizoma
Rizoma merupakan batang berbentuk tabung yang tumbuh menjalar di bawah permukaan tanah. Pada rizoma ini terdapat buku dan  ruas yang menghasilkan tunas dan akar adventif. Pada umumnya organ ini cukup banyak menyimpan cadangan makanan. Contoh : Alang-alang (Imperata cylindrica), Rumput kakawatan (Cynodon dactylon)
2.  Stolon
Stolon adalah batang silindris yang tumbuh menjalardi permukaan tanah. Seperti pada rizoma, pada stolon terdapat buku dan  ruas yang dapat membentuk akar dan tunas. Pada beberapa jenis gulma, stolon menjalar di permukaan air. Contoh : Cynodon dactylon, Digitaria sanguinalis, Axonopus compressus, dan Eichornia crassipes
3.  Runner
Runner adalah batang yang tumbuh dari ketiak daun pada dasar tajuk dan menjalar di permukaan tanah. Runner membentuk tunasdari rumpun baru yang dapat membentuk runner baru.
4.  Umbi batang
Umbi batang merupakan pangkal batang yang membengkak. Umbi ini mempunyai mata tunas yang dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : Berbagai jenis talas (Caladium sp).
5.  Umbi akar
Umbi akar merupakan bagian ujung dari rizoma yang membengkok dan merupakan cadangan makanan serta mempunyai tunas ujung. Contoh : Cyperus rotundus dan Cyperus esculentus
6.  Umbi lapis
Umbi lapis merupakan batang yang memendek yang mempunyai lapisan-lapisan berdaging. Tunas baru akan tumbuh dan berkembang di antara/di sela lapisan-lapisan tersebut. Contoh : Beberapa jenis bawang-bawangan, Allium spp.
Beberapa jenis gulma menahun mempunyai lebih dari satu organ perbanyakan vegetatif seperti  Cynodon dactylon  (stolon dan rizoma), dan  Cyperus rotundus (rizoma dan umbi akar).

B. Penyebaran Gulma
Tidak seperti hewan, tumbuhan termasuk bijinya tidak dapat bergerak dengan kekuatannya sendiri. Organ-organ reproduksi  (generatif dan vegetatif) dapat disebarkan oleh (1) manusia, (2) hewan, (3) angin dan (4) air.
1.  Penyebaran oleh Manusia
Manusia merupakan actor utama dalam penyebaran gulma dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam hal penyebaran ini manusia dapat melakukan secara langsung dan secara sengaja atau tidak sengaja. Manusia sering kali memasukkan jenis tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lain untuk keperluan penelitian, perdagangan, hobi dan tujuanlainnya. Penyebaran secara tidak sengaja biasanya terjadi melalui hasiltanaman, benih, makanan ternak dan jerami. Penyebaran gulma melalui benih tanaman yang terkontaminasi lebih sering terjadi. Pemanenan secara mekanis lebih memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi benih dengan biji gulma. Di Negara-negara berkembang termasuk Indonesia kontaminasi benih dengan biji-biji gulma merupakan sumber utama yang  menambah besarnya simpanan biji dalam tanah. Penggunaan benih yang berkualitas dan penerapan sertifikasi benih akan dapat mengurangi masalah ini. Makanan ternak juga banyak mengandung organ-organ reproduksigulma. Meskipun pencernaan hewan dapat mematikan biji gulma, tetapi sebagian masih viabel (tabel 3.3). Jerami yang digunakan untuk makanan ternak atau mulsa juga seringkali mengandung biji gulma.
Perlu diingat bahwa bila suatu lahan terinfestasi oleh gulma tertentu,penambahan biji jenis gulma tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar; tetapi bila lahan tersebut masih belum terinvestasimaka masuknya beberapa butir biji saja sudah cukup untuk menginvestasi lahan tersebut.



Tabel 3.3. Persentasi Kecambah Biji Gulma dari Kotoran Ternak (Klingman, 1961)
Spesies
Persentase Kecambah
Sapi
Kuda
Biri-biri
Babi
Ayam
Convolvus sp. 
22.5
6.2
9.0
21.0
0.0
Sweet clover 
13.7
14.9
5.4
16.1
0.0
Lipidium sp. 
5.4
19.8
8.4
3.1
0.0
Abutilon thcroprasti 
11.3
4.6
5.7
10.3
1.2
Polygonum sp. 
0.3
0.4
2.3
0.0
0.0

2.  Penyebaran oleh Hewan
Biji beberapa jenis gulma mudah melekat pada bagianluar tubuh hewan maupun manusia; dan terbawa dari suatu tempat ke tempat lain. Penyebaran melalui bagian luar hewan ini disebut ”epizoochory”. Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi setelah melalui bagian dalam atau pencernaannya (endozoochory) seperti telah dikemukakan tidak semua biji gulma dapat matisetelah melalui pencernaan hewan. Tabel 3.3. menyajikan data hasil penelitian yang menunjukkan biji-biji gulma dapat hidup setelah melalui pencernaan hewan.
3.  Penyebaran oleh Angin
Biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut dan sebagainya yang memudahkannya untuk terbang terbawa angin dari satu tempat ke tempat laun. Beberapa biji jenis gulma yang menyebar dengan cara ini antara lain tempuyung (Souchus arvensis) dan alang-alang (Imperata cylindrica). Biji-biji gulma yang berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae, Orobancheae,  Striga spp. dapat mudah terbawa angin dari satu tempat ke tempat lain.
4.  Penyebaran oleh Air
Organ reproduksi gulma berupa biji atau bagian vegetatifnya atau berupa tumbuhan utuh dapat terbawa hanyut bersama-sama dengan aliran air hujan, air irigasi, sungai dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus yang menyebabkannya mudah terapung sehingga mudah terbawa aliran. Biji gulma mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap perendaman. Sebagian diantaranya mempunyai ketahanan dalam air cukup lama.

C. Pertumbuhan Perkecambahan dan Dormansi
Pada saat biji atau organ vegetatif terpencar dan mencapai suatu lokasi atau habitat, maka perkecambahannya akan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perkecambahan merupakan awal pertumbuhan dari pertumbuhan biji atau organ vegetatif. Pada biji perkecambahan  umumnya ditandai oleh beberapa tahapan proses fisiologis yaitu, (1) imbibisi air, (2) peningkatan respirasi, (3) mobilisasi cadangan makanan dan (4)  penggunaan simpanan makanan. Akhirnya akan terbentuk sel-sel baru, jaringan-jaringan baru dan organ-organ baru yang maristematis. Untuk kebanyakan tanaman pangan tahap-tahapan proses ini akan segera terjadi setelah tanam. Hal ini berbeda dengan umumnya biji gulma yang perkecambahannya tidak terjadi pada saatbiji-biji terpencar dan mencapai permukaan tanah. Biji-biji gulma dan bagian vegetatif tanaman biasanya mempunyai periode istirahat yang disebut ”dormansi”. Dormansi adalah suatu istilah fisiologis tumbuhan yang dipergunakanuntuk biji atau organ vegetatif yang tidak mau berkecambah meskipun keadaan lingkungannya menguntungkan.
Dormansi merupakan strategi reproduksi gulma untuk  tetap bertahan hidup dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Dengan carademikian, perkecambahan dapat terjadi beberapa waktu kemudiandan atau terjadi di tempat lain yang berjauhan dengan induknya. Selain itu dormansi dapat menjadikan biji-biji gulma tahan bertahun-tahun dalam tanah dan hanya akan berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungannya menguntungkan. Biji-biji gulma yang berada dalam tanah tersebut mempunyai tingkat dormansi yang berbeda-beda, sehingga perkecambahan dari suatu populasi biji gulma tidak  terjadi secara serentak. Keadaan ini mengakibatkan biji-biji gulma dalam tanah akan tetap menjadi masalah selama biji-biji tersebut masih ada.
Dalam keadaan dorman, biji-biji gulma sulit dikendalikan. Metode-metode yang ada sekarang pada umumnya masih belum efektif,dengan sterilisasi tanah secara total. Pemahaman biologi biji gulma akan memberikan sumbangan yang sangat besar sebagai dasar untuk mengembangkan dan  memperbaiki metode-metode pengendalian yang telah ada. Berdasarkan karakter dan faktor-faktor yang menjadipenyebabnya, beberapa pakar biologi membedakan dormansi menjadi  3 (tiga) macam (1) bawaan (innate), (2) rangsangan dan (3) paksaan (enforced). Dormansi Bawaan. 
Dormansi bawaan merupakan dormansi disebabkan oleh beberapa faktor dan mekanisme yang bersifat genetis. Faktor dan mekanisme penyebabnya antara lain ialah :
1.  Embryo yang belum matang. Pada bebepara jenis gulma, biji yang terlihat telah sempurna dan terpisah dari induknya, embryonya masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Biji-biji tersebut akan berkecambah setelah pertumbuhan dan perkembangan embryonya sempurna. Contoh : Welingi (Scorpussp.) dan Cacaban (Polygonumsp.).
2.  kulit biji yang keras. Kulit biji yang keras merupakan penghalang perkecambahan, karena impermeable (tidak dapat ditembus) oleh gas, air atau tahan terhadap tekanan. Meskipun air dan gas telah dapat menembus, tetapi bila kulit biji keras (tahan tekanan) maka biji belum dapat berkecambah. Biji yang mempunyai sifat seperti ini  akan berkecambah bila kulit bijinya menipis karena kerusakan mekanisseperti kebakaran, hewan dan mikroorganisme atau penyebab fisik lain.  Contohnya : jenis-jenis bayam (Amranthusspp.) dan jenis-jenis sawi (Brasicaspp.).
3.  Hambatan kimiawi. Hambatan kimiawi dalam kulit bijiatau buah, dalam embryo atau endosperm dapat menyebabkan biji tidak dapat berkecambah. Biji-biji yang mempunyai sifat dorman seperti ini biasanya dapat berkecambah setelah hambatan tersebut hilang karenaperlakuan pencucian, suhu atau cahaya.
Dormansi Rangsangan (Induced Dormancy).  Istilah ini yang sering juga disebut dormansi sekunder, digunakaan untuk biji-biji yang biasanya berkecambah bila keadaan menguntungkan, kemudian menjadi dorman karena lingkungan yang tidak menguntungkan seperti kurang  air, kurang oksigen, kurang cahaya dan sebagainya. Biji-biji yang terbenam dalam tanah tidak dapat segera berkecambah setelah terbawa ke permukaan tanah karena telah mengalami induced dormancy.
Pada beberapa jenis gulma seringkali ditemukan adanya interaksi antara dormansi bawaan dan dormansi rangsangan. Sebagian besar biji gulma mempunyai dormansi bawaan dan dengan pembenaman ke dalam tanah dormansi sekunder menjadi terangsang. Hal ini akan mengakibatkan umur biji-biji gulma dalam tanah menjadi lebih panjang. Oleh karena lahan-lahan pertanian seringkali mengalami pengolahan tanah yang memungkinkan terbenamnya biji-biji gulma, maka peranan dormansi dan pemecahannya menjadi sangat penting dalam pengelolaan gulma.
Dormansi Paksaan (Enforced dormancy).  Dormansi paksaan merupakan istilah yang digunakan untuk biji-biji yang tidak berkecambah selama faktor lingkungan (kelembaban, cahaya, oksigen) kurang menguntungkan dan segera akan berkecambah bila lingkungannya menguntungkan.
Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi dormansi dan perkecambahan biji gulma adalah (1) suhu, (2) kelembaban, (3) oksigen dan (4) cahaya.
1.  Suhu
Suhu yang diperlukan biji gulma untuk dapat berkecambah beragam antar jenis gulma. Batas suhu terendah disebut suhu minimum dan batas suhu tertinggi disebut suhu maksimum. Gulma di daerah beriklim sedang digolongkan ke dalam gulma musim dingin dan gulma musim panas. Gulma musim dingin memerlukan suhu 5 – 15 °C untuk perkecambahannya, sedangkan untuk gulma musim panas berkisar antara 18 – 35 °C. Untuk jenis-jenis gulma tropis mungkin juga memerlukan batas suhu tertentu.
2. Kelembaban
Perkecambahan merupakan suatu periode dimana metabolisme dan pembesaran sel-sel terjadi dengan suatu kecepatan yang tinggi. Hal ini akan dapat berlangsung bila biji gulma dapat menyerap (imbibisi) air yang cukup.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kecepatan dan tingkat imbibisi air yang diperlukan untuk perkecambahan biji dalam tanah yaitu :
a.  Sifat-sifat dan struktur biji
b.  Sifat-sifat dan struktur tanah, dan
c.  Tingkat hubungan antara tanah dan biji.
3.  Oksigen
Selain suhu dan kelembaban yang optimum, proses perkecambahan tergantung dari kandungan oksigen dalam tanah. Persentasi oksigen di dalam tanah bervariasi tergantung pada porositas tanah, kedalaman, dan banyaknya organisme yang mempengaruhinya. Pada umumnya biji-biji gulma yang berukuran kecil berkecambah pada lapisan tanah setebal kurang dari satu sentimeter. Pada tanah pasir biji-biji gulma dapat  berkecambah pada lapisan yang lebih dalam dari pada tanah liat.
4.  Cahaya
Telah umum diketahui bahwa kebanyakan biji-biji gulma memerlukan cahaya untuk perkecambahannya. Selain itu pada umumnya mempunyai biji yang berukuran relatif sangat kecil, sehingga mempunyai persediaan makanan yang sangat sedikit. Kedua hal itu mengakibatkan biji-biji gulma harus dapat berkecambah pada permukaan tanah antara pada kedalaman beberapa milimeter saja sehingga kecambahnya dapat hidup dantumbuh. Oleh karena itu, pada tanah-tanah pertanian banyak jenis-jenis  gulma yang bijinya terbenam cukup dalam akibat pengolahan tanah dan hanya akan berkecambah jika biji-biji tersebut dikecambahkan ke permukaan  tanah akibat pengolahan tanah musim berikutnya.

Pertumbuhan dan Perkembangan
Seperti telah dikemukakan perkecambahan merupakan awal dari pertumbuhan. Setelah organ reproduktif (biiji atau  organ vegetatif) berkecambah, setiap individu tumbuhan yang masih muda ini harus dapat berdiri sendiri. Pada tahap awal kecambah ini masihmenggunakan makanan yang tersedia (simpanan makanan dalam biji atau organ vegetatif), selanjutnya tumbuhan kecil ini harus mampu memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekelilingnya untuk tumbuh dan berkembang.
1.  Pertumbuhan Akar
Pertumbuhan atau perpanjangan akar terjadi dalam embryo sebelum tunas pucuk (apical bud) mulai tumbuh. Akar primer tersebut tumbuh lurus ke bawah menembus tanah dengan cepat, dan merupakan organ pertama yang menancap ke tanah dan mengabsorbsi air dan hara. Akar primer yang tumbuh terus dan daripadanya tumbuh akar-akar lateral maka akar primer tersebut disebut akar tunggang (tap root). Bila akar primer tumbuh bersamaan dengan akar-akar lateralnyamaka system perakaran tersebut disebut dengan perakaran serabut (fibrous).
Akar terdiri dari beberapa bagian yaitu, tudung akar, titik tumbuh atau meristem akar, bagian tumbuh memanjang, daerah diferensiasi akar dan daerah pendewasaan akar. Pada bagian meristem akar  terbentuk rambut akar, dan jumlah rambut maksimum rambut akar terdapat pada daerah akar dewasa.
2.  Pertumbuhan Batang dan Jaringan-jaringan
Batang dan percabangannya serta daun dan bunganya membentuk suatu tajuk. Pada sebagian besar angiosperm, batangnya tumbuh lurus ke atas, dengan percabangan sedikit sampai banyak, dan membentuk tajuk yang beragam. Pada sebagian lainnya temasuk beberapa jenis gulma tidak tumbuh lurus ke atas, tetapi tumbuh ke samping merayap, menjalar atau memanjat.
Pada batang juga terdapat bagian meristematis, perpanjangan dan pendewasaan. Berbeda dengan yang ada pada akar, meristem pada batang tidak mempunyai perlindungan seperti tudung akar, tetapi hanya terlindung oleh tunas dan daun yang tumbuh padanya. Titik umbuh batang terdiri atas sel-sel parenkhym yang aktif membelah diri dan berdinding tipis.
Bagian meristem batang membentuk jaringan primer dan jaringan sekunder. Termasuk sebagai jaringan primer adalah epidermis, korteks, perisikel, endochermis, xylem primer dan phloem primer. Jaringan-jaringan sekunder berasal dari cambium (tumbuhan dikotil). Pertumbuhan jaringan-jaringan sekunder ini menghasilkan pertumbuhan lateral dan pembesaran diameter batang.
3.  Pertumbuhan Daun
Pola pertumbuhan daun berbeda antara jenis tumbuhan. Daun umumnya terdiri atas helai dan tangkai daun, tetapi pada sebagian tumbuhan tidak terdapat tangkai daun. Daun rumputan mempunyai pelepah daun yang melingkar pada batang, dan pada batas antara helai daun dengan pelepah daun terdapat ligula.
Bentuk dan susunan tulang juga berbeda antar jenis.Jenis-jenis gulma yang termasuk dalam monokotil mempunyai bentuk susunan tulang daun yang sejajar. Jenis-jenis gulma daun dikotil mempunyai tulang daun menyerupai jaringan dan ujungnya berhubungan. Daun terdiri dari jaringn-jaringan yang terdiri atas kutikula, epidermis, mesophyl, jaringan pembuluh dan stomata.
Perbedaan pola pertumbuhan dan karakter daun berbagai jenis gulma mengakibatkan terjadinya perbedaan respon terhadap  pengaruh faktor lingkungan termasuk penggunaan herbisida.
D. Daur Hidup Gulma
Di daerah tropis, berdasarkan lamanya pertumbuhan, perkembangan dan produksi (daur hidup) gulma digolongkan menjadi duayaitu gulma setahun (annual weed) dan gulma tahunan (perennial weed). Gulma setahun yaitu gulma yang daur hidupnya yang dimulai dari perkecambahan biji hingga tumbuh, membentuk biji baru dan mati berlangsung selama satu tahun atau kurang. Gulma tahunan ialah gulma yang hidupnya lebih dari satu tahun dan secara teoritis tidak terbatas. Di daerah beriklim sedang dimana terdapat empat musim, selain kedua golongan tersebut juga terdapatgulma dua tahunan (biennial weed).
Gulma setahun memperbanyak diri dengan biji/spora.  Demikian juga untuk gulma tahunan yang sederhana (simple perennial) yang tidak merayap, secara alami memperbanyak diri dengan biji. Meskipun demikian jenis-jenis gulma ini juga berkembang biak dengan steknya (potongan batang dan atau akar). Untuk gulma tahunan merayap (creeping perennial), selain melalui biji biji alat perkembangan biak utamanya adalah rhizome, stolon, umbi dan sebagainya.

0 komentar "III. Biologi Gulma ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar

Kita adalah penjelajah,,tinggalkanlah jejak anda dimanapun anda kunjungi.
semoga bermanfaat